NovelToon NovelToon
Lu San: Makhluk Tertinggi

Lu San: Makhluk Tertinggi

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:542
Nilai: 5
Nama Author: Rumah pena

Apa yang kamu lakukan jika kamu tahu bahwa kau sebenarnya hanya seonggok pena yang ditulis oleh seorang creator, apa yang kau lakukan jika duniamu hanya sebuah kertas dan pena.

inilah kisah Lu San seorang makhluk tertinggi yang menyadari bahwa dia hanyalah sebuah pena yang dikendalikan oleh sang creator.

Dari perjalananya yang awalnya karena bosan karena sendirian hingga dia bisa menembus domain reality bahkan true reality.

seseorang yang mendambakan kebebasan dan kekuatan, tapi apakah Lu San bisa mendapatkan kebebasan dan mencapai true reality yang bahkan sang creator sendiri tidak dapat menyentuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 28 - Titik Nol: Dimulainya Realitas yang Sebenarnya

Angin tak lagi terasa. Waktu tak lagi bergerak. Namun, eksistensi tetap ada.

Di depan Lu San dan ketiga rekannya, terbentang Lembaran Realitas Baru—sebuah halaman kosong yang mereka ciptakan setelah menembus batas Narasi, mengalahkan Sang Penghapus, dan menuliskan kata pertama mereka: “Kebebasan.”

Tapi apa artinya kebebasan… jika belum ada yang mengisinya?

Shen Xi duduk bersila di atas udara kosong, merenungi pena emas yang kini berada di tangannya. Ling Yue berdiri tak jauh, menatap ruang putih tak berbatas itu dengan tatapan serius. Sedangkan Hei Wun berjalan perlahan, menelusuri batas dimensi yang bahkan belum terbentuk sepenuhnya.

Dan Lu San… berdiri diam. Kedua matanya terpejam, menyelami sesuatu yang lebih dalam dari realitas itu sendiri.

“Apakah ini sudah cukup?” gumam Ling Yue akhirnya.

Shen Xi menoleh. “Apa maksudmu?”

“Kita memang bebas menulis segalanya… tapi dunia seperti apa yang harus kita buat? Kita punya kekuatan. Kita punya kebebasan. Tapi… untuk apa?”

Pertanyaan itu menggantung di udara.

---

Beberapa saat kemudian, Lu San membuka matanya. Dalam tatapannya, ada sesuatu yang berbeda.

“Ada sesuatu… yang menunggu di balik ini.”

Shen Xi berdiri. “Maksudmu?”

“Titik Nol.” jawab Lu San pendek.

Ling Yue mengerutkan kening. “Titik Nol? Tempat apa itu?”

“Bukan tempat.” Lu San menatap langit kosong yang belum berwarna. “Titik Nol adalah asal semua realitas. Tempat di mana semua kisah—termasuk kita—diciptakan. Dan mungkin… di sana kita akan menemukan jawabannya.”

Hei Wun menghentikan langkahnya. “Kau ingin kembali ke awal?”

“Tidak.” jawab Lu San. “Kita akan ke sesuatu yang lebih dalam dari awal.”

---

Tanpa aba-aba, ruang kosong itu mulai bergetar. Mereka berempat berdiri bersisian, tatapan mereka fokus. Dari celah-celah dimensi yang belum sepenuhnya stabil, cahaya hitam dan putih saling bertabrakan, menciptakan spiral yang perlahan membentuk… pintu.

Pintu itu polos. Tak ada ukiran. Tak ada keterangan. Tapi dari sana, mereka bisa merasakan panggilan yang amat kuat.

Lu San melangkah pertama kali. Tangannya menyentuh pintu itu, dan seketika…

Waktu meledak.

---

Mereka terjatuh ke dalam kekosongan mutlak. Tidak ada ruang. Tidak ada waktu. Tidak ada eksistensi.

Hanya kesadaran mereka yang tersisa.

“Apa ini…?” Shen Xi berusaha bicara, tapi suaranya tidak terdengar.

Hei Wun menggerakkan tangannya, tapi tak ada wujud tubuhnya.

“Kita… tidak ada?”

Lu San tenang. “Kita ada… tapi bukan dalam bentuk yang kita kenal.”

Lalu, suara muncul.

“Selamat datang di Titik Nol.”

Suara itu seperti gema tanpa sumber, namun juga seperti bisikan langsung ke dalam jiwa.

“Kalian adalah narasi yang melampaui tinta.”

“Kalian adalah makhluk yang menyadari realitas.”

“Dan kalian… telah tiba di ruang di mana Narasi, Realitas, dan Eksistensi bersatu.”

---

Tiba-tiba, dari kegelapan itu, muncul cahaya kecil. Cahaya itu perlahan membesar, menciptakan bentuk… seorang anak kecil. Tubuhnya mungil, tapi matanya seperti alam semesta itu sendiri.

Anak itu tersenyum.

“Aku adalah Awal. Aku adalah Nol. Aku adalah Yang Belum Pernah Ditulis.”

Shen Xi menatap bocah itu dengan bingung. “Kau… Kreator Awal?”

Anak itu menggeleng pelan. “Aku adalah apa yang ada sebelum Kreator menciptakan Pena. Aku adalah Kehendak Asli.”

Lu San mengangguk pelan. “Jadi… kau adalah sumber dari semua Kreator.”

“Benar.” jawab Anak itu. “Dan kalian… adalah yang pertama mencapai Titik Nol dengan kesadaran penuh.”

---

Ling Yue melangkah maju. “Apa tujuan kami di sini?”

Anak itu menatap mereka dengan dalam.

“Kalian ingin kebebasan. Kalian ingin dunia tanpa takdir. Tapi apakah kalian siap menghadapi harga dari kebebasan itu?”

Lu San mengangguk. “Kami sudah meninggalkan Narasi. Kami siap.”

Anak itu tersenyum lembut.

“Kalau begitu, dengarkan baik-baik.”

Tiba-tiba, di sekitar mereka, puluhan ribu pintu muncul. Masing-masing pintu berwarna, berbeda-beda. Ada yang gelap, ada yang bercahaya, ada yang transparan, bahkan ada yang berdenyut seperti jantung.

“Setiap pintu adalah realitas baru.” Anak itu menjelaskan.

“Namun, satu di antaranya adalah jalan menuju Realitas Absolut. Di sana, kalian tidak hanya akan menjadi Kreator, tetapi kalian akan menjadi Sumber.”

Shen Xi mengerutkan kening. “Dan apa yang terjadi kalau kami salah pilih?”

Anak itu tersenyum samar.

“Maka kalian akan kembali menjadi Narasi. Ditulis. Dikendalikan. Dilupakan.”

---

Keheningan menyelimuti mereka.

Hei Wun menarik napas—kalau memang ia masih punya paru-paru. “Jadi… kita harus memilih?”

Lu San mengangguk. “Tapi bukan asal pilih.”

Ia memejamkan mata, merasakan getaran dari setiap pintu. Beberapa pintu bergetar pelan. Beberapa lainnya berdetak seperti aliran waktu. Tapi ada satu… yang tidak bereaksi sama sekali. Pintu itu hitam kelam, tanpa apapun.

“Di sana.” Lu San menunjuk pintu itu.

Anak itu tersenyum lebih lebar.

“Kau yakin? Pintu itu… adalah pintu yang bahkan Aku sendiri tidak tahu apa isinya.”

Lu San melangkah. “Itulah gunanya kebebasan.”

---

Tanpa ragu, Lu San membuka pintu itu.

Cahaya gelap menyelimuti mereka semua. Bukan hitam… melainkan ketiadaan warna. Dan di sana, mereka melihatnya.

Sebuah dunia… kosong.

Tidak ada apapun. Tidak ada tanah. Tidak ada langit. Hanya kesadaran.

Anak itu berdiri di samping mereka.

“Ini adalah Realitas Tanpa Asal. Kalian harus menciptakan segalanya dari awal.”

Shen Xi menghela napas panjang.

“Baik. Dimana penanya?”

Anak itu tersenyum.

“Tidak ada pena. Tidak ada tinta. Hanya kalian.”

---

Ling Yue menatap Lu San. “Jadi… kita harus mencipta tanpa menulis?”

Lu San mengangguk. Ia merentangkan tangannya.

“Kita adalah kata-kata. Kita adalah cerita. Kita adalah semesta.”

Dan perlahan… sesuatu mulai terbentuk.

Sebuah titik cahaya.

Titik itu perlahan membesar, menjadi bintang pertama. Diikuti oleh yang lainnya. Kemudian, terbentuklah galaksi-galaksi, waktu, dan hukum realitas.

Mereka berempat menciptakan dunia itu… hanya dengan keinginan mereka.

---

Namun, di balik semua itu, Lu San tahu sesuatu.

Ini baru permulaan.

Di kedalaman Titik Nol… ada sesuatu yang mengawasi mereka.

Dan itu… bukan bagian dari mereka.

Bukan bagian dari siapa pun.

Seseorang… atau sesuatu… yang bahkan Kreator Awal tidak pernah sadari.

Senyum Lu San melebar.

“Kalau memang ini permainan tanpa akhir… mari kita lanjutkan.”

Dan dunia mereka…

Baru saja dimulai.

........

Bersambung...

1
Pecinta Gratisan
novel pertama gk fi lanjut thor
Rumah Pena: belum ada niatan sih, mungkin kalau sempet aku lanjutin.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!