DIKEJAR CINTA OM DUDA

Casandra berdiri terdiam didepan rumah bernuansa putih itu, untuk apa dirinya dibawa kemari.

"Ayo."

Matanya mengerjap saat suara bariton mengintrupsi dirinya, Arsen sudah berjalan lebih dulu sambil menenteng tas miliknya.

Belum mau beranjak, Casandra memilih diam mematung sebagai bentuk protes nya terhadap Arsen.

"Ck." Arsen berdecak, pria itu berbalik dan tanpa di bicara langsung menarik tangan Casandra agar mengikutinya.

"Lepas..!" Casandra jelas berontak. "Gue mau pulang ke rumah." Katanya sambil berusaha melepaskan tangan Arsen.

"Ya, ini pulang kerumah." Jawab Arsen santai.

"Rumah gue bo*doh." Seperti biasa Casandra tidak akan bersikap sopan jika sudah kesal.

Arsen tidak menanggapi ucapan Casandra yang terdengar tidak sopan, pria itu tetap menarik Casandra masuk kedalam rumahnya.

"Mah..!" Panggil Arsen ketika sudah masuk di ruang keluarga.

"Ada apa Ars?" Seorang wanita dengan menggunakan kaca mata muncul dari arah tangga, Casandra menatap wanita yang usianya sekitar 50 tahun itu terlihat keibuan dengan wajahnya yang teduh.

"Tidak apa-apa, hanya memanggil saja." Ucap Arsen.

Wanita yang di panggil Mama itu memindai wajah gadis yang berdiri di samping putranya.

Denia menatap Casandra dengan intens. "Kamu mirip sekali dengan teman Tante." Ucap Denia yang sudah berdiri didepan Casandra.

Cassandra sendiri hanya diam tanpa merespon, dirinya sedang berada di tempat yang asing baginya.

"Nama kamu siapa cantik?" Tanya Denia sambil tersenyum.

Casandra menatap Arsen sekilas. "Casandra Tante." jawabnya datar.

Denia melebarkan senyumnya. "Nama yang cantik, seperti orangnya."

Arsen hanya memutar kedua matanya malas. Pria itu meninggalkan kedua wanita berbeda generasi itu untuk ke kamarnya, menjelang sore Arsen ada pertemuan dengan klien.

"Ayo Tante antar ke kamar mu." Ucap Denia Mama Arsen. "Mbak Anis! tolong bawakan tas Casandra." Denia memanggil asisten yang bekerja di sana.

"T-tapi Tante aku-"

"Tidak apa-apa, kamu boleh tinggal di sini untuk sementara." Denia memotong perkataan Casandra.

Tanpa bisa menolak lagi, Casandra mengikuti langkah kaki Mamanya Arsen.

Di dalam kamar, Cassandra berdiri di balkon kamar. Rasanya dirinya sangat asing ditempat orang, apalagi orang itu tidak pernah dekat ataupun dirinya kenal sama sekali. Tapi melihat sikap Mamanya Arsen membuat Casandra tidak tega, wanita itu terlihat baik dan tulus.

Casandra menghela napas dalam, dirinya memang masih memiliki kedua orang tua, tapi menjadi korban keluarga broken home siapa yang mau. Meksipun kebutuhan materi dan fasilitas terpenuhi bahkan sangat cukup. Tapi bagi Casandra semua itu tidaklah berarti. Karena dirinya tetap saja merasa kesepian.

Sedangkan di luar Arsen baru saja keluar dari kamar dengan penampilan berbeda saat datang tadi, pria itu sudah menggunakan jas lengkap untuk pergi ke kantor.

"Ars, kamu tidak memaksa nya kan?" tanya Denia pada putranya sebelum pergi.

"Em, sedikit." Jawab Arsen sambil terkekeh.

Denia membulatkan kedua matanya. "Mama tidak habis pikir, kenapa Sonya dan Hans tega dengan putrinya sendiri." Ucap Denia sendu.

Arsen hanya menghela napas. "Semua sudah terjadi Mah, dan Sandra yang menjadi korbannya." Tukas Arsen.

Denia mengangguk. "Terima kasih sudah memberi tahu Mama, biarkan saja dia disini untuk beberapa saat." Kata Denia lagi.

"Terserah Mama, sekarang Ars harus ke kantor ada pertemuan penting." Arsen mencium kening Mamanya dan berlalu pergi.

Sedangkan di diatas balkon, Casandra bisa melihat Arsen yang keluar dan hendak masuk kedalam mobil.

Dan sebelum masuk mobil, Arsen sempat melihat ke atas dan tersenyum, membuat Casandra jengah dan sebal. Casandra ingat bagaimana pria pemaksa itu.

"Menyebalkan, sadar guru pemaksa." Kesalnya dan berlalu pergi masuk kedalam.

...MARHABAN YA RAMADHAN 🙏...

...UNTUK PEMBACA ONLINE MAK OTOR YANG MENJUALKAN 😘😘😘...