Terlahir dari keluarga berada dan putri bungsu satu satunya, tidak menjamin hidup Sabira Rajendra bahagia.
Justru gadis cantik yang berusia 18 th itu sangat di benci oleh keluarganya.
Karena sebelum kelahiran Sabira, keluarga Rajendra mempunyai anak angkat perempuan, yang sangat pintar mengambil hati keluarga Rajendra.
Sabira di usir oleh keluarganya karena kesalahan yang tidak pernah dia perbuat.
Penasaran dengan kisah Sabira, yukkkk..... ikuti cerita nya..... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Wahhh.... Ada ala nih, ketos kita boncengan sama cewek populer di Tarakan.
" Oooh.... so sweet... Nya."
" Wahhh.... Hari patah hati se dunia ini mah."
"Terpotek potek hati kita."
"Dasar cewek gatal, kemaren mesra mesraan sama cowok lain, sekarang nempel sama ketos."
"Percuma cantik kalau murahan."
Melihat kedatangan Sabira bersama Bagas, membuat heboh sekolah Tarakan itu, ada yang senang, ada yang iri.
"Aku sudah bilang, turunkan aku di pertigaan sana, kenapa kamu tetap ngeyel bawa aku sampai ke sekolah, liat noh. Kita jadi pusat perhatian." kesal Sabira, ingin sekali dia memukul kepala pemuda tampan itu.
"Mana mungkin aku nurunin kamu di sana, jauh loh, kasian kaki kamu jadi capek, lagian kenapa sih kalau kita jadi pusat perhatian, malah bagus itu, dia tau kita pacaran." ucap Bagas tanpa bersalah, malah tersenyum tampan menatap Sabira.
Tentu saja para siswi yang melihat senyum Bagas itu menjerit histeris, jarang jarang mereka melihat senyum itu, biasanya ketos itu hanya berwajah dingin, dan boleh di bilang tidak pernah tersenyum, tapi lihat lah, bersama Sabira senyumnya sangat manis, menambah berkali kali lipat ketampanannya.
"Dih... Siapa pacar kamu." elak Sabira membuang mukanya ke arah lain, wajahnya sudah memerah menahan malu, ada saja kelakuan laki laki itu membuat dia salah tingkah.
"Ciee... Ada yang salting nih." goda Bagas semakin menjadi.
"Bagas ih...." ucap Sabira pura pura galak.
"Apa sayang." balas Bagas tanpa beban.
Blesss...
Wajah Sabira makin memerah mendengar ucapan Bagas itu.
Melihat wajah Sabira yang semakin salah tingkah itu, sungguh ingin sekali Bagas mencubit gemes pipi pujaan hatinya itu, namun dia tahan sekuat tenaga, takut Sabira akan marah kepadanya.
"Tau ah... Aku bukan pacar kamu ya, sana jauh jauh, aku mau ke kelas, jangan ikuti aku." kesal Sabira.
"Bukan pacar, tapi calon istri." ujar Bagas makin menjadi.
Sabira berhenti melangkah dan membalikan badannya, menatap laki laki tampan yang sangat menyebalkan itu dengan kesal, sementara yang di tatap tersenyum tengil dan mengedipkan sebalah matanya, membuat Sabira makin kesal saja.
"Dasar gila." ketus Sabira.
"Seratus untuk mu, sayang. Lebih tepatnya tergila gila." bisik Bagas yang tiba tiba sudah ada di samping Sabira.
Membuat gadis cantik itu terlontar kaget, dengan kesalnya, Sabira mencubit gemes perut sixpack Bagas itu.
"Aduh... Kenapa di cubit, sayang." keluh Bagas mengusap usap perutnya yang berasa perih karena cubitan sang kekasih yang sudah dia akui itu.
"Stop panggil sayang sayang. " kesal Sabira.
"Klau nggak boleh panggil sayang, lalu mau di panggil apa dong, bebe, Baby, love, honey, atau humairah? " sahut Bagas tanpa beban.
"Astaga, laki laki ini. " keluh Sabira frustasi, tidak mau meladeni Bagas yang makin gila itu, dia berlari dengan tungkai panjangnya meninggalkan Bagas, tanpa perduli teriakan Bagas di belakang sana.
"Beby, jangan lari lari, nanti kamu terjatuh, aku nggak rela badan mu penuh lecet." pekik Bagas acuh dengan sekitarnya yang sudah sangat heboh dengan drama di depan mata mereka itu.
Sementara Sabira semakin mempercepat ayunan kakinya, yang sudah tidak tahan dengan Bagas yang makin ngelantur, di tambah kata katanya barusan makin Sabira ingin menghilang dari muka bumi ini untuk sementara waktu.
"Wohhh... Apa nih, seorang Bagas putra bisa menggombali cewek, loe nggak sedang mabuk atau salah minum obat kan." kekeh teman teman Bagas.
"Bisa bisanya kita ketinggalan info terhot ini."
"Sejak kapan jadian? " pertanyaan demi pertanyaan di lontarkan oleh teman temannya, tidak di gubris sama sekali oleh Bagas, bahkan wajah tengil penuh senyum manis tadi hilang entah kemana, dia kembali ke stelan pabrik, wajah dingin tanpa senyum, meninggalkan teman temannya itu.
"Astaga, dia pikir kita hanya angin lalu." Pekik Fero tidak Terima.
"Ternyata senyum manisnya, hanya milik Sabira seorang." kekeh Aldi.
"Dasar teman lacknut, tapi gue senang dia udah punya pacar, gue pikir dia belok, ternyata masih lurus." kekeh Geri.
Plak...
Plak..
"Awww... Sia lan kalian, kenapa memukul kepala gue, sakit tau." keluh Geri mengusap usap kepalanya.
"Lagian pikiran loe itu." kesal Aldi.
Sementara di tempat berbeda, Sabira juga di goda habis habisan oleh ke dua sahabatnya.
"Ciee..... Beby, jangan lari lari, ayang nggak mau kamu lecet loh." goda Tari
.
"Kita nggak pacaran, tapi calon istri." Rendi pun tak kalah menggoda Sabira.
"Kalian bisa diam nggak." kesal Sabira menatap ke dua sahabatnya dengan tatapan kesal.
"Nggak." kompak Tari dan Rendi.
"Ck, kenapa kalian juga ikut ikutan menyebalkan sih. " keluh Sabira frustasi.
Rendi dan Tari terbahak mendengar kekesalan Sabira itu.
Di tempat berbeda, Regan hanya bisa geleng geleng kepala melihat vidio hasil kiriman anak buahnya, ternyata adik sepupunya lansung bergerak cepat menaklukan hati Sabira.
"Nggak salah, klau dia benar benar keturunan Daren Atmaja, kelakuannya 11 12." kekeh Regan geleng geleng kepala melihat tingkah konyol Bagas itu.
"Ada apa kau menyebut nyebut nama om? " tegas seseorang masuk tanpa permisi ke dalam ruangan Regan itu.
Tentu saja Regan mendengus kesal melihat tingkah omnya itu.
"Kebiasaan, anak sama bapak sama aja, suka masik tanpa permisi ke ruangan orang lain." gerutu Regan.
Daren hanya terkekeh mendengar kekesalan keponakan kesayangan sang istri itu.
"Ada perlu apa om datang kemari? " to the point Regan.
"Ck, kau ini nggak bisa basa basi dulu apa, tawarin. minum atau makan kek." kekeh tuan Daren.
Regan hanya memutar mata malas, "Om, nggak semiskin itu sampai meminta minta makan ke perusahaan orang." ketus Regan.
"Dasar keponakan nggak ada akhlak." kesal Daren.
Regan hanya mengangkat bahu acuh.
Daren hanya mendengus kesal melihat tingkah keponakan kesayangannya itu, untung sayang, coba klau nggak sudah dia kasih ke kucing ( macan) peliharaannya.
"Om mau nanya, kamu tau nggak, gadis mana yang di sukai adik mu itu? " tanya Daren pada akhirnya.
"Kenapa tanya aku? " sahut Regan.
"Ck, dia kan curhatnya cuma sama kamu, om ini hanya di anggap angin lalu." kesal Tuan Daren.
Regan terkekeh mendengar kekesalan omnya itu.
"Memang ada masalah apa? sampai sampai om menanyakan itu kepada ku." kekeh Regan.
"Pusing om melihat dia uring uringan mulu di rumah, kayanya dia belum berhasil mendapatkan hati perempuan itu, sampai sampai setiap hari uring uringan di rumah, membuat tante kamu bingung dengan tingkah adek mu itu." keluh tuan Daren.
Regan terkekeh geli mendengar curhatan om kesayangannya itu.
"Om tenang saja, hari ini dia bakal pulang dengan muka ceria dan hati yang berbunga bunga." kekeh Regan.
"Maksud kamu? " tanya tuan Daren yang belum mengerti.
"Nih, om lihat saja sendiri." Regan menyodorkan hpnya ke hadapan tuan Daren.
Bersambung....
Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘
eh... kafan apa Kaifan ya?
ahh dasar sekutu pengkhianat luu..
saat sekutumu sudah tidak lagi punya power Lo tinggalkan..🤣🤣🤣
krna hati sabira sdh hambar dgn kezdoliman kalian slm ini... keluarga lucnut...