Xiao An wanita karir yang tengah menjalani kehidupannya tanpa hambatan. Tidak sengaja masuk ke dunia novel yang baru saja ia baca. Di novel dia menjadi Nona pertama Han Yu karakter antagonis, putri dari kediaman perdana menteri keuangan Han. Keluarganya sangat kaya dan hidup bergelimang harta. Kedua orangtuanya sangat mencintai putrinya memberikan semua yang di butuhkan. Sebab itu Nona pertama Han Yu sangat manja, pemarah, juga memandang rendah kalangan bawah. Kekejammnya terhadap pelayan membuatnya di takuti semua orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan yang tidak bisa di tolak
Di jam sembilan malam Han Yu sudah bersiap untuk tidur. Satu demi satu perhiasan di tatanan rambutnya juga telah di cabut. Gulungan rambut jatuh membuat geraian indah di punggung gadis itu. Baru saja dirinya ingin merebahkan tubuhnya. Pelayan Li An datang terburu-buru. "Huh..." Hela nafas terdengar. "Sesuatu terjadi lagi." Han Yu bersiap untuk mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi.
"Nona pertama, surat undangan dari Permaisuri." Pelayan Li An memberikan surat yang baru saja datang di kediaman Han.
Han Yu membuka surat undangan itu. Surat itu tertulis jika akan di adakan pesta kecil di istana tempat Permaisuri tinggal. "Sepertinya aku memang harus datang menemuinya. Li An, simpan surat undangan ini. Besok kita akan pergi."
"Baik."
Gadis itu merebahkan tubuhnya dengan lebih santai.
"Nona, kenapa anda tidak menolaknya? Nyonya pasti tidak akan menyetujuinya." Pelayan Li An menata kelambu agar lebih rapat sehingga nyamuk tidak bisa masuk.
"Semua kejadian saling berkaitan dengan Bibi jauh ku itu. Tentu saja aku harus melihatnya agar lebih dapat mengenalnya dengan baik." Gadis itu mulai membenarkan posisi tidurnya agar terasa lebih nyaman. Baru setelahnya dia memejamkan kedua matanya.
Pelayan Li An juga mulai meniup beberapa lilin di ujung ruangan dan hanya menyisakan lilin di meja agar sedikit menerangi ruangan kamar.
Kreekk...
Pelayan Li An keluar menutup pintu dengan rapat.
Sekitar jam lima pagi Han Yu bangun. Dia sudah tidak sabar menantikan pertemuannya dengan Bibi jauhnya. Semua konspirasi seperti terikat di satu titik dan saling berkaitan dengan wanita yang ada di tahtanya itu. Pelayannya juga sudah menyiapkan gaun juga perhiasan yang sangat berharga.
Setelah selesai berbenah gadis itu bergegas untuk segera keluar dari kediaman menuju kereta yang ada di depan. Saat dia sampai di halaman depan langkahnya di tahan Ibunya dan enam pelayan wanita.
"Tangkap Nona pertama. Kurung dia, jangan biarkan dia lepas." Nyonya Han tidak memberikan kelonggaran sama sekali.
"Ibu, surat undangan telah kita terima. Jika aku tidak datang. Keluarga kita akan dalam masalah besar. Aku berjanji tidak akan seperti dulu lagi." Han Yu berusaha meyakinkan ibunya.
"Apa yang kalian tunggu. Tangkap Nona pertama." Nyonya Han masih tidak bergeming.
Enam pelayan wanita mengelilingi Han Yu juga pelayan wanitanya. Mereka hanya berdua tidak memiliki kekuatan untuk melawan banyak orang. "Ayah..." Gadis itu memikirkan cara lain. "Tolong aku..."
Tuan Han yang ada di taman halaman tengah langsung berlari setelah mendengar teriakan putrinya. "Yu er..." Saat sampai di halaman depan langkahnya berhenti. "Ehhemm..." Berdeham. "Pengawal." Tuan Han berteriak namun tidak berani terlalu lantang. Pandangan matanya melihat kearah lain. Tidak berani melihat kearah istrinya.
"Han Ju, kamu berani menentang keputusan ku." Amarah Nyonya Han semakin meluap.
Sepuluh pengawal menghadang memberikan jalan untuk Nona pertama. Han Yu melihat itu dengan cepat berlari keluar dari kediaman bersama pelayannya. Kereta melaju kencang mengarah ke jalur menuju istana.
Nyonya Han menatap tajam kearah suaminya. "Han Ju, jangan harap bisa tidur di kamar." Wanita itu berjalan pergi dengan rasa kesal yang masih menekan hatinya.
"Istriku. Ini semua aku lakukan untuk kelangsungan kediaman Han." Tuan Han berlari mengejar dari belakang.
Bbrukk...
Pintu kamar di tutup sangat kuat setelah Nyonya Han masuk kedalam. Tuan Han hanya bisa duduk di depan pintu. "Istriku. Jika Yu er tidak datang ke istana hari ini. Besok pasti akan ada surat lain yang di kirimkan. Dan setiap hari akan ada surat berbeda yang datang. Istriku, aku tidak bisa tidur tanpa kehadiran mu..."
Tokkk...
Pintu di ketuk terus menerus namun tidak ada suara sautan dari dalam.
Sekitar pukul sembilan pagi, Han Yu sampai di depan pintu masuk gerbang utama istana. Dia langsung di sambut pelayan pribadi Permaisuri Chen Jia. Gadis itu di arahkan menuju istana barat tempat Permaisuri Chen Jia berada. Saat memasuki halaman istana barat bunga mawar memenuhi taman. Semua bunga itu bahkan telah mekar dengan sempurna. Bau harum tercium menyegarkan. "Nona pertama, silakan."
Di halaman itu sudah banyak wanita muda tengah menikmati keindahan taman bunga.
"Nona pertama."
"Nona pertama."
Setiap Han Yu melangkah pasti ada orang yang menyapanya. Mereka semua menghormati gadis itu karena dirinya sangat dekat dengan Permaisuri Chen Jia. Pandangan mata Han Yu telah berubah menjadi angkuh juga sombong. Seperti karakter Han Yu sebelumnya. Dia tentu harus selalu berhati-hati. Karena setiap gerakannya akan selalu di awasi.
Hari itu pesta di hadiri para gadis muda dari kalangan bangsawan. Juga para Selir Kaisar yang baru masuk di istana atau yang telah lama ada di istana. Tidak ada seorang pun yang berani menolak undangan dari Permaisuri.
"Bibi." Han Yu sedikit tersenyum saat berada di hadapan Permaisuri Chen Jia.
Permaisuri Chen Jia bangkit dari tempat duduknya, di saat keponakan yang ia nantikan kedatangannya telah ada di hadapannya. "Yu er, aku sangat merindukan mu. Bagaimana keadaan mu? Bibi dengar kamu sedang sakit."
"Bibi, Yu er sudah baik-baik saja."
Permaisuri menggenggam tangan keponakan dengan lembut. Dia melangkah maju menuju kearah paviliun yang ada di tengah taman. Beberapa selir juga mengikutinya. "Apa kamu masih menyalahkan ku?"
"Yang Mulia telah memutuskan. Dan aku sudah menerimanya," ujar Gadis itu berusaha untuk tetap berada dalam karakter gadis yang tenang.
Wanita dengan gaun merah delima bertaburkan berlian di seluruh bagian gaunnya. Duduk di bangku kosong dan menarik keponakannya agar duduk di samping dirinya. "Bibi ikut lega mendengarnya. Kamu juga sudah berusia dua puluh tahun. Sudah seharusnya menikah dengan seseorang yang cocok dengan mu."
Han Yu hanya menanggapi dengan senyuman.
"Jika bukan karena umur mu yang kurang satu tahun. Kamu pasti sudah ada di sini bersama Bibi. Saling menjaga dan merawat satu sama lain." Permaisuri masih tidak terima dengan kenyataan jika keponakannya gagal menjadi seorang Selir Kaisar. Posisi resmi dari Tuan Han sangat ia butuhkan untuk menambal kekuatan agar posisinya tetap aman. Namun semua harus di gagalkan Selir Agung.
Gadis itu masih saja diam.
"Yang Mulia, semua sudah siap. Para Pangeran dan Tuan muda juga telah menunggu di taman istana Timur." Pelayan wanita istana datang memberikan kabar.
Permaisuri bangkit dari tempat duduknya. "Sudah waktunya kita menikmati pesta di pagi ini." Dia menarik lembut tangan keponakan dan berjalan di ikuti semua wanita yang ia undang. Membutuhkan sekitar sepuluh menit untuk bisa sampai di halaman istana timur. Di sana para tamu Tuan muda telah duduk tenang menunggu.
Han Yu di berikan tempat duduk yang berada di dekat Permaisuri Chen Jia. Sedangkan wanita muda yang lainnya duduk saling berhadapan dengan para Tuan muda. Dan para selir berada di belakang tempat duduk Permaisuri.
terimakasih sudah mau mulai update setiap hari ya
.
bau2 bucin sudah tercium sejak malam tadi🤣🤣
thor jgn ampe kndor 😁😁😁😁😁