Irene, Sebuah nama yang entah sejak kapan menjadi pemuas Presdir nya sendiri, Hidup hanya dengan ayah nya, Dan ibu nya adalah mantan Pelacur, Hingga akhir hayat nya terus di kucilkan dan di rendahkan.
Bahkan sampai pada kehidupan Irene sendiri, Dia sekolah dan kuliah dengan biaya nya sendiri, Sampai bisa menjadi sekertaris pribadi seorang pemilik perusahaan Terbesar di kota yang baru di datangi nya.
Namun nasib tidak adil pada nya, Dia terpaksa menjadi pemuas bagi dahaga birahi nya sang Presdir.
Dario Max Anderson.
Presdir sekaligus pemilik perusahaan besar, Yang sangat membenci yang nama nya wanita. Namun tetap menjerat wanita dengan berbagai pesona nya, Hingga dia memilih wanita bernama Irene untuk menjadi pemuas hasrat nya, Dan setiap kali dia menginginkan nya, Irene harus datang dan siap melayani diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tatap Muka
Tanpa terasa, Sudah sebulan lama nya Irene bekerja di perusahaan Anderson Group.
Sudah sebulan ini juga dia menjadi sekertaris bos nya, Tapi ada ayang aneh disini, Selama sebulan ini juga dia belum pernah sekali pun bertatap muka dengan bos nya itu ..
Hanya Tau dari Foto nya saja, Tapi berhadapan langsung tidak pernah, Karena Selama ini Bos nya datang pagi, Memberikan nya pekerjaan hanya lewat telepon kantor saja, Dan saat dia mengambil pekerjaan nya, Bos tidak di tempat.
Seperti nya ada saja penghalangan untuk mereka bertemu, Tapi untuk apa juga mereka bertemu ?
Kini, Irene tengah membereskan meja kerja Bos nya, Dia juga sekalian mengambil berkas yang akan di kerjakan nya hari ini, .
Hingga tanpa di sadari nya, Sejak tadi ada yang menatap nya, Lebih tepat nya melihat apa yang tegah di kerjakan wanita itu.
Max, Dia menatap Irene dengan pandangan yang sulit di artikan.
Kenapa jika di lihat dari belakang tubuh Irene sangat indah ?
Seksi berisi di tempat yang pas.
Apalagi bokong seksi nya, Melihat Irene dari belakang saja membuat pusaka nya langsung bereaksi seketika.
Max berjalan ke arah meja kerja nya yang tengah di bereskan Irene.
" Apa yang sedang kau lakukan ?"
Deg !
Irene yang kaget langsung menegakan tubuh nya, Kini seluruh tubuh nya merinding, Dia tidak menyadari jika sejak tadi ada yang memperhatikan nya.
" Maaf Tuan, Saya hanya membereskan meja kerja Anda. " Irene sudah gugup setengah mati.
Apalagi kini dia berhadapan langsung dengan bos nya.
Bukan hanya berhadapan langsung, Tapi dia juga bertatap muka sedekat ini dengan bos nya ?
Ya Tuhan...Tolong Irene, Dia ingin keluar dari ruangan ini secepat nya.
Max ? Apa yang di lihat nya ? yang di lihat nya adalah wajah cantik milik Irene, Mata sipit, Hidung mancung yang mungil, Bibir seksi nya,.
" Permisi Tuan, Saya sudah selesai membereskan nya. " Irene hendak pergi dari ruangan Max, Tapi tubuh mungil nya di hadang oleh tubuh besar Max.
Dia tidak akan membiarkan Irene keluar begitu saja dari ruangan nya.
" Tuan--" Irene memundurkan langkah nya saat tangan besar Max mendekat ke arah wajah nya.
Melihat Irene seperti menolak nya membuat Max marah.
Dia tidak habis bagaimana bisa Irene menolak nya ?
" Pergi !" Max langsung mengusir Irene dari ruangan nya.
Harga diri nya merasa di rendahkan disini, Dia tidak habis pikir bagaimana bisa seorang Max Anderson di tolak ?
Wanita rendahan seperti ini ??
" Permisi Tuan..." Secepat kilat Irene berjalan keluar dari ruangan bos besar nya itu.
Sementara Max yang di tolak oleh Irene merasa sangat kesal, Dia bersumpah kapan Irene tidak datang memohon dsn merangkak ke atas ranjang nya dan berada di bawah Kungkungan tubuh besar nya.
Max bersumpah untuk itu, Dan Max akan pastikan, Cepat atau lambat Irene akan datang pada nya nanti.
Max yakin itu !
" Kau akan datang pada ku Irene ! Kau akan berada di bawah ku ! Akan ku pastikan itu Irene !" Sorot mata nya menajam.
Kedua tangan nya terkepal erat, Dia benar benar akan membuat Irene datang pada nya, Dan setelah itu dia akan menunjukan lada Irene, Dimana tempat dan posisi nya berada.
Karena wanita mana pun bisa di miliki nya.
Karena terlampau kesal karena penolakan dari Irene yang di dapat kan nya, Max langsung bekerja dan melemparkan jas nya di sofa begitu saja.
Lengan kemeja nya di gulung hingga ke siku, Dia mulai bekerja karena memang hari ini dia cukup sibuk.
Dan sial nya, Hari ini dia juga harus banyak berinteraksi dengan sekertaris nya itu pula.
Waktu terus berjalan, Dan hari ini, Lebih tepat nya siang ini, Irene harus ikut meeting dengan Max di luar.
Irene masih bingung, Apakah dia harus masuk atau tidak, Tapi pekerjaan nya memang harus menuntut nya untuk selalu berinteraksi dengan Max bukan ?
Maka dengan itu Irene harus mulai terbiasa ! Jadi dia harus bisa mengendalikan diri nya mulai saat ini.
" Permisi Tuan, Kita harus berangkat sekarang, Supir sudah menunggu di bawah. " Irene tidak berani menatap wajah Max.
Melihat Irene yang seperti takut dengan nya membuat Max semakin kesal.
" Ambil kan jas itu dan pakaikan pada ku !" Apalagi ini Irene ?
Kau harus memakaikan jas pada Max ? Apa kau sanggup ??
Sanggup ! Irene pasti sanggup, Dia harus bisa dan harus kuat.
Irene langsung berjalan ke sofa yang terdapat jas nya Max disana.
" Maaf Tuan..." Sebisa mungkin Irene bersikap profesional untuk saat ini, Dia memakaikan jas Max dengan baik dan benar, Dia juga memakaikan dasi Max, Namun dia tidak sampai.
" Tuan..." Betapa kaget nya Irene saat Max memegang bokong nya, Ini sudah termasuk pelecehan, Harus kan dia kembali menerima hal seperti ini ??
Rasa nya Irene udah ingin menangis saat ini, Tapi bagaimana ? Dia harus bekerja demi ayah nya, Apalagi obat obatan disini harga nya dua kali lipat lebih mahal di negara nya, Dan hanya disini lah dia bisa mendapatkan gaji sebesar itu, Karena dia sudah mendapatkan gaji pertama nya.
Maka dia harus terus bertahan disini, Tapi apa dia sanggup jika harus bekerja bersama Pria mesum seperti Max ini ??
" Maaf Tuan, Tapi---"
" Berapa harga mu ?? aku akan membayar mu berapa pun yang kau minta, Asalkan kau bisa memuaskan hasrat ku !" Demi Tuhan, Sakit sekali hati Irene saat ini, Diri nya kembali mendapatkan siksaan batin seperti lagi.
" Maaf Tuan, Saya sudah selesai, Mari..." Dnegan sekuat hati nya Irene bersikap Biasa saja, walau hati nya saat Inis akut sekali mendapatkan pelecehan verbal dan nonverbal secara bersamaan dari Max yang notabene nya adalah bos tempat nya bekerja.
" Suatu saat aku akan pastikan bahwa kau akan datang pada ku ! Aku pastikan itu Irene ! Kau ingat itu !" Max pun berjalan mendahului nya.
Disa sudah terlampau kesal dengan wanita ini, Karena untuk kedua kali nya dia di tolak oleh wanita, Dan itu adalah Irene, sekertaris nya sendiri, Yang selama sebulan ini baru bekerja dengan nya.
" Dan aku berharap Tuhan tidak mengabulkan doa anda Tuan..." Ucap Irene dengan lirih.
Karena dia tidak bisa membayangkan, Bagaimana nanti nya jika memang dia harus datang pada Max dan memuaskan hasrat pria ini ?
Semoga saja itu semua tidak akan terjadi di kemudian hari nanti nya.
Kini, Kedua nya sudah berada di dalam mobil yang sama, Dimana Irene duduk berdampingan dengan Max di bangku belakang,.
Sejujur nya Irene merasa tidak nyaman dengan kedekatan mereka seperti ini.
Namun lagi lagi, Profesional lah yang menjadi alasan Irene untuk bersikap biasa saja saat ini.
Sementara Max, Melihat Kaki mulus Irene, Membuat nya semakin tertarik dengan wanita seperti ini, Karena selama ini dia selalu di puaskan oleh wanita bule seperti nya, Tidka Asia seperti Irene.
Dan bagaimana rasa nya jika bercinta dengan wanita Asia seperti nya ?
Apakah sangat memuaskan ??
...🔥🔥🔥...
