Dalam sebuah pesta seorang gadis bernama Elis sengaja di tugaskan oleh sang ayah untuk menggoda para pengusaha muda yang kaya raya. Namun siapa sangka Elis malah terjebak dengan seorang pria yang paling di takuti di dunia bisnis.
Louise Mahendra Maxim adalah CEO dari Boison Grup terkenal dingin dan kejam. Seseorang yang pintar dan juga cerdas namun sayangnya malah jatuh hati pada Elis putri seorang pengusaha licik dan serakah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Yang Kemarin
Sudah satu bulan sejak pertemuan Louise dan Elis saat pesta malam itu, dan sampai sekarang keduanya tidak pernah lagi bertemu, Elis bahkan sudah lupa dengan Louise.
Apa lagi sekarang Elis sudah punya kesibukan baru yaitu mengurus cafe miliknya yang baru satu minggu yang lalu di resmikan. Meskipun sebenarnya sang ayah ingin Elis membantunya di perusahaan, tapi memiliki usaha cafe adalah cita-cita Elis sejak dulu dan setelah selesai kuliah sekarang baru ia bisa mewujudkannya. Berkat bantuan dan dukungan dari sang kakak akhirnya Elis berhasil membuka sebuah cafe yang di beri nama Black White Cafe.
"Kak, ada yang cari kakak di depan." beritahu seorang gadis yang merupakan karyawan di cafe pada Elis.
Elis telah merekrut tiga orang karyawan untuk bekerja di kafenya. Seorang laki-laki dan dua orang perempuan.
"Siapa ?" tanya Elis sembari mengelap tangannya yang baru saja selesai mencuci gelas.
"Pria yang kemarin." jawab gadis itu dan Elis hanya mengangguk karena tahu siapa yang di maksud oleh karyawannya itu.
"Selamat siang, Tuan Cristof. Ada yang bisa saya bantu ?" tanya Elis pada pria yang mencarinya itu yang tak lain adalah Cristof.
Pria yang pernah di kenalkan oleh sang ayah pada Elis.
"Tidak usah terlalu formal. Panggil saja nama ku." kata Cristof sambil tersenyum.
Cristof sudah dua kali datang ke cafe ini dan beberapa kali juga datang untuk menemui Elis. Berkat hubungan yang baik dengan Aryo, jadi Cristof tahu di mana dia bisa menemui Elis.
"Aku ingin mengajak mu makan siang." lanjut Cristof mengatakan maksud dan tujuannya.
Belum sempat Elis menanggapi ajakan makan siang dari Cristof, ponselnya lebih dulu berbunyi.
"Permisi, aku angkat telepon dulu." pamit Elis.
Kebetulan sekali ada yang menelponnya, jadi Elis punya alasan untuk pergi.
Cristof hanya mampu mengangguk sambil tersenyum yang di paksakan. Sepertinya kali ini rencananya akan gagal lagi.
Setelah tiba di meja kasir Elis langsung menjawab panggilan yang ternyata dari sang ayah.
"Ya, pa."
"Elis bisakah kau pulang sekarang ? ada yang ingin papa bicarakan." kata Aryo dari seberang sana.
"Baik, aku akan pulang sekarang." jawab Elis tanpa berpikir panjang lagi karena mendengar dari suara papanya ada sesuatu yang penting.
Meskipun tidak dibesarkan langsung oleh Aryo, tapi Elis begitu menyayangi sang ayah. Karena sejak kecil Aryo selalu memberikan kasih sayang dan memenuhi semua keinginan Elis meskipun mereka tinggal di negara yang berbeda.
Setelah mengakhiri panggilannya, Elis kembali ke meja Cristof.
"Aku minta maaf, sepertinya hari ini aku tidak bisa pergi dengan mu karena mendadak aku ada urusan. Mungkin lain waktu kita bisa pergi bersama." kata Elis seolah menyangkan tidak bisa menerima ajakan pria itu.
Padahal dalam hati Elis memang tidak berniat untuk menerima ajakan Cristof. Meskipun papanya tidak memintanya untuk pulang sekalipun, Elis pasti akan tetap mencari alasan lain untuk menolak.
"Iya, tidak apa-apa." balas Cristof dengan kecewa.
"Terima kasih atas pengertiannya. Aku permisi." kata Elis langsung pergi meninggalkan meja Cristof menuju pintu keluar.
Sebelumnya Elis sudah memberitahukan kepada salah satu karyawannya jika dia akan pergi.
Aku pasti akan mendapatkan mu. Batin Cristof sambil menatap punggung Elis yang semakin menjauh.
Dua puluh menit kemudian Elis sudah sampai di rumahnya dan langsung menuju ke ruang kerja sang ayah.
"Papa kenapa ?" tanya Elis yang melihat wajah sang ayah tampak kusut.
Sungguh Elis jadi sangat khawatir.
jangan sampai Rafly yg datang, biar Rafli sama Amanda saja Thor