NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Malam

Ahmad Al Fatih Pranadipa adalah siswa SMA yang dikenal sebagai pembuat onar. Kenakalannya tak hanya meresahkan sekolah, tetapi juga keluarganya. Hingga akhirnya, kesabaran orang tuanya habis—Fatih dikirim ke pesantren untuk dididik langsung oleh seorang kyai dengan harapan ia berubah.

Namun, Fatih tetap menjadi dirinya yang dulu—bandel, pemberontak, dan tak peduli aturan. Di balik tembok pesantren, ia kembali membuat keonaran, menolak setiap aturan yang mengikatnya. Tapi hidup selalu punya cara untuk mengubah seseorang. Perlahan, tanpa ia sadari, langkahnya mulai berbeda. Ada ketenangan yang menyusup dalam hatinya, ada cahaya yang mulai membimbing jalannya.

Dan di saat ia mulai menemukan jati dirinya yang baru, hadir seorang wanita yang membuatnya merasakan sesuatu yang tak pernah ia duga—getaran yang mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

"Mandi!"

"Apa aku harus menunggumu hingga selesai mandi? Sholatlah sendiri!" Fatih enggak membuang waktunya hanya untuk menunggu sang istri selesai mandi. Dia bergegas mengambil sajadah di atas meja dan mulai menggelarnya di atas lantai. Balqis yang melihat itu tercengang tak bersuara. Bukankah pahala sholat berjamaah lebih banyak dari pada sholat sendiri, lantas mengapa pria itu lebih memilih untuk sendiri.

Balqis masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya dengan rapat.

"Heh.. impianku adalah menikah dengan pria yang mempunyai ilmu agama di atasku. Agar dia bisa mengajariku. Lantas dia? Siswa pindahan karena jiwa pemberontaknya. Aku bahkan tidak tahu apakah dia benar-benar sudah bertaubat atau tidak." keluh Balqis sambil mengguyur tubuhnya dengan air hangat.

Tak lama berselang, Balqis sudah keluar dari kamar mandi. Tampak Fatih masih duduk di atas sajadahnya. Pria itu kemudian menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka.

"Kamu sudah mandi?"

"Kenapa kamu ingin mandi dan menyiram kembali rambutmu?"

"Astagfirullah.... Berhenti suudzon pada suamimu! Jika Aku harus memerintahkan seorang manusia untuk tunduk pada manusia lain, maka Aku harus memerintahkan seorang istri untuk tunduk pada suaminya (sebagai tanda) karena keunggulan hak-hak suami (karunia) atas istrinya. Apa kamu tidak tahu tentang anjuran Rasulullah shalallahu alaihi wasallam?"

"Maaf." kata Balqis dengan tertunduk. Dia sadar sikapnya berlebihan.

"Lekaslah, kita akan sholat!"

"Bukankah kamu sudah sholat?"

"Bukankah kamu meminta untuk di tunggu? Cepatlah dan berhenti untuk selalu bertanya!"

Balqis yang sudah berbalut mukenah putih tulang dengan kain yang halus sudah berdiri di belakang Fatih.

"Allahu Akbar." takbiratul ihram menandakan sholat telah di mulai.

"Bismillahirrohmanirrohim...." basmalah yang mendayu membuat Balqis semakin khusyuk melaksanakan kewajibannya. Apalagi saat Fatih membaca surah yang di lafalkan tadi oleh Balqis, semakin membuat wanita itu khusyuk. Dia wanita yang sangat beruntung, saat wanita lain ingin menjadikan Fatih sebagai miliknya, bahkan sampai menarik perhatian Fatih dengan segala cara. Tapi dengan mudahnya Balqis tidak perlu melakukan cara lainnya. Takdir mempertemukan mereka dan menyatukan keduanya menjadi pasangan suami istri.

Suasana canggung sangat terasa menyelimuti kamar Balqis ketika Fatih telah mengucapkan salam dalam sholatnya. Pasalnya, ketika doa telah di panjatkan. Sang istri akan mengambil punggung tangan suaminya dan menciumnya.

Balqis yang di belakang Fatih mulai merasa kikuk kembali memikirkan apa yang harus dia lakukan. Saat ini Fatih sudah memanjatkan doa. Balqis yang tidak fokus melirik Fatih yang sudah mengusap kedua telapak tangannya pada wajahnya. Pria itu kemudian berbalik, mata mereka bertabrakan dan pada akhirnya saling memandang dengan penuh kecanggungan.

"Kenapa? Ada apa?" Balqis kembali gugup hingga menanyakan sesuatu yang tidak jelas.

"Apanya kenapa? Ada apa untuk apa? Kamu bertanya dengan sesuatu yang tidak jelas." mereka kembali melanjutkan kegaduhan sebelum beberapa menit penuh dengan kedamaian.

Balqis menaikkan kedua pundaknya, "aku hanya mengira kamu sedang menungguku untuk menjabat tanganmu." ucap wanita yang masih berbalut mukenah.

"Jangan lakukan jika kamu ingin malaikat malaknatmu sebagai istri durhaka." balas Fatih dengan santai membuat katup bibir istrinya terbuka.

"Nesya dan Andine ternyata sangat salah menilai pria seperti kamu."

Fatih mulai penasaran, dia memperbaiki duduknya untuk menyimak. "Apa yang dia katakan?"

Balqis tidak langsung menjawab pertanyaan Fatih. Dia melirik tajam sang suami karena tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi sangat senang.

"Apa kamu tidak menyesal menikah denganku? Sementara hatimu condong pada wanita lain?"

"Kenapa aku harus menyesal, kamu tidak terlalu buruk. Hanya cara bicaramu saja yang agak pedas. Lanjutkan ceritamu!"

"Aku tidak mau."

"Kenapa?"

"Karena aku tidak ingin." jawab Balqis dengan mata membulat.

Mereka kembali terdiam, tapi sama sekali tidak meninggalkan tempat duduknya. Terlihat perlahan mereka mulai nyaman berada berdampingan, walaupun percekcokan masih terdengar. Itu semua karena mereka masih mempertahankan watak keras mereka, belum ada yang berinisiatif untuk mengalah. Keegoisannya masih berada pada puncak. Ilmu agama yang mereka pelajari tentang saling menghormati bahkan terlupakan.

"Apa kamu menyukai Ustadz Aditya?" selidik Fatih tiba-tiba menanyakan hal yang tidak terduga oleh Balqis. Matanya bahkan terlihat lebih sinis dari sebelumnya.

"Kenapa menanyakan hal seperti itu?"

"Kamu hanya perlu menjawab, iya atau tidak!" tegas Fatih.

"Siapa yang tidak menyukai Ustadz dengan sifatnya yang baik. Dia bahkan terlihat sangat berwibawa walau usianya masih muda. Hafidz Qur'an, cerdas, ilmu agama yang dalam, mengayomi, benar-benar suami idaman." jawab Balqis dengan tersenyum. Fatih mentautkan alisnya, melihat sunggingan senyum yang baru di lihat ketika wanita itu bercerita tentang pria lain.

"Aku tidak minta penjelasan, aku minta jawaban singkat dari kamu. Apa kamu menyukai Ustadz Aditya?" kembali Fatih mengulang pertanyaannya, bahkan dia mengeratkan genggamannya karena mulai memberanggut saking kesalnya.

"Tidak!"

Fatih tersenyum dalam hatinya, angin sejuk membuat seluruh tubuhnya bagaikan sedang duduk di bawah pohon rindang. Dia senang mendengar jawaban Balqis, setidaknya dia tidak memiliki saingan.

"Aku tahu kamu tidak menyukaiku..."

"Aku juga tahu, kamu tidak menyukaiku." Balqis memotong ucapan Fatih. "Jangan memandangku seperti itu. Karena aku tahu, kamu menyukai Nesya." ucap Balqis kembali ketika melihat tatapan nyalang dari sang suami.

"Aku menyukainya tapi tidak berarti aku mencintainya."

Balqis berdecih di depan wajah Fatih, "cih... Kamu menyukainya dan akan menjadi cinta. Siapa yang tahu, jika kamu kembali dari Cairo, kamu akan melamar dia."

"Astagfirullah.... Kamu benar-benar tidak bisa di selamatkan Balqis. Watakmu benar-benar buruk!" ucap Fatih yang kesal dengan pikiran dangkal sang istri. "Apa kamu tidak tahu ucapan adalah sebuah doa?" terkadang yang terbiasa berpikir dewasa saja akan menjadi kekanak-kanakan jika berhadapan dengan kecemburuan. Apakah Balqis benar-benar sudah cemburu?

"Aku tahu, aku hanya tidak ingin menjadi istri ke dua. Melihat kalian dalam kebahagiaan akan mengusikku."

Fatih bangkit dari duduknya, semakin lama dia duduk, semakin lama istrinya akan berpikiran negatif.

"Mau kemana?"

"Mau menemui Nesya!" jawab Fatih, tentu saja itu hanya sebuah karangan belaka. Tapi tampaknya hal itu di anggap serius oleh Balqis. Wanita itu menatap Fatih dengan tatapan membunuh.

"Kamu percaya?"

"Seingatku, aku belum pernah di bohongi oleh siapapun. Bagaimana mungkin aku tidak percaya." ucap Balqis dengan pelan, tatapannya sudah tak tajam lagi tapi telah di gantikan oleh tatapan sendu. Wanita itu kemudian menunduk dalam diam. Fatih benar-benar merasa frustasi dengan keadaan saat ini. Dia tak tahu harus bagaimana lagi untuk menjelaskan. Dia kemudian duduk lagi di depan Balqis.

"Aku akan menikahi pilihan orang yang sangat aku cintai, dan ibuku telah memilihmu. Tidak mungkin aku ingkar pada ibu yang telah meninggalkanku untuk selamanya. Bagaimana lagi caraku untuk berbakti, jika permintaan terakhirnya saja aku tidak penuhi."

Tok... Tok... Tok...

"Dek... Dedek sarapan dek. Ajak Fatih juga yah." terdengar teriakan Yasmine di seberang pintu. Rupanya matahari telah lama menyingsing dan meninggalkan peraduannya. Karena perdebatan yang tiada akhirnya, mereka sampai melupakan waktu.

Fatih dan Balqis sontak menoleh pada pintu putih tersebut.

"Iya kak.. tunggu 10 menit lagi." balas Balqis.

"Ayo cepat... Jika tidak bergegas Mama akan membuka paksa pintu itu."

"Tidak mungkin mama kamu akan membuka pintu itu. Katamu, orang tuamu cerdas dan sangat menghargai privasi orang lain."

"Ooohhh tolonglah... Hentikan perdebatan ini." Balqis jengah dan ingin muntah karena sangat kenyang dengan perdebatan yang tiada akhirnya.

Mereka pun turun dan bergabung di ruang makan. Tampak Ilham dan istrinya beserta Yasmine sudah terlebih dahulu ada di meja makan.

"Selamat pagi.." sambut Ilham ketika melihat kedatangan putri kesayangannya. Tapi sayangnya, Balqis tak berniat untuk membalas sapaan ayahnya.

"Ayahmu mengajakmu berbicara." bisik Fatih saat mereka sudah duduk di kursi meja makan. Balqis memandangnya dengan emosi. Tapi dia tidak bisa membantah.

"Selamat pagi, Pah." balas Balqis kemudian membuat senyuman Ilham merekah sempurna.

"Ayo makan dulu, ambilkan makan untuk Fatih yah sayang." kata Ibu Balqis pada putrinya.

"Dia bisa mengambil sendiri, Mah. Dia punya dua tangan yang sehat. Dia dalam kondisi yang fit, dia bisa membedakan mana yang enak menurutnya. Dia tidak membutuhkan bantuan Balqis sama sekali."

Ilham tercengang melihat perubahan sikap putrinya. Putri yang penurut hilang entah kemana, putri yang sabar tapi sekarang sudah tidak tampak. Kemana putrinya dengan sikap elegantnya selama ini. Mengapa tiba-tiba menjadi wanita bar-bar?

"Jangan seperti itu, tugas istri adalah melayani suaminya."

"Saya bisa ambil sendiri kok, Tante." jawab Fatih.

"Kok manggilnya Tante? Panggil Mama dong. Kamu sudah menjadi putra Mama, dan mama sudah menjadi ibu kamu. Jangan malu-malu, makan yang banyak." ucap wanita itu dengan senyumnya smyang sangat ramah.

"Terima kasih, Mah."

Ketika Fatih mengulurkan tangannya pada sebuah piring besar yang berisi daging ayam cincang. Gegas Balqis menghentikan dan menarik tangan Fatih. Semua itu tak luput dari pandangan tiga orang yang ikut duduk di ruang makan.

"Ada apa?" bisik Fatih tidak senang.

"Itu campuran daging ayam. katanya kamu tidak suka daging ayam?"

"Kamu mengagetkanku. Aku kira kamu melarangku makan." gerutu Fatih dengan bisikannya. Membuat Balqis tertawa dengan mode diam. Ilham, istrinya dan Yasmine melihat interaksi manis mereka. Mereka lega melihatnya.

"Ehem... " Yasmine berdehem ketika melihat rambut Fatih masih sedikit basah. Bukan karena gel tapi basah karena air. Fatih memang sengaja membasahi rambutnya sebelum keluar kamar tanpa sepengetahuan Balqis.

"Apa kalian sudah melakukan malam pertama? Rasanya seperti apa?"

Fatih dan Balqis terperangah mendapat pertanyaan tiba-tiba. Memang bukan dari kudua orang tua Balqis. Tapi pertanyaan itu datang dari wanita yang masih makan dan terlihat santai sediakan tidak ada beban. Sedangkan yang di sodorkan pertanyaan malah melongok dan tak tahu harus berkata apa.

"Kenapa? Semalam kan malam pertama kalian? Aku melihat rambut Fatih masih basah. Aku juga melihat Balqis duduk di luar tadi malam. Apa kalian baru selesai saat itu?" kepala Balqis terasa di pukul oleh palu. Sangat pening, apakah mulut orang yang tinggal di luar negeri sangat mudah membicarakan tentang malam pertama? batin Balqis.

1
Ayu
hahaaa astaghfirullah Fatiih , berani bener ngasih bukti
Ayu
ayoh siapa itu , Nesya sama andien kah ..
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
ErNawati
lanjutttt
Putra Tambe
lanjut thor makin semangat aku baca nya🤩
Putra Tambe
cerita nya baguus aku suka
Putra Tambe
masya Allah, aku ikutan nangis saking bapernya😭😭😭
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Putra Tambe
terharu bangat semoga aja bisa berubah itu anak.......
Putra Tambe
Assalamu'alaikum thor aku coba hadir yach...
Ayu
Bagus Thor saya tunggu up berikutnya, semangat selalu
Ayu
hehehe ada ada aja ceritanya , lanjut kakak
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya
Aldebarand 98
Lumayan
Ayu
Masya Allah, nangis aku bacanya disini . kenapa taubatnya Fatih harus dibayar dengan mahal /Sob/
Ayu
sampai di bab 15 saya tidak bosan meneruskan baca novel ini , Semangat berkarya pokoknya /Rose/
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Evanscape
Cerita yang sangat bagus, jangan sampai dilewatkan. menarik banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!