Kaina Syarifah Agatha. Gadis cantik yang cerdas. Mengetahui dirinya dijodohkan dengan pria pujaannya. Sam.
Samhadi Duardja Pratama. Pria yang diidolai Kai, begitu nama panggilan gadis itu. Sejak ia masih berusia sepuluh tahun.
Sayang. Begitu menikah. Berkali-kali gadis itu mendapat penghinaan dari Sam. Tapi, tak membuat gadis itu gentar mengejar cintanya.
Sam mengaku telah menikahi Trisya secara sirri. Walau gadis itu tak percaya sama sekali. Karena Trisya adalah model papan atas. Tidak mungkin memiliki affair dengan laki-laki yang telah beristri.
Kai menangis sejadi-jadinya. Hingga ia terkejut dan mendapati kenyataan, bahwa ia mendapat kesempatan kedua.
Gadis itu kembali pada masa ia baru mengenal Sam selama dua minggu, sebagai pria yang dijodohkan dengannya.
Untuk tidak lagi mengalami hal yang menyakiti dirinya. Gadis itu mulai berubah.
Bagaimana kisahnya? Apakah Kai mampu merubah takdirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mr. RENOX LUVINSKY
BERHUBUNG PAKE BAHASA RUSIA. OTHOR PAKE BAHASA INDONESIA SAJA.
Sosok pria tengah berendam di bathtub. Kepalanya pusing setelah menahan gejolak birahinya. Untuk pertama kalinya ia merasakan dirinya, merasakan gairah yang sangat luar biasa.
"Huh ... Kaina .. Kaina," gumamnya.
Setelah merasa cukup, pria itu bangkit dari bathtub. Otot-otot tubuhnya terpampang jelas. Belum lagi alatnya yang tergolong besar menggantung. Pria itu menyambar handuk dan melilitkan di pinggulnya.
Mengambil satu lagi handuk untuk mengeringkan raganya. Ia merasa segar. Pria itu menatap cermin besar di dinding kamar mandinya. Sepasang mata beriris biru. Rahang kokoh, hidung mancung dan bibir tipis. Hanya di rumah ini lah ia bisa menyentuh semua benda tanpa takut apa pun.
Dihinggapi penyakit Mysophobia, membuatnya takut menyentuh sesuatu. Makanya ia selalu memakai sarung tangan tipis agar bisa bersalaman. Renox juga membawa sendoknya sendiri jika pergi ke mana-mana.
Makanya ia tak bisa dekat dengan wanita mana pun. Ketakutannya itu membuatnya melajang hingga diusianya yang ke tiga puluh tiga tahun. Pria dengan ketampanan di atas rata-rata, kini terpesona pada kecantikan alami seorang gadis bernama Kaina Syarifah Agatha.
"Untuk pertama kalinya, aku ingin menyentuh seseorang. Kaina, kau membuatku merasakan gairah pertama kalinya," gumamnya bermonolog.
Setelah memakai bajunya. Ia mengambil ponselnya. Menatap satu foto yang ia ambil secara candid. Kecantikan alami dengan mata tegas. Renox sangat menyukai cara gadis itu memaparkan pendapatnya.
"Suaranya penuh keyakinan, Ia juga tegas, dan tak suka basa-basi," ujarnya menilai Kaina.
"Putri yang terlahir dengan gelimang kekayaan. Mestinya ia suka berfoya-foya, memakai pakaian dari branded ternama. Duduk manis menikmati uang yang mengalir ke tangannya tanpa harus bekerja keras," lanjutnya bermonolog.
"Nilai akademisnya juga tak main-main, 9,7 untuk semua mata kuliahnya. Aku yakin ia memiliki IQ di atas rata-rata," lagi-lagi ia memberi penilaian terhadap Kaina.
Lagi-lagi ia merasakan gairah kembali datang. Pria itu mendesis. Mati-matian menahan semua gejolak. Setelah berhasil. Ia memutuskan untuk tidur.
Sedangkan di Rusia, sepasang suami istri mendapat laporan tentang ketertarikan putranya pada seorang gadis.
"Apa kau yakin berita itu, Srovac?" tanya pria berusia nyaris tujuh puluh tahun itu.
"Benar Tuan Luvinsky," jawab Srovac sambil menunduk hormat.
"Siapa nama gadis itu?" kini sang wanita berusia lima puluh delapan tahun.
"Kaina Syarifah Agatha," jawab pria itu lagi.
"Agatha?"
"Benar Tuan. Agatha adalah pemilik perusahaan Agatha Group. Pemilik Agathawood inc. Satu-satunya studio pembuatan film terbesar di negara itu," jelas Srovac lagi.
"Putri kaya raya ternyata," sahut Will Luvinsky, ayah dari Renox sambil tersenyum penuh arti.
"Pastikan gadis itu, Srovac. Kita tak bisa hanya berdiam saja, bukan. Tunjukkan kekayaan kita," titahnya kemudian.
"Gadis itu sudah dijodohkan, Tuan," sela Srovac memberi tahu.
"Lalu, apa masalahnya?"
"Jodoh dari Nona Agatha adalah Samhadi Duardja Pratama, putra dari Suryo Danar Pratama," jelasnya.
"Itu tak masalah, Srovac. Apa kau pikir, aku tak bisa mengimbangi kekayaan dari Danar Pratama!"
"Maaf Tuan," Srovac membungkuk.
Satu hal yang Will tak tahu tentang monopoli kekayaan negaranya. Keluarga Luvinsky memang salah satu pengusaha terkaya di Rusia. Bahkan masuk jajaran nomor dua puluh dunia.
"Urus perijinan mobil roll royce masuk ke Indonesia!" seru Will.
"Emm ... mobil itu sudah ada di Indonesia, Tuan," sahut Srovac datar.
"....!" Will menatap sinis asisten pribadinya.
Srovac akhirnya menundukkan kepala. Ia akan membeli mobil roll royce untuk tuan mudanya. Walau ia tidak yakin bisa melakukannya, karena undang-undang negara itu mempersulit warga negara asing untuk memiliki properti di Indonesia.
Renox menelpon Fabio, asisten pribadi tuan mudanya. Menanyakan prihal yang dibutuhkan oleh Renox. Tidak ada yang signifikan di sana, semua kebutuhan pria itu lengkap, jadi tak perlu pusing untuk mengirim dari Rusia.
Pagi hari Renox sudah berada di ruangannya. Pria itu tengah mengamati pembangunan anak perusahaan miliknya di Indonesia. Sudah berjalan 75%. Rencananya ia akan tinggal di sini hingga 100% pembangunan anak cabang perusahaannya.
"Tuan, ini laporan semua pengeluaran dan pajak yang telah kita bayar," ujar Fabio sambil menyodorkan satu file. "Dan ini beberapa proposal yang harus Tuan tanda tangani."
Pria itu membaca laporan itu. Lalu mengangguk tanda mengerti. Ia pun membubuhi tanda tangannya di beberapa lembar kertas setelah membacanya.
"Oh, ya. Bagaimana dengan perekrutan karyawan?" tanya Renox sambil menyalakan laptop.
"Sudah diatasi oleh bagian HRD. Kita juga telah meminta persetujuan dari pemerintah tentang tenaga kerja asing yang kita bawa ke negara ini," jawab Fabio menerangkan.
"Bagaimana kelanjutannya?" tanyanya lagi.
"Masih dalam proses Tuan. Mereka hanya boleh paling lama bekerja selama tiga tahun dan itu pun untuk melatih SDM pribumi," jelas Fabio lagi.
"Ikuti peraturan. Aku yakin jika kita taat, kita tak akan dipersulit untuk ke depannya," titah Renox kemudian.
"Baik Tuan!"
Fabio pun kembali ke mejanya. Beberapa berkas harus dia urus kemudian di kementrian tenaga kerja. Pria itu harus membereskan beberapa proposal untuk melanggengkan tenaga kerja asing nantinya.
"Oh ya, Tuan. Ada beberapa gadis yang melamar sebagai sekretaris hari ini," lapor Fabio lagi. "Datanya ada di email, Tuan."
Renox membuka email. Menatap empat foto gadis dan melihat resume mereka.
"Tolak mereka semua!" titah Renox langsung menghapus data para gadis itu.
"Baik Tuan!"
"Tunggu!' tiba-tiba Renox melihat satu data karyawan.
Fabio menunggu kelanjutan perintah. Renox mengirim satu data pelamar kerja.
"Aku ingin dia yang menjadi sekretaris!" lanjut Renox. "Datanya telah kukirim ke emailmu!"
"Baik Tuan. Besok gadis itu akan di sini bekerja menjadi sekretaris anda," sahut Fabio tegas.
Kini keduanya kembali tenggelam dalam setumpuk pekerjaan. Renox berkali-kali merevisi semua sistem kerja di perusahaan ini agar sesuai dengan peraturan.
LUVINSKY Co. sebuah perusahaan besar di Rusia tengah mendirikan anak perusahaan mereka ke Asia. Setelah berhasil di negara Thailand dan Singapura. Perusahaan ini membuka usaha ritelnya di Indonesia.
Sebagai CEO dan pewaris tunggal perusahaan. Renox harus seteliti mungkin membangun usahanya di negara yang cukup membuatnya pusing ini.
"Maaf Tuan Brahma. Saya akan berjalan melalui prosedur yang berlaku. Tidak ada uang pelicin atau uang muka!" tolaknya ketika salah satu oknum pejabat menawarkan agar perusahaannya cepat mendapat persetujuan.
Renox salah satu pengusaha yang menandatangani Anti korupsi dunia. Ia pun telah melaporkan oknum tersebut dengan dakwaan premanisme dan pemalakan paksa.
Kasusnya sempat viral dan menjadi trending topik. Namun, hilang dengan kasus lain. Hanya ketika ia ke klub waktu itu saja ia nyaris melaporkan salah satu koleganya yang membawa beberapa wanita penghibur untuk meluluskan kerjasamanya.
"Aku memang bukan pria suci. Tetapi sebisa mungkin aku menghormati wanita. Karena ibuku juga wanita," begitu alasannya ketika menolak beberapa perempuan yang ditawarkan untuknya.
"Sepertinya, suap menyuap dan suguhan wanita masih menjadi tradisi di sini. Padahal di negara barat, tradisi itu sudah mulai menghilang dan berganti dengan persaingan bisnis yang monopoli," gumamnya kemudian.
bersambung.
yah ... begitulah ...
next?