Shani Aira Natio, gadis lemah lembut yang begitu di gemari oleh seluruh orang di sekolah berkat citra baiknya itu ia berhasil menjabat sebagai ketua osis di sekolah nya, Pelita Bangsa. selain itu Shani juga sangat pintar walaupun dia bisa belajar seperti orang orang umum nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasmin Dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
00
di bawah terik matahari, semua siswa berbaris di lapangan sambil menyaksikan dengan khidmat prosesi kenaikan bendera merah putih di hari yang spesial ini, hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Hari yang sangat di tunggu tunggu bagi para pejuang di masa lalu, kini mereka sukses. Mereka sukses mengusir para penjajah dari luar negeri tetapi tantangan besar kini harus dihadapi.
Penjajah bukan lagi berasal dari negara orang lain melainkan dari negara sendiri, para manusia yang haus akan kesuksesan hingga berani mengkhianati negara sendiri.
Perpecahan antara manusia, suku, dan umat agama yang berada di Indonesia kini semakin terasa di sosial media, mereka yang katanya saudara malah memberikan ujaran kebencian untuk saudara mereka sendiri.
entahlah, semua manusia memang aneh makanya Shani benar benar takut berharap pada manusia berharap dengan manusia adalah seni menyakiti diri sendiri.
" Eh," fokus Shani buyar saat temen kelas yang berdiri di depannya jatuh sehingga Shani reflek untuk menahan agar tidak terbentur ke tanah, semua mata langsung melihat ke arah barisan Shani.
Ara membantu Shani untuk memegangi gadis yang pingsan itu, " Naikin ke belakang aku," Shani berusaha untuk langsung membawa gadis itu agar tidak terjadi kericuhan saat kepala sekolah memberikan amanat.
Shani menggendong gadis yang pingsan itu di belakang lalu membawanya ke UKS yang ada di dekat lapangan sambil Ara menahan di belakang nya agar tidak jatuh, " Kak Ayu tolong," Shani meminta dokter yang menjaga UKS itu.
" Taro sini dek," Shani menurunkan gadis yang pingsan itu di brankar rumah sakit, " terimakasih ya Shani, Ara, kalian balik aja ke lapangan," akhirnya Shani dan Ara pun kembali ke lapangan untuk melanjutkan upacara.
upacara berjalan lancar setelah insiden tersebut dan kini semua orang sudah bubar dan memutuskan untuk pulang terkecuali anak OSIS yang saat ini berkumpul di ruang OSIS, mereka merencanakan untuk mengadakan acara 17 Agustus karena mereka tidak ikut lomba disekolah apalagi di rumah.
" kita mau ngapain nih?" Akasha melihat para anggota OSIS lalu beralih ke ketuanya yang sedari tadi hanya diam, " lomba atau makan makan?" Shani menatap mereka, " Lomba, mau lomba voli kaya kemarin itu, seru banget," request Nabila.
" ayo, bagi 2 team," mereka pun berunding untuk pembagian team, " saya ga ikut main, saya jadi juri," Shani tidak ada niat untuk main karena tangannya saat ini terasa nyeri entah karena apa.
...ʕ·ᴥ·ʔ...
Shani duduk di podium sambil melihat para anggotanya yang sibuk bermain voli, " Kamu ga ikut?" Shani melihat Azra yang duduk di sampingnya, " Ga kak," Shani tersenyum menggelengkan kepalanya.
" kenapa?" Shani menunjukan tangannya yang terasa lemas dan juga bergetar jika di angkat, " Sakit?" Shani mengangguk, " izin ya," Azra memegang tangan Shani lalu memijatnya.
" Aduh sakit kak," keluh Shani sambil merasakan sakit di tangannya, " udah lama sakit kaya gini?" Shani mengangguk cemberut, sakit seperti sekarang memang sudah dari lama tapi entah apa penyebabnya.
" kakak kuliah jurusan apa sih?" Shani melihat Azra yang masih sibuk memijat tangan kirinya, " Saya lulusan Hukum," Shani mengangguk ngangguk sambil mulutnya mengucapkan kata oh.
" Memang kenapa?" Azra melihat Shani yang tampak menggemaskan itu, " Aku pikir kakak gelarnya S.Tp," Azra mengerutkan keningnya, " S.Tp?" Shani mengangguk dengan penuh percaya diri.
" Sarjana tukang pijat," Shani tertawa atas jokes nya itu, " oh jadi kamu pikir saya tukang pijat," Azra mengencangkan pijatannya di tangan Shani, " Aw, sakit kak!," Azra membalas dengan tertawa.
"ya abisnya pijitan Kakak enak sih jadi aku pikir Kaka punya gelas S.Tp," Azra menghela nafasnya, baru kali ini dirinya diledekin oleh bocah kecil seperti itu.
......................