"mengapa kamu selalu menghindari saya?" Tanya seorang pria tampan dengan tatapan tajam. Seorang gadis cantik terus saja memundurkan langkahnya ketika pria tersebut terus berjalan kearahnya
"Kamu takut kepada saya? Ayara Pricilla Zoya?" Ucap pria tersebut dengan senyum smirknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet Raa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
"Gimana jadi gak buat ketemu Liam dan mutusin dia?" Tanya Mika
"Gak tau Mik, Ara masih bimbang"
"Masih bimbang karena masih sayang kan?" Ketus Mika
"Bukan itu, cara ketemunya gimana, kan kamu tau sendiri dia orangnya gimana. Aku sih gak pernah ya dapet ke kasaran secara fisik, tapi kalo tiba tiba dipukul?"
"Ck bener juga, tapi ya Ra..." Mika duduk di tepian kolam renang dengan kaki yang dimasukkan kedalam air
"Tapi apa?" Ara berjalan menghampiri Mika dan melakukan hal yang sama
"Ketemunya di tempat umum, dia gak bakal berani ngelakuin apapun. Ntar Mika ikut deh, Mika sembunyi"
"Wah bener ya Mik. Kalo gitu kita ajak dia ketemunya jam 8 malem gimana? Ntar Ara kabarin kalo Ara udah berangkat"
"Okee kabarin aja. Siang ini mau ngapain?"
"Jajan yu Mik, biasanya kalo Minggu dideket sekolah suka banyak yang jualan, kayak bazar gitu"
"Boleh boleh, sekarang mandi dulu, berangkat dari sini aja"
"Yaudah yu"
****
Singkat waktu jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Ara dan Mika baru saja sampai ditempat tujuan. Ara lebih dulu turun dan menunggu Mika memarkirkan motornya
"Pertama tama Ara pengen jajan basreng item" ucap Ara ketika Mika sudah ada dihadapannya
"Basreng item? Gosong maksudnya?"
"Bukan gosong, basrengnya emang item"
"Baru tau" Mika hanya pasrah ketika dirinya ditarik begitu saja oleh Ara
"Mang basreng 1 porsi ya. Mika mau gak?" Ara menatap Mika yang juga sedang menatap kearah dirinya. "Basreng item? Darimana itemnya Ara? Ini basreng ikan!" Kesal Mika
"Mang ini basreng namanya basreng item kan ya?" Tanya Ara kepada penjualnya
"Ini basreng ikan neng" jawab penjual tersebut sambil terkekeh ketika Ara terus menerus menyebutnya basreng item
"Mika bilang juga apa. Mang 2 porsi dikasih cabe yang banyak ya, yang satu lagi saosnya dikit aja jangan pake cabe"
"Ish Mika, kan itu punya Ara, kok Mika yang nentuin bumbunya sih"kesal Ara
"Kamu gak bisa makan pedes, minggu depan ada olimpiade matematika kan? Kalo sakit nanti gimana?"
"Hmmm" Ara hanya berdehem dan duduk di kursi yang disediakan. Karena percuma saja untuk melawan Mika dirinya tidak akan menang jika Mika sudah dalam mode ibu ibu yang mengawasi anaknya
"Ra"
"Hmm?"
"Ini bisa bayar pake Qris kan?" Tanya Mika. Ara yang baru memasukan satu suap basreng kedalam mulutnya, langsung terdiam dan menatap kearah Mika
"Kok gak tanyain dulu sih Mik, kalo gak bisa gimana?"
"Kebiasaan banget deh gak bawa uang. Tanyain Ra" Mika mendorong tubuh Ara pelan
"Kok jadi Ara sih"
"Cepet"
"Hmmm mang" panggil Ara kepada penjual basreng
"Iya neng kenapa?"
Ara menatap kearah Mika dengan penuh keraguan, Mika mengibas ngibaskan tangannya sebagai tanda untuk meyakinkan Ara bahwa dirinya pasti bisa
"Ini bisa bayar pake Qris kan Mang?" Ucap Ara pelan
"Gimana neng? Gak kedengeran"
"Ini bisa bayar pake Qris kan Mang?" Tanya Ara untuk kedua kalinya dengan suara yang sedikit keras
"Gak bisa neng, amang mah gak ngerti gituan"
"Mampus" batin Ara dan Mika bersamaan. Pasalnya mereka datang ke tempat itu hanya bermodalkan ponsel
"Jadi gimana neng?"
"Abisin ini dulu ya mang" Ara tersenyum canggung dan kembali duduk disamping Mika
"Gimana nih Mik" bisik Ara
"Kabur aja Ra"
"Gila aja, jangan lah" Ara memukul lengan Mika dan mencoba memikirkan solusinya
"Ra kita selamat"
"Hah apa?" Ara dengan bingung menatap kedepan dan mencoba melihat apa yang Mika lihat
"Lihat tuh" Mika menangkup kedua pipi Ara dan mengarahkannya kedepan
"Ada Zio sama Kenzo" ucap Mika
"Ih enggak, gak mau banget nyamperinnya juga. Meraka pasti bakal minta imbalan yang aneh aneh"
"Ayolah Ra, sehari aja turunin gengsi, coba kamu pikirin, ini gak bisa pake Qris, mau narik dulu juga jauh, kita mau bayar pake apa coba, kasian kan amangnya"
"Iya juga ya"
"Nah makanya, jadi ayo" tanpa aba-aba Mika menarik lengan Ara dan berjalan menghampiri Zio
"Eh neng belum dibayar" teriak penjual basreng
"Bentar mang" jawab Mika tak kalah teriak
"Zio"
"Kenzo"
Panggil Ara dan Mika bersamaan. Sang empunya nama menoleh dan menatap kearah kedua gadis itu
"Loh Ara, Mika disini juga? Jodoh dong kita, dimana ada Mika disitu ada aa Kenzo" ucap Kenzo dengan percaya diri
"Iyaa hehe. Hmmm kita boleh minta tolong gak?"
"Boleh banget, mau minta tolong apa?"
"Pinjem uang dong, nanti kita transfer, kita gak bawa cash, kirain disini bisa bayar pake Qris, mana udah abis seporsi basreng lagi" Mika tersenyum dengan menampilkan deretan gigi putihnya
Kenzo dan Zio saling pandang sebelum akhirnya terkekeh bersama. "Sejak kapan jajanan kaki lima bisa bayar pake Qris?" Ledek Zio
"Yakan kita gak tau, tapi ada loh sebagian yang udah bisa" jawab Ara tak mau kalah
"Iyaa sayang iyaa" Zio mengacak rambut Ara gemas
"Ish jangan di acak acak dong, jauh jauh sana" Ara hendak memukul lengan Zio tetapi Zio lebih dulu menghindar
"Jangan galak galak dong, mau dibayarin gak?" Zio tersenyum tengil dengan menaik turunkan alisnya
"Iya iyaa" ketus Ara
"Yaudah ayo, kalian jajan apa tadi?"
"Eits gapapa kita bayar sendiri, kasih aja uangnya" Mika menadahkan tangannya dihadapan Kenzo
"Gak bisa, untuk hari ini sebagai rasa terimakasih kalian, kita harus main bareng"
"Kan Ara bilang juga apa" bisik Ara kepada Mika
"Mau bagaimana lagi, iyain aja deh"
"Gimana mau gak?" Tanya Kenzo memastikan
"Yaudah iya mau" jawab Mika dengan terpaksa
"Yaudah ayo" Kenzo merangkul bahu Mika dan mengajaknya untuk membayar jajanan yang baru saja dibeli Mika dan Ara
"Zio gak usah rangkul rangkul! Mau Ara tabok hah?!" Ancam Ara. Zio yang sudah mengangkat tangannya hendak merangkul Ara, kini kembali menurunkan nya. Mau bagaimana pun juga Zio tahu diri untuk ada batasan antara dirinya dan Ara, karena Ara memiliki kekasih. Zio menerapkan prinsip akan selalu mengejar Ara tetapi tidak memaksa Ara untuk menerima perasaannya, dan tidak akan merusak hubungan Ara
"Mang jadi berapa tadi punya pacar saya?" Tanya Kenzo pada sang penjual basreng. Mika menatap sinis kearah Kenzo dan mencubit pelan pinggang Kenzo, membuat sang empunya meringis, sedangkan Ara sudah terkekeh mendapati wajah kesal sahabatnya itu
"30 ribu aja" jawab sang penjual. Kenzo mengeluarkan satu lembar uang berwarna biru dan memberikannya kepada sang penjual. "Gapapa ambil aja mang kembaliannya, saya hari ini lagi seneng soalnya, itung itung rezeki amangnya"
"Wah makasih ya, semoga kalian langgeng!"
"Haha makasih mang, doain ya"