Cinta yang diharapkan membawa kebahagiaan.yang didambakan menyatukan perbedaan.
Justru mendorongnya ke dalam jurang penyesalan,Penyesalan yang tiada arti.
Mengakibatkan karma Untuk keturunannya.
Masih teringat dalam ingatan,sewaktu dia mengucapkan janji,Takkan pernah menyakiti,
takkan melukai.Namun, janji hanyalah janji,tanpa pernah ada niatan untuk dibuktikan
Hari-hari yang pernah dilewati penuh tawa.nyatanya, hanya sebuah topeng palsu untuk menutupi kebusukan hati
Namun saat ia tau,wajah asli pria yang sangat dicintainya.Semuanya telah terlambat. Hidupnya hancur,keluarganya berantakan,rumahnya lenyap, orang yang dikasihi nya pun tiada,Orang-orang yang disayanginya terluka,semuanya hancur di hari yang sama, hari awal mula karma yang menyakiti Anak-anak nya. Hari dimana jeritan pilu sang kaka, hari paling buruk didalam hidup nya.Dan bahkan pria itu masih tak berniat melepaskan dirinya.Keserakahan dihati pria itu melukai wanita yang benar-benar tulus mencinta nya dalam dua kehidupan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia yu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jalan jalan
Sore itu, Raviola duduk di sisi ranjang,ia baru saja terbangun dari tidur siangnya belum lama ini,dan saat ini ia terlihat sedang memikirkan sesuatu.lebih tepatnya ia sedang memikirkan kejadian siang tadi.Saat Rara bilang ia pingsan, ditoko bunga Victoria garden.
Rara juga bilang akan mengatakan hal ini pada kakanya Raviola, namun beruntungnya gadis itu lebih dulu tersadar saat di perjalanan pulang.jika tidak, entah apalagi yang akan dilakukan kaka dan papanya saat tau nanti. Yang pasti ia akan masuk rumah sakit lagi.
Tapi jujur saja. Ia benar benar tidak mengingat apapun, sungguh. Ia hanya ingat ia ke Victoria garden,lalu tau tau sudah ada di mobil. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya.?Ah entahlah, memikirkan hal itu membuat dirinya semakin pusing.
Setelah beberapa saat, ia bangkit berdiri, ia ingin berendam, mungkin dengan begitu ia akan merasa kembali rileks. Langkah kakinya membawanya masuk kedalam kamar mandi.lalu menguncinya dari dalam.
Satu jam berlalu, Raviola tampak baru saja menutup pintu kamarnya, rambut hitam panjang nan indah itu dibiarkan terurai. Dress merah bata polkadot selutut berwarna senada dengan wedges hak rendah yang dikenakannya.
Wajahnya terlihat masam. Sejak beberapa menit lalu, Rara terus saja mengetuk pintu kamar,memanggilnya.untuk makan bersama, karna yang lain sudah menunggu. Sebenarnya ia sedang malas, tapi jika ia tak kunjung keluar, Rara akan terus mengetuk pintu, atau mungkin bisa saja, ayah dan kakanya yang datang ke kamar.
Gadis cantik itu berjalan menuruni tangga hingga anak tangga yang terakhir.. Langkah kakinya, membawanya ke ruang makan. Bersebelahan dengan dapur. "Malam semuanya. " ia menyapa mereka, di ambang pintu. Ruang makan., sambil tersenyum,.
Beberapa orang yang tengah menyantap makanan,menoleh.tersenyum dan menyapanya kembali.
" Duduk disini, Viola. " Levi yang duduk di depan Astevan, menepuk kursi kosong disampingnya . Ya,selama ini Astevan tinggal disini , di keluarga Ivandery. Sejak Levi menjadi Ceo, sekitar lima tahun yang lalu. Alasannya agar jika Levi meminta tolong,tidak perlu repot repot menghubungi dan juga harus menunggu lama. Lagi pula Astevan tinggal sendiri. Tanpa ayah dan ibu, karena kedua orang tuanya telah tiada sejak lama,katanya.
Tanpa kata Raviola berjalan mendekat dan duduk di kursi kosong,samping kakanya. "Biar kaka ambilkan.!!
Levi berucap tapi adiknya itu hanya diam saja, bahkan hingga kakanya menyodorkan piring berisi makanan. Dia hanya diam dan cenderung lebih ke termenung. Mengaduk aduk nya saja. Dengan garpu, di piring nya, makanan yang diambilkan kakanya.
" ah ya, besok adalah ulang tahun sekolah lamamu, jika ingin pergi undangannya ada di dalam laci meja kamar mu, jika tidak, juga tidak apa. "
"Hmm.,"
Levi melirik samping, dimana adiknya terus saja memainkan makanan tanpa menyentuhnya sedikitpun.
"Ada apa.?? "
Gadis itu menoleh. Menatap kakaknya yang juga menatap dirinya.
"Makanannya tidak enak atau bagaimana.?? Ingin dibuatkan yang lain.?? "
Raviola menggeleng sebagai jawaban pertanyaan kakanya itu. " aku hanya sedang tidak berselera untuk makan.! "
Tangannya mulai menyendok makanan kedalam mulutnya dengan perlahan. namun,baru beberapa suap,bahkan bisa dihitung dengan jari . Dia meletakan sendok dan garpu kembali bersama piring. Lalu meminum susu hangat di gelasnya hingga habis.
"Aku ingin istirahat" . Dengan kalimat itu dia berlalu pergi menjauh, tanpa menunggu jawaban dari siapapun.
Levi terdiam di tempatnya, melihat tingkah adik kesayangan dirinya itu, yang menurutnya sangat tidak biasa itu.
. Pasalnya sejak kecil, Raviola Arabella tidak pernah menyia nyiakan makanan, kecuali jika ia sedang sakit parah. Dan hari ini gadis itu pergi setelah menyantap beberapa suap makanan dan di piringnya masih tersisa banyak makanan, bahkan terlihat masih utuh,,. Levi yakin , pasti ada sesuatu yang mengganggu pikiran adik cantiknya itu, hingga dia bersikap seperti itu.
***********
Pagi kembali mengawali hari. Raviola tampak baru saja keluar kamar dengan dress Rose pink polos. Dengan ikat pinggang mutiara putih. Rambut hitamnya yang indah tergerai. Tas selempang dengan tali rantai senada dengan high heels yang dikenakan nya.rose pink. yang Suaranya terdengar mengetuk ngetuk lantai. Saat ia berjalan menuruni tangga. Di ujung tangga ia melirik kanan kiri.
"Selamat pagi nona.!! " seorang pelayan yang tadi tengah mengganti bunga yang sudah terlihat layu, berjalan mendekat. "Kalau boleh saya tahu, anda mencari siapa.??"
"Aku mencari Rara.!! Kamu tahu dia dimana??"
" Rara.? Saya melihatnya sedang ada didapur!! Ingin saya panggilkan nona?"
"Tidak usah.!! Terimakasih.!!" dengan senyum ia melangkah menuju ruang makan, yang bersebelahan dengan dapur. Ia sempat melirik dapur, rupanya benar, Rara ada disana, sibuk membereskan alat bekas masak.
Di ruang makan, sudah ada ayah, kakanya juga Astevan yang terlihat menyudahi acara makannya.
"Pagi semua.!"dirinya berjalan mendekat.
" pagi.! " Levi dan papanya serta As menjawab
Levi menoleh kesamping, dimana adiknya hendak duduk, di sampingnya.ia terlihat ceria padahal semalam wajahnya masam sekali, bisa secepat itu suasana hatinya berubah??dasar perempuan.
"Rapi sekali.! Ingin pergi kemana.?" stevan bertanya.
"Hari ini aku mau keluar Jalan jalan. !! "
"Jalan jalan.??" kali ini Levi terkejut,Adiknya mau pergi keluar? "Kamu baru sembuh Viola,!! Masa jalan jalan.?? "
Ia menyendok makanan"Aku hanya bilang!! Bukan minta izin nya kaka.!!" Ia menoleh pada ayahnya. "Boleh kan pah.?? "
Mahendra menghela napas, ia benar-benar tidak bisa menolak permintaan putrinya, terlebih gadis itu sudah lebih dulu memasang senyum dengan mata memohon.
"Boleh.!"
" pah..! "
Levi cukup dibuat terkejut,.papanya mengizinkan??
"Tuh papa aja engga melarang.!!" Ia tersenyum senang. " Ajak Rara ya pah.!! "
Mahendra lagi lagi mengizinkan
"Itu karena kamu curang dek.!! " Levi mendengus, lalu menyudahi sarapannya.
"Biar saja. " ia beralih menatap Rara. "Ra letakan itu.!! Dan segera lah bersiap siap, temani aku.!!"
Rara yang hendak menolak, malah menganggukkan kepala,karena ayahnya Raviola menatapnya tajam , seakan memintanya untuk tidak membantah, dan menuruti keinginan putrinya. "Baiklah, saya permisi dulu.! "
Dia berlalu.
"Terima kasih pah.!! "
Setelah mendapat senyuman ayahnya, Raviola menyantap sarapannya dengan lahap, tidak seperti semalam.
Diiringi senyum, Levi mengelus kepala adiknya " makan lah dengan pelan.! Tidak akan ada yang merebutnya darimu.!! " Ia dan Astevan sama sama bangkit berdiri
Melihat itu Raviola spontan bertanya "Kaka mau kemana.?? "
"Ada pertemuan dengan klien.! "
" Dasar orang sibuk. "
Levi tersenyum "nanti juga kamu akan mengerti.", tangannya mengacak rambut Raviola pelan " ingat ya, jangan terlalu asik belanja, hingga lupa waktu, dan membuatmu lelah. Ingat juga,kamu baru saja sembuh, kamu tidak ingin masuk rumah sakit lagi bukan.?? "
"Ya kaka! Aku tau! Hati hati lah dijalan. !! "
"Tentu sayang. " ia mencium puncak kepala adiknya itu. "Bye sayang. "
"Bye viola. "
"Bye kaka.! Bye kak As.!! "
Tak lama setelah mereka pergi, Raviola menyudahi sarapannya dengan segelas susu hangat, saat melihat Rara berjalan memasuki ruang makan.
Ia berdiri "Aku pergi dulu ya pah.! " gadis itu berjalan mendekati ayahnya.
"Ya hati hatilah bawa mobilnya. Ingat pesan kakakmu.!"
" tentu.. " ia mencium pipi ayahnya "bye pah.!! "
Setelah mendapat anggukkan, dia berlalu pergi meninggalkan ayahnya di ruang makan, bersama Rara, yang mengenakan pakaian santai., pemberian Raviola. Setelah Raviola mengambil dua buah Sandwich
Langkah kakinya membawanya keluar rumah, dimana mobilnya sudah terparkir disana. Ia langsung memasuki mobil dan duduk di kursi kemudi.Disusul Rara yang duduk disamping dirinya.
"makanlah ini.!!"
Rara menoleh.
Raviola memberikan dua buah sandwich yang dibungkus.
Rara tersenyum dan menerimanya " Terima kasih. "
Raviola tersenyum, dan mengangguk
Setelahnya, mobil pun melaju meninggalkan pekarangan rumah besar Besar. Keluarga Mahendra Carya Ivandery.Rumah besar yang dihuni ayahnya,Levi , Raviola, dan Astevan, yang memang sejak dulu tinggal disana.
Serta beberapa pelayan, tukang kebun, bodyguard dan 3 supir yang tinggal dibangunan khusus pekerja, dibelakang rumah utama.
Dulu rumah terasa sepi dan sunyi, saat ia masih tinggal di sini. Jika ayah dan kakanya ada pekerjaan dikantor bahkan sering pergi keluar kota. Karena memang ibu mereka telah tiada sejak ia lahir dan nama Arabella diambil dari nama belakang ibunya.
Untuk itu ayah maupun kakanya sangat menyayangi dan memanjakan dirinya. Jadi ia tidak kekurangan kasih sayang walau tanpa adanya belaian seorang ibu... Ah ya, sekedar info , ia dan kakanya,Levinard,umurnya berbeda sepuluh tahun.
Beruntung saat ini, ia sudah sudah ada Rara, jadi dirinya, tidak terlalu kesepian, jika ayah dan kakanya pergi keluar kota.
Dan bahkan dulu, ayahnya mengizinkannya membawa Rara saat ia tinggal di Amsterdam, Belanda. Namun Rara kembali sebulan sebelum Raviola kembali ketanah kelahirannya, London, Inggris.
Bersambung....