Lihana adalah seorang gadis yang berusia 23 tahun yang memiliki impian ingin ke negeri ginseng untuk bertemu sang idola, Hana memiliki porsi tubuh sangat imut, sehingga kadang orang mengira jika dia adalah seorang anak remaja, begitu pun dengan Dylan pria kaya raya yang merupakan seorang CEO, yang awalnya sangat senang menggangu hana dengan alasan menagih utang yang tak sengaja di lakukan oleh hana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Hana mengambil sepotong steak dan beberapa macam seafood dengan santai tanpa ada rasa malu, melihat makanan di piring hana membuat dylan terkejut karena porsi makan hana yang tidak sedikit
" Maaf aku memang tak bisa makan sedikit, apalagi makanan yang kamu sajikan tidak akan membuatku kenyang" ucapnya begitu tersadar dylan sedikit terheran melihatnya makan
" Maksud kamu makanan ini tak membuatmu kenyang?"
" Iya, tanpa nasi tak membuatku merasa kenyang"
" Lalu makanan apa yang biasanya kamu makan?"
" Aku makan apa saja, jika tanggal tua biasanya aku makan mie instan, hehehe"
" Jangan keseringan makan mie instan, gak baik untuk kesehatan kamu "
" Orang tak punya sepertiku tak terlalu memikirkannya, selagi ada makanan yang bisa membuatku kenyang udah bersyukur banget"
" Tapi aku kurang yakin dengan porsi makan mu, setidaknya badanmu tinggi dan sedikit berisi karena makan mu banyak"
" Hahahaa.. aku pun juga tak tau, tapi aku rasa badanku sudah cukup berisi "
" Dan dimana-mana wanita akan menjaga image mereka ketika di ajak makan oleh seorang pria, tapi beda denganmu"
" Jaga image? Apa itu jaga image? Apakah suatu kebutuhan? Apakah itu penting? " Ucap hana santai
" Dasar kamu memang masih bocil ternyata"
Hana menatap pada dylan, membuat dylan sedikit salah tingkah
" Apa? Kenapa kamu melihatku seperti itu?" Tanya dylan
" Hehehe.. kamu ganteng banget loh kalo lagi baik kayak gini, hehehe.. terima kasih makanannya tuan dylan" ucap hana tersenyum memamerkan gigi kelinci dan lesung pipinya
" Astagaaa.. aku pikir kamu akan memberiku senyuman joker itu lagi" ucapnya
" Kamu mau?"
" Tidak, wajahmu makin menyeramkan jika tersenyum seperti itu "
" Ck, Baiklah kalo begitu aku permisi ya, sekali lagi terima kasih makanan mahalnya tuan dylan" ucap hana melangkah
" Mau kemana kamu?"
" Aku mau kembali ke toko tuan"
" Tidak, kamu tidak boleh kembali, aku sudah meminta pada Tante Risna untuk hari ini kamu akan menemaniku di sini"
" Apa? Jangan bercanda kamu tuan dylan"
" Aku tidak bercanda, jadi silahkan kamu beristirahat di sana" ucap dylan menunjuk sebuah sofa
" Tapi aku"-
" Stop, jangan bersikeras lagi"
" Lalu apa yang harus aku lakukan di sini tuan muda?"
" Kamu bisa menonton, olahraga, atau lakukan apa saja yang kamu inginkan"
" Astaga.. aku harus bagaimana" gumam hana
" Ini ponsel buatmu" ucap dylan memberi ponsel baru yang di kenal dengan harga tak murah pada hana
" Buatku? Untuk apa?" Tanya hana terkejut
" Terserah, kamu bisa pakai untuk memukul paku yang berada di dinding rumah mu " ucap dylan kesal
" Tapi aku tak bisa menerimanya "
"Ya sudah kalo begitu, nanti aku akan datang setiap hari ke toko untuk melihat keadaanmu, bahkan aku juga akan mencari tau alamat rumahmu agar bisa ke sana tiap hari" ucap dylan membuat hana makin yakin jika bukan dylan yang mengirimkan bingkisan itu
" Tapi aku takut kamu memintaku untuk membayar ponsel ini nantinya"
" Hahahahaha...ponsel itu tak semahal seribu dollar ku hana, kamu tenang saja aku tak akan memintamu untuk menggantinya, karena aku sendiri yang memberikan nya padamu"
" Baiklah, terima kasih tuan muda dylan"
" Di dalam ponselmu aku telah menyimpan nomor kontak ku dan Alex, jadi jika kamu butuh sesuatu hubungi saja nomor kami"
" Boleh aku gunakan sekarang?"
" Silahkan saja, itu adalah ponselmu" jawab dylan tersenyum
Tak terasa hana sudah seharian di ruangan dylan membuatnya merasa bosan dan tertidur di sofa, melihat itu dylan segera menghampiri hana dan memperhatikan wajah hana dengan posisi berjongkok di hadapan hana sembari tersenyum
" Manisnya kamu hana" gumam dylan
" Woi... Anak orang itu, jangan macam-macam kamu dylan " ucap Alex yang baru saja masuk dan berdiri di dekat pintu, dia sedikit takut jika dylan melakukan hal bodoh pada hana
" Huuusstt...!!! " Ucap dylan meletakkan jari telunjuknya di bibir dan melirik ke arah Alex
Tiba-tiba hana terbangun dan membuka matanya, spontan mata mereka pun berpapasan cukup lama hingga mereka akhirnya tersadar
" Apa yang tuan muda lakukan? Mas Alex selamatkan aku" ucap hana berlari sengaja mendekati Alex yang berdiri tak jauh dari pintu agar dia bisa segera keluar sementara Alex hanya terheran melihat tingkah hana yang langsung memegangi tangannya
" Dasar bocil, aku ingin membangunkan mu, apa kamu tak ingin pulang? " Jawab dylan berbohong dengan jantung yang berdebar
" Pulang? Apa aku boleh pulang sekarang?"
" Iya, lagian sekarang sudah jam 3, jam kerjamu sudah habis"
" Akhirnya aku bisa pulang, terima kasih tuan dylan, mas Alex saya permisi"
" Hei bocil kamu mau melupakan ponselmu lagi? Dan ingat jangan pernah memanggilku dengan sebutan tuan"
" Astagaa.. maaf aku sangat terburu-buru jadi melupakan ponselku lagi, terima kasih tuan" ucapnya berlari
" Hey... Kamu tidak dengar ucapan ku?" Teriak dylan namun hana sudah jauh di luar
" Lex, antarkan dia pulang "
" Baiklah" jawab Alex mengejar hana
" Hana biar aku yang antarin kamu"
" Gak usah mas, taksi ku sudah menunggu di bawah"
" Ya sudah hati-hati "
" Shiip " jawab hana berlari dan masuk ke dalam lift sementara Alex tersenyum melihat tingkah hana yang seperti anak kecil berlarian
