NovelToon NovelToon
Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Moka Tora

Hari pertama di SMA menjadi langkah baru yang penuh semangat bagi Keisha, seorang siswi cerdas dan percaya diri. Dengan mudah ia menarik perhatian teman-teman barunya melalui prestasi akademik yang gemilang. Namun, kejutan terjadi ketika nilai sempurna yang ia raih ternyata juga dimiliki oleh Rama, seorang siswa pendiam yang lebih suka menyendiri di pojok kelas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moka Tora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Pilihan yang sulit

Kembali dari perkemahan, Keisha merasa ada keheningan yang menggantung di sekelilingnya. Meskipun masalah dengan Davin belum sepenuhnya selesai, ia merasa bahwa jarak yang mulai terbentuk di antara mereka adalah sesuatu yang tidak terhindarkan. Namun, Keisha juga menyadari bahwa konflik ini tidak hanya memengaruhi hubungannya dengan Davin, tetapi juga dirinya sendiri.

Rama, seperti biasa, tetap berada di sisinya, memberikan dukungan yang selalu Keisha butuhkan. Tetapi bahkan kehadiran Rama tidak sepenuhnya mampu menghilangkan perasaan hampa yang tersisa.

~

Pagi itu, Keisha melangkah masuk ke kelas dengan langkah yang berat. Suasana kelas seperti biasa, ramai dengan obrolan para siswa. Nadya langsung menghampiri Keisha begitu ia melihat temannya masuk.

“Keish, lo nggak apa-apa? Gue lihat lo diem banget belakangan ini,” tanya Nadya sambil menatap Keisha dengan khawatir.

Keisha menghela napas pelan, lalu duduk di kursinya. “Gue cuma lagi mikir. Banyak hal yang nggak bisa gue selesain begitu aja.”

Nadya menatap Keisha dengan penuh simpati. “Kalau lo butuh cerita, gue selalu ada buat lo, ya. Jangan simpen semuanya sendirian.”

Keisha tersenyum tipis. “Makasih, Nad. Gue bakal cerita kalau gue udah siap.”

Nadya menepuk bahu Keisha pelan sebelum kembali ke mejanya. Sementara itu, mata Keisha tak sengaja menangkap Davin yang sedang duduk di pojok kelas, terlihat sedang berbicara dengan Dani. Mereka tertawa kecil, tetapi ketika Davin menyadari Keisha menatapnya, tawa itu langsung meredup. Ia menunduk, mengalihkan pandangannya, membuat Keisha merasa campuran rasa bersalah dan kebingungan.

~

Sepulang sekolah, Rama menunggu Keisha di depan gerbang seperti biasa. Namun, kali ini ia membawa sesuatu di tangannya—seikat bunga mawar kecil yang terlihat sederhana tetapi indah.

Keisha terkejut ketika Rama menyerahkan bunga itu padanya. “Ini untuk kamu,” kata Rama dengan senyum kecil yang khas.

Keisha memandangi bunga itu, merasa sedikit tersipu. “Rama, nggak perlu repot-repot kayak gini.”

“Bukan repot, kok,” balas Rama. “Aku cuma pengen bikin kamu senyum lagi. Kamu udah terlalu banyak mikir belakangan ini.”

Keisha tersenyum tipis, tetapi ada perasaan hangat yang merayap di hatinya. “Makasih, Rama. Aku nggak tahu apa jadinya kalau kamu nggak ada di sini.”

Rama menatap Keisha dengan penuh kesungguhan. “Aku janji bakal selalu ada buat kamu, Keisha. Kamu nggak perlu ngerasa sendirian.”

Mereka berjalan bersama menuju halte, berbicara tentang hal-hal kecil untuk mengalihkan perhatian dari masalah yang ada. Bagi Keisha, momen seperti ini adalah pengingat bahwa meskipun banyak hal terasa rumit, masih ada orang yang tulus peduli padanya.

~

Namun, tidak semua orang merasa puas dengan situasi itu. Di suatu sore, Davin berdiri di lapangan basket sekolah, memandangi bola yang ada di tangannya. Ia mengingat kembali hari-hari di mana ia dan Keisha bermain bersama di sini, tertawa tanpa beban. Kini, semua itu hanya tinggal kenangan.

Dani menghampirinya, membawa sebotol air. “Lo masih mikirin Keisha?” tanya Dani tanpa basa-basi.

Davin mengangguk pelan. “Gue nggak tahu gimana caranya ngebaikin semua ini, Dan. Setiap kali gue ngelihat dia sama Rama, gue cuma bisa nyalahin diri gue sendiri.”

Dani menatap Davin dengan serius. “Lo tahu, Dav. Kadang kita harus belajar buat menerima kalau nggak semua hal bisa kita perbaiki. Lo udah nyakitin Keisha, dan sekarang dia butuh waktu. Mungkin lo juga harus kasih waktu buat diri lo sendiri.”

Davin terdiam, mencoba mencerna kata-kata Dani. Tetapi dalam hatinya, ia tahu bahwa melupakan Keisha bukanlah hal yang mudah.

~

Hari-hari berikutnya berlalu dengan cepat, tetapi konflik yang ada di antara mereka masih terasa seperti bayangan gelap yang terus mengikuti. Hingga suatu hari, Keisha mendapatkan pesan dari Davin, meminta untuk bertemu di taman dekat sekolah.

Keisha ragu untuk menjawab, tetapi pada akhirnya ia setuju. Ia tahu bahwa menghindar tidak akan menyelesaikan apa pun.

Ketika mereka bertemu, Davin sudah duduk di bangku taman, terlihat gelisah. Keisha duduk di sebelahnya, menjaga jarak yang cukup.

“Apa yang mau kamu bicarain?” tanya Keisha dengan nada tenang, meskipun hatinya sedikit berdebar.

Davin menatap tanah, berusaha mencari kata-kata yang tepat. “Keisha, aku tahu aku nggak pantas buat minta ini, tapi aku benar-benar pengen kita bisa baikan. Aku nggak mau kita terus-terusan kayak gini.”

Keisha menghela napas panjang. “Davin, aku juga nggak mau terus-terusan kayak gini. Tapi masalahnya, aku belum tahu gimana caranya ngelupain semua yang udah terjadi.”

Davin mengangguk pelan. “Aku ngerti. Aku cuma pengen bilang kalau aku bakal nunggu. Aku nggak akan maksa kamu buat maafin aku sekarang, tapi aku bakal tetap ada di sini kalau kamu butuh apa-apa.”

Keisha terdiam, merasa campuran rasa lega dan sedih. Ia tahu bahwa Davin tulus, tetapi luka yang ada di hatinya masih terlalu dalam untuk diabaikan begitu saja.

“Terima kasih, Davin,” kata Keisha akhirnya. “Aku butuh waktu, dan aku harap kamu ngerti itu.”

Davin tersenyum kecil, meskipun matanya masih terlihat sendu. “Aku ngerti, Keish. Dan aku harap kamu tahu, aku selalu peduli sama kamu, apa pun yang terjadi.”

Keisha hanya mengangguk sebelum akhirnya berdiri. Ia merasa bahwa meskipun pertemuan ini tidak menyelesaikan semuanya, setidaknya itu adalah langkah kecil menuju pemulihan.

~

Malam itu, Keisha merenung di kamarnya. Ia memandangi bunga mawar yang diberikan Rama, lalu mengingat kembali kata-kata Davin di taman. Di antara dua orang yang sangat penting baginya, ia merasa terjebak di antara masa lalu dan masa depan.

Tetapi Keisha tahu satu hal: untuk melangkah maju, ia harus berdamai dengan dirinya sendiri terlebih dahulu. Dan meskipun itu tidak mudah, ia bertekad untuk menemukan kekuatan di dalam dirinya untuk melakukannya.

Keisha tahu bahwa perjalanan ini masih panjang. Tetapi dengan Rama di sisinya dan Davin yang perlahan belajar untuk melepaskan, ia merasa bahwa mungkin, hanya mungkin, ia akan menemukan kedamaian yang ia cari.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!