Karya ini hanya imajinasi Author, Jangan dibaca kalau tidak suka. Silahkan Like kalau suka. Karena perbedaan itu selalu ada 🤭❤️
Perjodohan tiba-tiba antara Dimas dan Andini membuat mereka bermusuhan. Dimas, yang dikenal dosen galak seantero kampus membuat Andini pusing memikirkan masa depannya yang harus memiliki status pernikahan.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Dua manusia dibeda tempat sedang senyam-senyum mengingat apa yang terjadi tadi pagi.
"Din, Lo lagi jatuh cinta?" tegur Gina. Mereka sedang nongkrong dikantin kampus karena kebetulan sama-sama tidak sarapan, Gina memesan nasi goreng beserta es jeruk sedangkan Dini memesan soto dan es teh. Hari ini, Rony absen ada urusan keluarga.
"Eh? Gak" kilah Dini.
"Lo yakin? Dari tadi gue perhatiin Lo senyum-senyum kayak lagi jatuh cinta"
"Gak Gina, sayang. Gue biasa aja" Dini tetap tidak mau cerita ke Gina bukan tidak percaya tapi Dini malu jika Gina tahu Dini menikah dengan Dimas yang notabene, musuh bebuyutnya.
"Baiklah" akhirnya Gina menyerah dan Lanjut menyendok nasi goreng ke mulutnya.
Beda Dini beda Dimas, didalam ruangan Dimas malu setengah mati.
"Apa yang baru saja aku lakukan ke Dini?" ucap Dimas sambil menjambak rambutnya. Potongan-potongan kejadian dimana Dimas sedikit memaksa Dini untuk melakukan lebih dari sekedar ciuman.
"Ah, Dini marah gak ya?. Tapi kami kan suami istri" Disatu sisi Dimas merasa bersalah namun disatu sisi Dimas benar jika apa yang mereka lakukan adalah hal wajar sebagai suami istri.
"Ehm" Dimas tersenyum mengingat bagaimana dia menyesap buah dada Dini. Rasanya kenyal dan benar-benar menggoda.
"Sial" Dimas kesal karena membayangkan apa yang terjadi tadi pagi dan malah membuat juniornya bangun. Keramas lagi dah!
***
Drrrtt... Drrrttt..
Ponsel Mama Dian berdering. Saat ini, Mama Dian dan Papa Dion sedang makan siang disebuah restoran jepang.
"Siapa, Ma?" tanya Papa Dion melihat Mama Dian belum juga mengangkat teleponnya.
"Gak tau, Pa. Nomor baru" jawan Mama Dian.
"Ya sudah, tidak usah diangkat. Jika perlu nanti pasti telpon lagi"
Mama Dian mengangguk tanda setuju dan mereka kembali melanjutkan makan siangnya.
Namun, tidak lama setelah telepon berakhir. Handphone Mama Dian berbunyi kembali dengan nomor yang sama.
"Angkat saja, Ma"
"Halo, Assalamualaikum" sapa Mama Dian ramah.
"Walaikumsalam, Maaf mengganggu, tante. Ini Citra" kata Citra.
"Oh, ternyata Citra. Maaf tante kira siapa jadi tadi tidak tante angkat. Ada apa, Cit?". Mama Dian sudah tidak menyimpan nomor Citra karena Mama Dian sempat marah ketika Citra meninggalkan Dimas begitu tiba-tiba.
"Iya, Tan. Tidak apa-apa. Heum, Citra boleh minta nomor istrinya Dimas, Tan. Citra ingin mengajak silaturahmi siapa tahu bisa jadi teman" ucap Citra.
"Ehm, kalau untuk menjalin silaturahmi boleh-boleh saja. Nanti tante kirim nomornya ya"
"Terima kasih, tan. Salam buat keluarga. Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Panggilan telepon berakhir, Mama Dian langsung mengirim kontak Dini ke nomor Citra.
"Citra, Ma?" tanya Papa Dion setelah Mama Dian selesai dengan handphonenya.
"Iya, Pa. Citra ingin berteman dengan Dini" jawab Mama Dian.
"Kok firasat Papa sedikit tidak percaya ya, Ma. Mantan pacar yang masih berhubungan baik dengan istri mantannya sepertinya jarang"
"Papa kok bicara begitu. Citra kan anak baik, selama pacaran sama Dimas juga ga pernah macam-macam".
"Kan firasat Papa, Ma. Tapi semoga saja apa yang dikatakan Mama benar dan tidak merusak hubungan Dimas sama Dini" ucap Papa Dion. Papa Dion sudah terlanjur sayang sama Dini layaknya anak sendiri.
"Aamiin"
Papa Dion dan Mama Dian kembali menyantap makan siangnya karena Papa Dion harus kembali ke kantornya.
***
Setelah pesan masuk dari Mama Dian ke handphone Citra. Citra tersenyum dan langsung menghubungi pemilik nomor tersebut. Cukup lama menunggu namun ada jawaban dari sana.
"Assalamualaikum" salam pemilik nomor handphone.
"Walaikumsalam, benar ini Dini?" tanya Citra.
"Iya, benar. Ini siapa ya?"
"Perkenalkan saya Citra, mantan Dimas" ucap Citra.
"What? kenapa mantan pak Dimas menelpon dan apa harus gitu memperkenalkannya lengkap, mantan?" gerutu Dini dalam hati.