Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.
Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.
Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??
Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Araa menghela nafas lega. setidaknya, motornya tidak dibuang oleh Aston suaminya. daripada pria itu membuangnya lebih baik disimpan di tempat yang Araa sendiri tidak tahu dimana letaknya.
Araa melangkah kembali ke kamarnya dan Aston. hingga dirinya masuk ke dalam, kamar itu masih kosong. menandakan Aston masih berada diruang kerjanya, apakah pria itu benar-benar marah padanya. tapi kenapa?, apakah dia memang tidak pernah disentuh oleh wanita diluaran sana. sangat mustahil orang berpengaruh sepertinya tidak main wanita.
"Aku sedikit berlebihan kalau memang kamu tidak bisa disentuh tuan" gumam Araa menyesali perbuatannya. di perjanjian itu tertera dengan sangat jelas kalau tidak ada sentuhan fisik antaranya dan Aston.
"Aku memang sedikit meremas bahunya sih" Araa memukul pelan jidatnya. kemudian dia ambruk begitu saja disofa
Suara pintu terbuka mengagetkan Araa didalam sana, dia langsung bergegas duduk dari posisinya saat ini. dapat dilihat Aston dan Jack masuk di ikuti seorang pria yang belum pernah Araa lihat sebelumnya.
jubah putihnya menandakan kalau dia adalah seorang dokter. tapi, siapa yang sakit disini. Araa bingung menatap tiga pria itu bergantian, jangan-jangan Aston sakit karena sentuhannya. kok bisa sampai separah itu.
"periksa Istriku Brian" suruh Aston yang sudah duduk disofa depan Araa. bukan hanya Araa yang kaget, Brian pun sontak membulatkan matanya.
"OH NO!! Bro, kamu sedang bercanda kan?" kaget Brian. dipikirannya Aston mungkin sedang sakit atau terluka karena pergulatan dunia bawahnya, hingga dia di panggil ke mansion ini.
"Sejak kapan?" tanya Brian lagi karena tak mendapat respon dari Aston. memang, pada saat pernikahan Aston. dirinya sama sekali tidak tahu menahu, di undang pun tidak.
"kemarin" jawab Aston simpel.
"ya ampun Bro Kok.." ucapan Brian terhenti saat mendapat tatapan sinis Aston dan juga Jack.
"Jack" panggil Aston masih menatap Brian datar.
"Baik Tuan" balas Jack sudah mengerti yang diinginkan oleh Aston.
"Ayolah Bro, Aku hanya penasaran saja. Lagian tega banget ngak ngundang sahabat loh ini" Brian menciut sudah nyalinya. pasti dua pria tidak waras didepannya ini akan gunakan embel-embel mereka untuk mengancamnya.
kalau masih banyak omong Jack pindahkan dia ke Rumah sakit cabang di pojok kota. begitulah sekiranya dia sering di ancam oleh Aston.
"jadi ini kakak ipar, memangnya kakak ipar sakit apa?" tanya Brian menatap Araa sambil tersenyum ramah. walau dia tahu usia wanita didepannya ini pasti masih sangat mudah, namun sebagai bentuk hormatnya pada Aston. dia memilih panggilan semanis mungkin, mengingat umurnya jauh di bawah Aston.
"Cih! siapa yang menjadikanmu sebagai Adik" timpal Aston tak suka.
'sebenarnya ini ada apa sih?, lagian kenapa aku harus diperiksa. kan aku sehat dan baik-baik saja' Araa dibuat bingung sedari tadi. Aston menyebutnya istri untuk pertama kali, dan menyuruh dokter yang terlihat sedikit waras dari mereka untuk memeriksanya. huft sepertinya yang harus diperiksa otak Aston maupun Jack disini.
"Kakak ipar sakit apa?, biar aku catat gejala awalnya. setelah itu baru aku chek kondisi kak... " Brian bertanya sekali lagi pada Araa tanpa memperdulikan muka sinis Aston yang tertuju padanya.
"sudah aku katakan periksa saja istriku Brian!!!, kenapa banyak sekali pertanyaanmu. kamu itu lulusan kedokteran apa" geram Aston pada Brian.
'sungguh aku sangat ingin menabokmu Aston sialan!' batin Brian kesal bukan main, dia sudah kebal sebenarnya menghadapi kegilaan Aston. tapi kali ini rasanya jauh lebih menyebalkan.
"Karena aku dokter disini, sebaiknya Tuan Aston yang perkasa. bisakah kamu diam sebentar!, pasienku kakak ipar bukan kamu" Brian saat ini mengendalikan emosinya, memang jadi orang waras ditengah makhluk aneh bin ajaib itu harus banyakin sabar.
"Oh ya kakak ipar, untuk pertanyaanku. kakak ipar sakit apa?" Tanya Brian lagi.
"memangnya aku sakit apa?" Tanya Araa polos menatap bingung Brian maupun Aston suaminya.
"HAA!" Sakit sudah kepalaku(Brian).
bersambung........