Kesalahan satu malam yang mengubah hidup Hanum, dimana di malam itu seseorang datang dan merenggut kehormatan yang selama ini Hanum jaga. Steven Nicholas Dirgantara adalah lelaki yang telah memperkosa Hanum, Steven adalah aktor terkenal juga seorang pengusaha, keluarganya juga adalah keluarga paling kaya di kota ini. Hingga hari dimana Hanum mengandung anak dari Steven dan Hanum harus melahirkan anak itu karena bagi keluarganya dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga Dirgantara. Akan tetapi kejadian tidak terduga terjadi dimana Hanum mengalami keguguran hingga membuat keluarga Steven merasa kecewa dengan Hanum karena tidak bisa menjaga anak itu dengan baik.
Saat itu juga Hanum memutuskan untuk pergi dari kehidupan Steven di saat benih cinta mulai tubuh.
Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Steven akan mencari Hanum atau membiarkan cinta itu pudar seiring berjalannya waktu simak terus kelanjutan ceritanya dalam novel Kesalahan Satu Malam..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikromatul Fasila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Hanum langsung berdiri saking dia terkejut nya melihat Steven yang berada di sampingnya.
"Kau! Kenapa kita bisa tidur seranjang? Apa yang telah kau lakukan padaku?" tanya Hanum dengan wajah paniknya sambil melihat ke arah tubuh nya yang masih mengenakan pakaian lengkap.
"Hanum, kenapa kamu berisik sekali! Ini masih pagi, cepat tidur lagi," jawab Steven masih merasa sangat ngantuk.
"Jawab aku dulu!" Hanum tampak menarik selimut yang Steven pakai.
"Ada apa Hanum? Kenapa pagi-pagi buta seperti ini kamu sudah sangat ribut?'' ucap Steven sambil mengucek matanya yang terasa mengantuk.
"Kenapa aku bisa tidur di kamar kamu dan apa yang sudah kamu lakukan padaku?" tanya Hanum dengan raut wajah marah kepada Steven.
"Kamu tidur di kamar ku karena aku yang membawa kamu ke sini, tadi malam kamu tertidur di dalam mobil jadi aku menggendong kamu dan tidur bersama ku dan aku tidak melakukan apapun sama kamu. Kita berdua hanya tidur bersama tidak lebih," jawab Steven dengan santainya menjawab pertanyaan dari Hanum.
"Lain kali jangan pernah membawa ku untuk tidur di kamar kamu apalagi kita tidur bersama,"
"Tapi kenapa? Kita berdua juga sudah menikah dan tidak ada masalah jika kita tidur bersama,"
"Tidak! Pernikahan kita bukan seperti pernikahan pada umumnya, pernikahan kita akan berakhir setelah anak ini lahir dan aku tidak akan lagi berada di sini bersama dengan kamu jadi mari kita menjaga jarak supaya sesuatu yang di inginkan tidak terjadi," kata Hanum tampak memperingati atas perbuatan Steven padanya.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Hanum, entah mengapa Steven menjadi sedikit kesal lalu menyuruh Hanum untuk keluar dari dalam kamarnya.
"Ya sudah! Kalau begitu cepat keluar dari kamar ku!" kata Steven mengusir Hanum untuk keluar dari dalam kamarnya.
Hanum pun berjalan keluar dengan perasaan kesal dan benar-benar sangat membenci pada sikap Steven yang seenak nya sendiri padanya.
Setelah kejadian tersebut, antara Hanum dan juga Steven tidak lagi bertegur sapa.
"Hai Hanum," sapa Edward yang baru saja tiba di Villa.
"Pak Edward?" Hanum tersenyum bahagia melihat kedatangan Edward.
"Pak? Ayolah Hanum sudah berapa kali aku bilang sama kamu jangan memanggil ku dengan panggilan Bapak, apa aku terlihat seperti bapak-bapak? Panggil nama ku saja, Edward gimana? Itu lebih baik dari pada harus memanggil ku Bapak," kata Edward tampak protes dengan Hanum yang selalu memanggil dirinya Bapak.
"Tapi-"
"Tapi kenapa? Bukankah sekarang kau tidak bekerja di hotel itu lagi dan sekarang kau adalah istri dari teman ku jadi panggil saja aku Edward supaya kita bisa lebih dekat,"
"Baiklah," Hanum tersenyum manis kepada Edward.
Steven yang tidak sengaja melihat kebersamaan mereka berdua tampak terlihat kesal. Entah kenapa sekarang sikap Steven kepada Hanum terlihat berbeda diman Steven akan merasa sangat kesal saat Hanum tertawa bahagia bersama dengan lelaki lain.
"Ed, kenapa kau datang ke sini?" tanya Steven dengan wajah kesalnya menatap ke arah Edward.
Edward mengernyitkan dahinya saat melihat raut wajah Steven yang terlihat kesal.
"Ada apa dengan Steven? Kenapa setiap aku datang ke sini dia selalu terlihat kesal? Apakah dia kesal padaku atau dengan orang lain," gumam Edward di dalam hatinya bingung dengan sikap aneh Steven saat melihat dirinya.
"Stev, aku datang ke sini hanya ingin memberitahukan sama kamu bahwa nanti malam akan ada pesta dan semua keluarga Dirgantara akan hadir," kata Edward mengatakan maksud kedatangan nya ke sini.
"Ed, kau bisa menghubungi ku lewat handphone, kenapa kau harus repot-repot datang ke sini hanya untuk memberitahukan kabar ini padaku," Steven tampak terlihat semakin kesal saat mendengar apa yang dikatakan oleh Edward.
"Stev, kenapa sekarang sikap mu berubah padaku? Kau selalu terlihat marah saat aku datang. Apakah aku berbuat sesuatu yang membuat mu marah, Stev?" tanya Edward kepada Steven tentang alasan kenapa dia selalu marah saat melihat dirinya.
"Kau benar! Aku sama sekali tidak suka saat melihat wajah mu, keberadaan mu di sini tidak di harapkan dan kenapa kamu selalu datang ke Villa ku sesuka hati mu, Ed. Kau pikir ini tempat penginapan milik keluarga mu yang kapan saja kau bisa datang!" Steven terlihat sangat kesal kepada Edward.
"Stev, kau benar-benar melupakan pertemanan kita? Tidakkah kau tau bahwa sejak dulu kita selalu bersama dan di Villa ini kita juga sering bermain tapi sekarang bahkan kau melarang ku untuk datang ke sini? Stev, apakah kau masih menganggap ku teman mu?"
"Tidak! Sekarang kau pergi dari sini!" Steven tampak mengusir Edward untuk segera pergi dari Villa nya.
"Tidak! Aku tidak akan pergi sebelum aku melepaskan rindu kepada Hanum. Aku datang ke sini bukan karena aku ingin bertemu dengan mu, Stev tapi aku ingin bertemu dengan Hanum jadi selamat tinggal," ucap Edward tampak berjalan pergi sambil menarik tangan Hanum untuk pergi bersama dengan diri nya.
"Edward!" teriak Steven saat Edward membawa Hanum pergi begitu saja tanpa ijin darinya.
Hari sudah mulai gelap tapi Hanum juga Edward belum kembali keluar untuk melihat-lihat di desa sebelah. Steven tampak terlihat sangat kesal karena mereka berdua belum kembali juga.
Steven pun tampak terlihat panik menunggu kedatangan mereka berdua dan setelah beberapa detik akhirnya mereka pun tiba sambil tersenyum bahagia.
"Dari mana saja kalian? Apa kalian tidak tau kalau ini sudah hampir malam dan buat kamu Ed! Apa kau tidak tau jika saat ini Hanum sedang hamil bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu kepada kandungan nya, apa kau mau bertanggung jawab, Hah?" Steven kembali memarahi Edward yang membawa Hanum pergi.
"Stev, ayolah jangan seperti ini. Apa kau tidak capek sejak tadi marah-marah terus lagian sekarang Hanum sudah kembali dengan selamat dan sehat lagian aku pasti akan menjaga Hanum dengan baik, aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya,"
"Benar, lagian semua ini juga kemauan ku. Aku sudah lama ingin pergi jalan-jalan ke desa sebelah dan karena ada Edward jadi aku mengajak nya untuk pergi bersama ku," kata Hanum mengatakan bahwa semua ini adalah keinginan nya.
Steven menatap tajam ke arah Hanum saat Hanum mengatakan bahwa dia menunggu kedatangan Edward untuk pergi jalan-jalan bersama dengan dirinya padahal selama ini Steven selalu berada di samping Hanum tapi Hanum sama sekali tidak berniat untuk mengajaknya dan malah memilih Edward untuk menemani dirinya.
"Bagus, kalian berdua benar-benar membuat ku sangat marah. Mulai sekarang, jika kau membutuhkan apapun kau bisa menghubungi Edward dan jangan pernah meminta bantuan ku." ucap Steven lalu berjalan pergi meninggalkan mereka berdua yang saling bertatapan melihat tingkah aneh Steven.