NovelToon NovelToon
Istri Orang Lebih Menantang

Istri Orang Lebih Menantang

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor jahat
Popularitas:27.8k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

"Ah...ini di kantor! Bagaimana jika ada yang tau! Kalau istrimu---" Suara laknat seorang karyawati bernama Soraya.

"Stt! Tidak akan ada yang tau. Istriku cuma sampah yang bahkan tidak perlu diingat." Bisik Heru yang telah tidak berpakaian.

Binara Mahendra, atau biasa dipanggil Bima, melihat segalanya. Mengintip dari celah pintu. Jemari tangannya mengepal.

Namun perlahan wajahnya tersenyum. Mengetahui perselingkuhan dari suami mantan kekasihnya.

"Sampah mu, adalah harta bagiku..." Gumam Bima menyeringai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Paman Terasi

Beberapa jam sebelumnya_

Beberapa kali mengganti channel TV, pada akhirnya tontonan seru itu terlihat juga. Sutini menelan ludah, menonton FTV dimana suami berselingkuh, kemudian istrinya bercerai.

Menghela napas membayangkan rumah tangga Heru yang berantakan. Matanya menelisik menatap ke arah Pino yang tengah melipat tissue.

Cucunya begitu tampan, mandiri dan cerdas. Bagaimana jika berakhir dengan perceraian, kemudian Dira membawa Pino kabur?

"Nenek, Pino membuat bunga mawar dari tissue, seperti di YouTube. Ini untuk ibu, ibu pasti suka..." Ucap anak yang beberapa bulan lagi akan memasuki sekolah dasar. Benar-benar tampan dan kreatif, rasa-rasanya Heru waktu kecil tidak sebaik ini.

"Iya... Pino ambilkan nenek air ya? Jangan lupa buang sampahnya."

"Siap!" Pino memberi hormat, kemudian berlari membuang sisa tissue dan keras yang digunakannya. Anak yang mengambil air dingin dari dispenser, kemudian memberikan pada sang nenek.

Begitu mudah sejatinya mengasuh Pino. Tidak meminta banyak, jika lapar sudah bisa mengambil makanan sendiri. Jika haus, juga sudah bisa mengambil air sendiri.

Hingga anak itu mulai duduk di samping neneknya. Mulut kecilnya berceloteh."Nek! Kenapa mayat itu tersambar petir?" Tanyanya, ikut menonton, FTV yang baru mulai tayang.

"Itu karena dia orang jahat." Sang nenek menonton dengan serius.

"Oh...Lalu kenapa mayatnya dikejar tabung gas. Kan kalau ada yang angkat, bisa lari menyamping? Kenapa ada meteor? Kenapa kuburannya meledak? Apa ada bom dalam kuburannya?" Komat-kamit mulut kecil itu bertanya.

Pada akhirnya konsentrasi Sutini yang tengah menonton buyar."Pino bisa diam dulu?" tanyanya.

"Iya!" Jawab Pino tersenyum.

Tapi.

"Nenek, kenapa orang itu marah-marah? Kenapa jualan semangka goreng bisa laku? Apa semangka goreng enak? Nenek..." Kalimat Pino disela.

"Pino! Bisa diam!" Bentak sang nenek, tidak dapat konsentrasi menonton. Anak itu menunduk tapi masih memiliki rasa penasaran.

"Nenek---" Kalimatnya lagi-lagi disela.

"Lebih baik Pino tidur sekarang. Ini, tolong buang sisa kulit kacang nenek di atas meja." Sutini berusaha tersenyum, ingin quality timenya tidak terganggu.

"Siap nek!" Pino melangkah mengambil kulit kacang di atas meja, kemudian kembali ke kamarnya. Benar-benar anak penurut, hanya sekali suruh akan dilakukannya. Bagaikan paham, jika ibunya tidak dapat merawat dan memanjakannya. Sang ibu yang harus bekerja keras, untuk membeli makanan.

Kala itulah Sutini kembali memakan kacang. Menonton FTV di hadapannya. Hanya sekitar 15 menit, handphonenya berbunyi. Menghela napas mengangkat panggilan dari Sulis (anak perempuan Sutini).

"Halo Sulis..." Ucap Sutini mengangkat panggilan.

"Ibu, bisa ibu ke rumahku? Aku dan Jarot (suami Sulis) mau refreshing ke pantai. Mela (anak Sulis) tidak ada yang jaga." Tanya Sulis dari seberang sana.

"Kenapa kamu tidak ajak Mela saja ke pantai bersama? Pino sedang tidur siang, tidak ada yang jaga. Kalau ibu bawa ke rumahmu, Mela selalu mencari masalah, bertengkar dengan Pino." Sutini kembali menikmati kacang di hadapannya. Menghela napas, tidak mengerti dengan sifat kedua cucunya yang begitu berbeda. Pino begitu anteng, sedangkan Mela begitu ganas.

"Kan sudah biasa ibu tinggalkan Pino ke rumahku. Lagipula nanti juga Dira pulang. Tinggal kunci pintunya saja." Gerutu Sulis.

"Ajak Mela bersamamu." Sutini bersikeras.

"Ayolah Bu...aku ingin menghabiskan quality time bersama Jarot. Mumpung ini awal bulan." Gerutu Sulis.

"Awal bulan juga dari uang pemberian ibu. Sudah! Ibu ke sana sekarang." Sutini menghela napas tidak tega pada putrinya. Sejatinya usia Mela lebih tua dua tahun dibandingkan dengan Pino. Tapi memang manjanya setengah mati.

Top up game selalu dituruti, mainan banyak, jajan tidak pernah mau di warung. Selalu di April Mart.

"Ah! Tiga jam lagi, Dira juga pulang..." Ucap Sutini menganggap enteng. Menaiki ojek online, menuju rumah putrinya setelah mengunci pintu. Memastikan Pino tidak keluar.

Seperti biasanya, sang menantu akan mengomel. Tapi kembali seperti biasa esok hari, itulah yang ada dalam otaknya.

Tidak begitu jauh, hanya sekitar 1 km, maka rumah Sulis terlihat. Rumah sederhana yang begitu berantakan.

"Ini, aku sudah membelikan jajan untuk Mela." Ucap Sulis, memberikan satu tas belanjaan yang dipenuhi dengan snack.

"Ibu! Mela ikut!" Teriak Mela, menangis berguling di lantai.

"Mela sama nenek di rumah ya?" Ucap Sulis membelai pucuk kepala cucunya.

Total 6,5 juta rupiah yang diberikan Sutini pada putrinya setiap bulan. Mengingat Jarot hanya bekerja serabutan. Serta keperluan Mela yang apa-apa harus dituruti.

"Tidak mau!" Teriak Mela memberontak.

"Ibu! Pegangi Mela!" Perintah Sulis. Dengan cepat Sutini memegangi cucunya.

Berbagai pukulan didapatkannya dari Mela yang memberontak. Menatap ke arah Sulis dan Jarot yang segera pergi menaiki motor.

Sungguh bagaikan langit dan bumi kelakuan kedua cucunya.

"Mela mau makan snack apa?" Tanya Sutini pelan, menyeka air mata Mela.

"Mela mau ini! Suapi..." Mela pada akhirnya berhenti menangis setelah diberikan smart phone. Tapi konsekuensinya, Sutini harus menyuapinya, sembari sesekali memberikan air.

"Nenek mau menyalakan TV ya?" Sutini berusaha tersenyum.

"Tidak boleh! TV berisik!" Bentak Mela, bermain game. Sesekali tertawa, tapi juga sesekali marah-marah jika kalah.

Perlahan Sutini bergerak menyalakan TV.

Tapi.

Brak!

Mela melempar handphonenya ke arah Sutini. Kemudian mulai menangis."Karena nenek berisik, aku jadi melempar handphone. Handphoneku retak!" Teriaknya.

"Astaga..." Sutini menghela napas kasar. Pino begitu pintar, rajin dan ganteng, bahkan dapat dikatakan hampir tidak pernah jajan. Tapi Mela? Benar-benar kebalikannya.

Namun tetap saja, Sutini memeluknya. Walaupun Mela memberontak. Tidak membentak cucu perempuannya, seperti yang dilakukannya pada Pino.

***

Tidak mengetahui bagaimana jika Dira sudah murka. Tepat pukul 11 malam Dira pulang, tapi tidak ada satu orang pun di rumah. Hanya Dira dan Pino.

Menatap putranya yang makan dengan lahap, usai mendapatkan transfusi darah. Bukan dengan lauk mahal, hanya nugget yang dibelinya di pinggir jalan.

"Pino makan yang banyak ya?" Sang ibu berusaha tersenyum, mempertimbangkan sesuatu. Dirinya ragu, benar-benar ragu...apa Bima akan mengijinkan?

"Pino bagaimana jika pulang sekolah, Pino di tempat ibu bekerja." Pinta Dira pelan.

Anak itu bangkit, berjalan ke arah meja ruang tamu. Kemudian membawa buket bunga dari tissue."Untuk ibu, Pino yang membuatnya, menonton caranya, di handphone nenek."

Air mata Dira mengalir, memeluk putranya."Ibu ...bukan ibu yang baik. Tapi...mau Pino ke tempat ibu bekerja sepulang sekolah? Nanti ibu berikan makanan dan mainan." Tanyanya lagi.

Putranya sangat baik, bahkan terlalu baik. Benar-benar merasa sebagai ibu yang buruk, tapi ini harus dilakukan olehnya. Tidak ingin hal ini terulang lagi. Jika saja dirinya terlambat pulang, mungkin saja putranya akan meninggal kehabisan darah.

Pino mengangguk, hal yang membuat Dira menghela napas lega. Perlahan tersenyum, menatap ke arah wajah putranya.

Sekarang tinggal meminta ijin pada mantan untuk membawa anak bekerja. Apa akan diijinkan?

Tentang pernikahan ini juga, mata Dira menelisik, sekarang sudah pukul setengah 12 malam. Tapi tidak ada kabar dari Heru.

Jika menemukan jalan, maka dirinya ingin lepas. Dira mengetahui, Heru tidak mencintainya... mengetahui perselingkuhan suaminya yang entah dengan siapa ...

"Kalau begitu, ibu akan menghubungi bos ibu yang baru." Ucap Dira penuh semangat. Bekerja untuk kebahagiaan putranya.

"Apa paman penculik? Ayah bilang saat ayah dan nenek tidak di rumah, paman penculik akan membawa Heru dan ibu." Tanya anak itu polos.

"Bukan paman penculik, dia paman terasi..." Jawaban Dira penuh keseriusan.

1
Nur Wahyuni
kenapa dunia sempit sekali... dari sekian banyak resort kenapa para parasit juga berkunjung ke situ
Rahma Intan
lanjut makin seru
mang tri
mela lagi mela lagi, nnt eskrim nya pino disabotase sm dia 😡
༄༅⃟𝐐Dena🌹
yaa kenapa ada mela dan keluarga nya 😒😒😒
yesi yuniar
waduuuh... akankah ada kekacauan setelah bertemu mereka ???
Indar
ya ealah kenapa hrs ketemu sama saudara durhaka sih 😠 ayo pino lawan mela jgn mengalah terus
Yani Setyani
Itu hama kenapa ada di mana mana, thor...
🌸Ar_Vi🌸
kok ketemu mereka lg siiihh.. sebel.. baru mau seneng2..
imau
g sabar nunggu kelanjutan nya, apakah Mela membuat keributan lagi?
imau
jadi serba salah ya Bima 😄
imau
bhahaha 😆😆😆
Heni Mulyani
lanjut
ari sachio
od donk... bkne bgun mlah koid yg ad😅😅😅
Uthie
Hahahaa.. gak sabar khayalan nya si Heru segera terealisasi kan... dan nanti tinggal dadah-dadah dijalan dehhhh Dira dan Bima serta Pino pada Heru /Tongue//Facepalm//Facepalm/
Abimanyu Rara Mpuzz
uhuy cemburu 🤭
Abimanyu Rara Mpuzz
i love it Vio 😍
azalea_lea
honey sweety darling kakaknda adinda
aahhhh semoga terwujud yaa bayangan heru
👍🌹❤🙏😁🤣
Ufi Yani
ibu bawang, ayah terasi ntar anaknyacabe rawit/Facepalm//Facepalm//Grin//Grin//Grin/ biar jd smbel
Abimanyu Rara Mpuzz
akhirnya bebas lepas 🥳
Abimanyu Rara Mpuzz
gasskeun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!