Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28 : Tak Berperasaan
Dapat Tania lihat Oberon yang sedang menyiksa salah satu prajurit dengan pakaian Prajurit Kerajaan Dalbert.
“Bagaimana mungkin kau tidak tau keadaan Putri Tania selama ini?!” Tanya Oberon dingin sambil menatap Prajurit yang kesakitan itu tajam.
“Ha-hamba benar-benar tidak tau, ya-yang mulia.” Jawab Prajurit itu gugup, Oberon mendekat dan kembali menghempaskan tubuh Prajurit itu membuat bunyi yang cukup nyaring.
“Tidak tau kau bilang? Apa saja yang kau lakukan selama ini? HAH!!” Bentak Oberon.
Prajurit itu mencoba menahan sakit di tubuhnya yang serasa remuk, hanya sedikit tenaga Oberon bisa membunuhnya dalam sekejap.
“Yang Mulia, hamba benar-benar tidak tau. Memang sesekali Putri Tania keluar dari kamar Putri Bianca atau kamar Raja Atlas Putri Tania akan menangis, tapi menurut hamba itu tidak perlu hamba laporkan pada Anda, Yang Mulia.” Jelas prajurit itu jujur.
Tania yang mendengar itu mengerti, ternyata ini adalah Prajurit Corvus yang diperintahkan Oberon untuk mengawasinya kemarin.
Tapi Tania akui apa yang dikatakan Prajurit itu benar, selama ini Raja Atlas ataupun Ratu Miranda selalu menyiksanya di dalam ruangan, seperti kamarnya ataupun kamar Bianca. Begitu pula dengan selir Elara yang tak jarang ikut menyiksanya.
Oberon mendekat pada Prajurit itu dan melayangkan dua pukulan kuat padanya.
Bugh
Bugh
“Kau!! Bisa-bisanya kau tidak mengatakan hal penting seperti itu padaku!! Tidak becus!” Bentak nya, Prajurit itu hanya diam, berniat melawan Rajanya ini maka sama saja dengan mempercepat kematiannya.
Oberon menatap Prajurit itu tajam, kemudian mengangkat sebelah tangannya ke udara, dalam sekejap tubuh Prajurit itu sudah di kelilingi asap hitam bersamaan dengan energinya yang terserap.
“Yang Mulia... To-tolong hentikan.. Akh!!” Tubuh Prajurit itu benar-benar terasa seperti di tusuk ribuan jarum tumpul, sangat sakit.
“Ck! Jangan berani kau memerintahku!” Ucap Oberon dingin, ia menikmati pemandangan di mana Prajurit yang dua tahun ini selalu melaporkan bagaimana keadaan Tania padanya sekarang sedang tersiksa. Tidak tau balas budi? Ya, itulah Raja Oberon.
Astaga!!! Itu pasti sihir Oberon, benar-benar keren!! Batin Tania memperhatikan kagum.
Perlahan tubuh Prajurit itu terbakar mulai dari bagian kakinya, ia menoleh pada pintu di mana ada Tania yang memperhatikan dengan Raja Oberon yang membelakangi nya.
“To-tolog.. Akhh.. Putri Ta-Tania..” Ucapnya lirih, namun api Oberon telah menjalar pada tubuhnya yang kini telah menjadi abu.
Sementara Oberon yang mendengar nama orang yang sangat di kenalnya itu terkejut, ia berbalik dan melihat Tania yang berjalan mendekat sambil memperhatikan tubuh Prajurit tadi yang sudah menjadi abu.
“Tania.” Panggilnya terkejut.
“Hm? Aku menyuruhmu menunggu sebentar tapi kau sudah melayangkan nyawa orang saja.” Ucapan Tania berhasil membuat Oberon takut, “Kau, marah?”
Tania menggeleng, “Tentu tidak, aku hanya kesal. Ahh, sihirnya tadi benar-benar hebat.” Puji nya kagum.
Oberon yang mendengarnya tersenyum lega, ia menarik Tania dan memeluknya, “Aku pikir kau akan marah.” Gumamnya.
Tania terkekeh, “Tidak akan, sesuai ucapanmu nyawa orang-orang itu tidak penting.” Suaranya menjadi datar, Tania/Vela kembali mengingat masa lalunya dulu. Tak ada seorangpun yang peduli padanya di tambah keluarganya yang tiada, membuatnya menjadi seperti sekarang. Gadis yang bisa di bilang tidak memiliki hati ataupun perasaan.
“Ahh, jadi kapan aku akan belajar sihir?” Tanya nya mengalihkan pembicaraan, “Secepatnya, sayang.” Jawab Oberon.
“Ck, sudah satu minggu, bela diriku juga sudah baik. Aku benar-benar tidak sabar!!” Kesalnya membuat Oberon gemas, “Kondisimu sekarang sedang buruk. Untuk belajar sihir daya tahan tubuhmu harus kuat sehingga memudahkanmu berkonsentrasi. Jadi sabarlah dahulu.” Jelas Oberon.
Tania mengangguk mengiyakan, bagaimanapun fisiknya sekarang terluka. Apalagi kepalanya yang sampai sekarang masih sedikit berbentuk karena ulah Bianca.
“Sekarang ayo kembali ke kamarmu.” Ajak Oberon, Tania mengangguk.
Mereka keluar ruangan tempat Oberon membunuh prajuritnya ini dan menuju kamar Tania dengan tangan Oberon yang melingkar pada pinggang ramping Tania, sesekali juga mengecup pipi Tania gemas.
“Berhenti menciumku!!” Ucap Tania jengah, ia merasa malu dengan Prajurit dan dayang yang berlalu lalang memperhatikan mereka.
“Kenapa?” Tanya Oberon polos membuat Tania ingin menampar wajah tampannya.
Tak jauh dari tempat mereka ada Janus yang memperhatikan kedekatan mereka dengan cemburu, ia berjalan mendekat menghampiri Oberon dan Tania.
“Salam hormat Raja Oberon dan Putri Tania.” Sapanya.
“Ah, Janus.”
Ck, Janus ini sahabat Tania. Berarti aku harus berpura-pura akrab dengannya sekarang. Haish, hidupku benar-benar penuh drama! Batin Tania lelah.
***
Heiii, Part kemarin likers nya turun:(
Ada yang merasa kurang apa gimana??
Komen aja ya, author menerima semua kritikan kalian ko:)
and, dear yang minta crazy up, maafkeun aku blom bisa, tapi aku usahain buat update tiap hari ko:)
tian