G. Manggala Winata pria yang kerap disapa Gala , berusia 32 tahun . CEO dari Winata Grup . Lima tahun pernikahannya dengan Clara - sang istri yang berprofesi sebagai aktris , tak membuat rumah tangga kedua nya kembali terasa harmonis . Apalagi kejenuhan mulai Gala rasakan saat sang istri tak pernah lagi memiliki waktu hanya untuk sekedar melepas rindu dengannya .
Alih-alih , bukannya memperbaiki hubungan dengan sang istri , Gala justru menuruti ide gila dari temannya . Yaitu membayar seorang wanita untuk ia jadikan pelampiasan dengan syarat kontrak pernikahan siri selama satu tahun tanpa sepengetahuan sang istri . Tanpa Gala ketahui jika sang istri memiliki rahasia besar yang ia sembunyikan .
Aluna , wanita cantik berusia 19 tahun yang bekerja sebagai office girl diperusahaan Winata Grup . Ia Rela menukar harga dirinya dengan sejumlah uang demi untuk membiayai pengobatan sang ibu dan membayar hutang almarhum ayahnya pada rentenir .
Bagaimana kisah kedua nya?
Simak kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB DELAPAN
Aluna mengerjapkan kedua matanya , dilihatnya sang ibu sudah terbangun dan tengah menatap nya dengan tatapan teduh dan senyum yang tulus .
Aluna beranjak dari sofa lalu berjalan mendekati ibunya.
"Ibu sudah bangun ?" ujar Aluna
"Iya , tadi kebangun karena ada dokter yang visit ". Jawab Bu Mala
"Udah jam berapa ini ?" gumam Aluna , kemudian ia mengambil ponsel nya dari dalam tas .
"Astaga aku kesiangan .." pekik nya saat melihat jam yang ada diponsel nya sudah menunjukkan pukul 8 pagi .
Buru-buru Aluna membasuh wajah nya dikamar mandi yang ada diruang rawat ibu nya , setelah itu ia bergegas berpamitan pada Bu Mala .
"Bu , ibu gak papakan Luna tinggal ? Nanti Luna telepon Mbak Iyas minta tolong buat temani ibu ". Kata Aluna
Bu Mala tersenyum tipis lalu menganggukkan kepala nya pelan . "Ibu gapapa nak , nanti ada suster yang akan setiap saat kemari datang untuk mengecek kondisi ibu . Jangan khawatir , fokus lah bekerja ,hm.." ucap Bu Mala dengan lembut
"Luna belikan bubur dulu ya Bu didepan ", ujarnya
Bu Mala menggeleng pelan ,"Gak usah sayang , bentar lagi ada suster yang akan antar jatah makan . Kamu jangan lupa sarapan sebelum berangkat kerja ". tukas Bu Mala
"Ya sudah , biar Luna telepon Mbak Iyas dulu minta tolong buat kesini ", ucap Aluna , kemudian ia mengambil ponsel nya yang tadi ia taruh diatas nakas . Setelah itu Aluna segera menggulir layar ponsel nya mencari nomor telepon Mbak Iyas , setelah ketemu ia langsung menekan tombol panggilan .
Sudah tiga kali panggilan tapi tak kunjung dijawab oleh Mbak Iyas.
"Mbak Iyas kemana sih , tumben gak diangkat teleponnya ". Lirih Aluna
"Nak , ibu gapapa . Gak usah telepon Mbak Iyas ,uhukk .. Uhukk .. ibu gak mau repotin siapa-siapa ". Ujar Bu Mala sambil menutup mulutnya dan terbatuk-batuk .
"Tapi Bu , Luna gak- ibu... Ibu berdarah ?" pekik Aluna panik saat melihat darah ditelapak tangan ibu nya sesaat setelah terbatuk-batuk .
Secepatnya Aluna menekan bel yang ada disamping nakas .
"Ibu , ibu istirahat dulu ya .. Bentar lagi dokter nya datang ". Ucapnya dengan nada penuh kepanikan dan kekhawatiran .
Tak berselang lama dokter Santi datang bertepatan dengan Bu Mala yang memejamkan matanya tak sadarkan diri dan dibelakang Dokter Santi disusul oleh asisten nya
"Dok , tolong periksa ibu saya . Tadi setelah batuk keluar darah .." tukas Aluna pada dokter Santi .
"Baik ya , kami akan segera memeriksa nya ". Sahut dokter Santi
Dengan cekatan dokter Santi segera memasang stetoskop ditelinga lalu memeriksa detak jantung Bu Mala .
"Siapkan ruang operasi sekarang , kita harus melakukan tindakan penanganan lanjut . Hubungi dokter bedah yang tengah berjaga , sekarang ..." perintah Dokter Santi pada asistennya
"Baik dok ". Sahut asisten itu , kemudian ia segera berlari keluar dari ruang rawat Bu Mala menuju untuk menghubungi dokter bedah dan tim medis yang berjaga diruang operasi .
"Dokter , bagaimana kondisi ibu saya ?" tanya Aluna penasaran .
"Kita harus segera melakukan tindakan operasi sekarang nona , jika tidak maka kita semua akan terlambat menyelamatkan nyawa beliau . Kondisi jantung beliau makin melemah ", ucap Dokter Santi menjelaskan
Aluna membulatkan matanya seraya membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangannya , ia benar-benar syok mendengar penjelasan dari Dokter Santi .
"Dokter tolong selamatkan ibu saya .." mohon Aluna sambil memegang kedua tangan Dokter Santi .
"Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk keselamatan pasien nona , dan tolong nona segera membayar biaya administrasi operasi nya , karena tindakan operasi harus segera kami lakukan secepatnya ", kata Dokter Santi
Tak lama setelah asisten Dokter Santi kembali masuk keruang rawat Bu Mala .
"Dokter , dokter bedah dan tim medis jaga ruang operasi sudah siap dok ", ucap asisten dokter Sinta
"Segera dorong brankar pasien keruang operasi ". Perintah Dokter Sinta
"Baik dok ". Asisten Dokter Sinta bergegas mendorong brankar Ibu Mala dan dibantu oleh salah satu tenaga medis yang ia bawa dari ruang jaga operasi .
Dokter Sinta langsung ikut membantu mendorong brankar tersebut , Aluna mengikuti nya dari belakang .
Sesampainya didepan pintu ruang operasi , Dokter Sinta kembali memberitahu Aluna agar segera mengurus adminstrasi nya selama operasi berlangsung .
"Nona Aluna , mohon anda segera mengurus administrasi nya dan kami akan juga akan segera melakukan tindakan operasi pada ibu anda ". Ucap Dokter Sinta
"Baik dok , akan saya usahakan tapi tolong lakukan yang terbaik untuk ibu saya dok ". Pinta Aluna
"Kami akan melakukan semaksimal mungkin , doa kan saja semua nya berjalan dengan lancar ". Setelah mengatakan itu dokter Sinta segera masuk kedalam ruang operasi dan langsung menutup pintu nya .
"Aluna ..." teriak Mang Lukman memanggil nya
Aluna menoleh menatap kedatangan mang Lukman .
"Mamang ?" seru Aluna
"Gimana kondisi ibu mu ? Maaf tadi kata mbak Iyas kamu telepon , tapi anak mamang lagi demam jadi istri mamang sibuk ngurusin gak sempat pegang ponsel?" ujar Mang Lukman .
"Iya mang gak papa". Ucap Aluna sembari mendudukan dirinya dikursi besi depan ruang operasi . Mang Lukman juga ikut mendudukkan dirinya disamping Aluna .
"Gimana kondisi ibu kamu Lun ?" tanya Mang Lukman
Aluna menghela nafas kasar seraya matanya menatap lurus kearah pintu ruang operasi .
"Ibu drop mang , kata dokter kondisi jantung ibu makin melemah dan harus segera dioperasi . Luna bingung mang , mau cari uang buat bayar biaya operasi ibu kemana ? Sedangkan tabungan Aluna baru ada lima juta ". Ucap nya dengan sendu
Mang Lukman menatap Aluna dengan perasaan tak tega . Dia ingin sekali membantu tapi dia saja tidak punya uang sebanyak itu .
"Maaf ya Lun , mamang gak bisa bantu ". Kata Mang Lukman
"Iya mang gapapa ". sahut Aluna lirih
"Lun , kalo boleh mamang kasih tau .. Saran mamang yang kemarin bisa kamu coba , siapa tau bos kamu mau pinjamin kamu uang .." Saran Mang Lukman
"Tapi Luna gak yakin mang , Luna-"
"Heii , dimana anak sama istri nya si Agung ?!" teriak seorang pria berbadan besar dan berwajah menyeramkan , berjalan mendekati Aluna dan Mang Lukman . Disebelah nya ada dua temannya yang juga berperawakan sama dengannya .
Sontak Mang Lukman dan Aluna menoleh kearah sumber suara .
"Lun , mereka itu yang kemarin nagih uang kerumah yang bikin ibu kamu jadi sakit begini ", bisik Mang Lukman .
Aluna menelan ludah nya susah payah kala melihat tiga lelaki itu berjalan semakin dekat kearah nya .
"Mang Lukman gak salah lihat kan kemarin ?" tanya Aluna lirih
"Enggak Lun , memang benar mereka orang nya ". Sahut Mang Lukman berbisik
Ketiga orang itu tiba dihadapan Aluna , memasang wajah menyeramkan dan menatap tajam Aluna dan Mang Lukman bergantian .
"Kau anak nya Agung ?!" ujar pria yang berteriak tadi .
"Iya saya anak nya Pak Agung , kenapa ?!"
.
.
.
Haii , jangan lupa tinggalkan jejak like , vote dan komen ... Terimakasih ♥️🌹
mama Retta anakmu nakal🙊
klo up yg bnyakan dikit boleh lah Cak 3/4 bab an😁🤭 kn g enak,lg seru² ny baca tp d gantung😂😅
mana up ny aga lama lg😁🤭🙏🙏