NovelToon NovelToon
PAMANKU SUGAR DADYKU

PAMANKU SUGAR DADYKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Anak Yatim Piatu / Dokter Genius / Beda Usia
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: AMIRA ARSHYLA

"paman jelas-jelas kamu juga mencintai aku akan tetapi kenapa kamu tidak mau mengakuinya"
Alena jatuh cinta kepada paman angkatnya sejak dia masih kecil, akan tetapi paman selalu menganggap dia seorang gadis kecil yang sangat imut, apakah si dokter jenius itu akan tergerak hatinya untuk menerima Alena, ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMIRA ARSHYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 05

Pada tengah malam.

terlihat Narendra sedang menikmati rokok di balkon kamarnya, ketika dia mendengar Alena sedang menelpon Geri.

"kamu ini kenapa, paman menyuruh kamu pulang dan kamu langsung pulang...? Dasar b*doh, jadi sekarang bagaimana...? iya aku juga sangat kangen kamu...!"ujar Alena.

Narendra masih saja santai sambil menikmati rokoknya.

Tiba-tiba saja suara Alena semakin dekat di telinganya, ternyata Alena sudah berada di balkon kamarnya.

"Geri jika tidak bagaimana kalau aku pergi ke sana sekarang juga, paman dan bibi sudah tidur sekarang, emh... bukankah kamu bilang jika kamu kangen denganku...?" ujar Alena.

Mendengar itu Narendra kemudian langsung mematikan rokoknya.

Narendra kemudian berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Brak...!

Terdengar suara pintu di tutup dengan sangat kasar.

Alena kemudian langsung menyudahi sandiwaranya yang seolah-olah dia tengah berbicara dengan Geri.

Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan di pintu kamar Alena.

Tok...!

Tok...!

Tok...!

"iya...sebentar."ujar Alena sambil berjalan mendekati pintu kamarnya.

Akan tetapi dia mengurungkan niatnya untuk langsung membuka pintu, Alena merah tasnya yang berada di atas meja.

setelah itu Alena langsung membuka pintu kamarnya.

"paman, ternyata kamu belum tidur...?"ujar Alena sambil menatap wajah Narendra.

Narendra kemudian menatap tajam ke arah Alena yang memakai tasnya.

"mau pergi ke mana kamu tengah malam seperti ini, apakah kamu mau mencari bocah itu...?"ujar Narendra sambil menatap tajam ke arah Alena.

"paman, dia tidak kenal siapa-siapa di kota ini, aku jadi sangat khawatir membiarkan dia pulang ke hotel sendirian."ujar Alena.

"Alena bagaimana pun juga dia itu adalah seorang pria, kenapa kamu sangat khawatir kepadanya...?"ujar Narendra sambil memijat pelipisnya.

"kamu itu adalah anak perempuan kamu seharusnya bisa lebih menahan diri oke...!"ujar Narendra.

"bukankah sebentar lagi aku dan Geri akan segera menikah...? Dia sangat tahu dengan jelas aku ini seperti apa, dan untuk apa aku harus menahan diri."ujar Alena sambil menundukkan kepalanya.

Narendra mengepalkan tangannya.

"tapi kalian berdua belum resmi menikah, tengah malam seperti ini kamu ingin pergi mencari dia, itu tidaklah pantas."ujar Narendra sambil menatap tajam ke arah Alena.

"tapi paman, aku dan Geri sudah resmi bertunangan kapan saja aku bisa mencari dia, lalu kenapa bisa di sebut tidak pantas..!"ujar Alena sambil menatap wajah Narendra.

Narendra kemudian kembali memijat pelipisnya.

"Alena...! kamu ini adalah anak perempuan seharusnya kamu punya malu sedikit, apakah kamu tahu jika pria tidak akan pernah menghargai sesuatu yang sangat mudah dia dapatkan...?"ujar Narendra dengan intonasi suara yang keras.

Alena terkejut mendengar ucapan Narendra.

"rasa malu ya...? Aku orang yang tidak tahu malu...? Paman apakah di matamu itu aku adalah seorang yang tidak tahu malu, bagitu...?"ujar Alena sambil meneteskan air matanya.

Narendra tidak menjawab ucapan Alena.

"Baiklah kalau begitu, aku akan mendengarkan ucapanmu, aku akan menjadi gadis yang punya rasa malu, aku tidak akan pernah pergi untuk mencari dia, oke...?"ujar Alena sambil kembali masuk ke dalam kamarnya.

setelah itu Alena langsung menutup pintu kamarnya dengan sangat cepat.

hiks...!

Hiks...!

Hiks...!

Terdengar suara Alena menangis di balik pintu.

"Alena, maksudnya bukan seperti itu, kamu Jagan menangis ya, Alena...!"ujar Narendra sambil mengetuk pintu kamar Alena.

Akan tetapi Alena tidak menggubris Narendra.

Keesokan harinya.

Kring...!

Kring...!

Kring...!

Terdengar suara jam alarm berbunyi di kamar Narendra.

Narendra kemudian mengambil jam tersebut dan langsung mematikannya.

Rambut acak-acakan, mata memerah akan tetapi ketampanan nya tidak berkurang sama sekali.

Narendra kemudian langsung turun dari atas tempat tidurnya dan dia kemudian langsung berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

beberapa saat kemudian dia langsung turun dan duduk di bangku meja makan.

"bibi lin, mungkin saja Alena sekarang sedang kelelahan, nanti tolong bibi antarkan makanan ke atas ya, biarkan dia sarapan di atas, bibi Jagan lupa ya."ujar Narendra kepada bibi lin.

"tuan muda, pagi-pagi sekali Alena sudah pergi keluar untuk mencari Geri, hubungan diantara mereka berdua ternyata sangat baik ya...!"ujar bibi lin sambil tersenyum lebar.

Narendra mengeratkan rahangnya ketika tahu Alena sudah pergi untuk mencari Geri.

"baiklah kalau begitu, aku pergi kerja dulu, oh...iya supnya kenapa asin sekali...!"ujar Narendra sambil berdiri dari tempat duduknya.

Narendra kemudian berjalan keluar dari dalam rumah.

"eh...tapi perasaanku supnya sama seperti biasanya...?"ujar bibi lin heran.

Narendra kemudian langsung masuk ke dalam mobilnya, dia kemudian langsung pergi ke rumah sakit terbesar di negara H.

Tidak lama kemudian Narendra sudah sampai di depan rumah sakit tersebut.

Narendra kemudian langsung masuk ke dalam rumah sakit.

"selamat pagi dokter Narendra...!"ujar kedua perawat wanita yang berpapasan dengan Narendra.

akan tetapi Narendra hanya menatap tajam ke arah mereka berdua, dan langsung berjalan meninggalkan mereka.

mereka berdua tampak ketakutan ketika Narendra menatap tajam ke arah mereka.

"eh...! dokter Narendra kenapa sih...?"ujar seseorang dari mereka berdua.

"sepertinya dia sedang marah..?"ujar teman yang satunya.

"ih... wajahnya sangat jutek sekali jika dia sedang marah, aku jadi takut untuk menatapnya."ujar salah satu dari mereka.

Srupt...!

Srupt...!

Srupt...!

Terdengar suara orang yang sedang minum soda dari cangkirnya.

"hei...b*doh, Jagan sibuk makan saja..! Reaksinya hari ini menandakan apa...?"ujar Alena sambil menjitak kening Geri.

Alena dan Geri ternyata sudah membuntuti Narendra sejak tadi.

"kamu tadi lihat kan dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dan tidak seperti biasanya, terus sekarang mukanya jutek sekali, dan sudah jelas dia sedang marah."ujar Geri sambil tersenyum lebar.

"tapi Geri aku kan tidak buta, aku juga tahu jika dia sedang marah."ujar Alena.

"eh...kamu sabar dulu dong, dia marah karena siapa...? Gara-gara kamu kan...?"ujar Geri sambil menikmati soda yang berada di tangannya.

"lalu apa gunanya...? Bukankah dia sudah bilang jika dia hanya menganggap aku sebagai juniornya...!"ujar Alena sambil cemberut.

"eh...atau Jangan-jangan, di dalam hatinya dia menganggap aku sebagai anaknya, lihat saja dia begitu protektif terhadap diriku, mungkin itu bukanlah perasaan cemburu dia hanya merasa jika kamu sudah merebut anak gadisnya."ujar Alena sambil memijat pelipisnya.

Geri kemudian menjitak kening Alena.

"eh...b*doh ngomong apa sih kamu...? bukankah kamu sudah mengutarakan perasaanmu kepadanya...? Sebodoh apa pun dia, dia pasti Tidak akan menganggap kamu sebagai anak perempuannya saja."ujar Geri sambil menatap wajah Alena.

Geri kemudian melirik ke arah Narendra yang masih berjalan di koridor rumah sakit tersebut.

"aku tidak percaya jika dia tidak punya perasaan sedikit pun kepadamu."ujar Geri sambil menatap Narendra.

"jika dia bersikap seperti itu tandanya apa...? Tandanya dia memang punya perasaan terhadap dirimu."ujar Geri sambil menatap wajah Alena.

"tentu saja ada, kan dia sudah bilang jika dia menganggap aku sebagai juniornya."ujar Alena.

"tapi kenapa feeling ku berkata lain ya, firasatku mengatakan jika dia juga memiliki sebuah perasaan terhadapmu."ujar Geri lagi.

"tapi kenapa kamu begitu sangat yakin...?"ujar Alena sambil mengerutkan keningnya.

"tentu saja, karena aku juga seorang pria dan itu juga naluriku sebagai pria...!"ujar Geri sambil memegangi pipi Alena.

Hufff...!

ujar Alena menghela nafas berat.

1
Jeonghan svt 🩷
benar itu kata dokternya Alena
ARMILA06: kayaknya Alena sengaja deh minum itu alkohol
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!