NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Dosa

Takdir Di Balik Dosa

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Anak Yatim Piatu / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:194k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Ziel, seorang CEO muda yang tegas dan dingin, memutuskan pertunangannya setelah menemukan bukti perselingkuhan Nika. Namun, Nika menolak menerima kenyataan dan dengan cara licik, ia menjerat Ziel dalam perangkapnya. Ziel berhasil melarikan diri, tetapi dalam perjalanan, efek obat yang diberikan Nika mulai bekerja, membuatnya kehilangan fokus dan menabrak pohon.

Di tengah malam yang kelam, Mandara, seorang gadis sederhana, menemukan Ziel dalam kondisi setengah sadar. Namun, momen yang seharusnya menjadi pertolongan berubah menjadi tragedi yang mengubah hidup Dara selamanya. Beberapa bulan kemudian, mereka bertemu kembali di kota, tetapi Ziel tidak mengenalinya.

Terikat oleh rahasia masa lalu, Dara yang kini mengandung anak Ziel terjebak dalam dilema. Haruskah ia menuntut tanggung jawab, atau tetap menyembunyikan kebenaran dari pria yang tak lagi mengingatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Siluet dan Aroma

Dara tiba di apartemen dengan membawa beberapa kantong belanjaan di kedua tangannya. Sebuah tas plastik kecil dengan tulisan "Susu Ibu Hamil" diselipkan di salah satu kantong. Ia melangkah masuk dan langsung disambut Ziel yang duduk di sofa ruang tamu, menatapnya dengan ekspresi serius.

“Kamu dari klinik? Rumah sakit? Kamu sakit?” Ziel langsung bertanya tanpa basa-basi, matanya menelusuri wajah Dara, mencari petunjuk.

Dara terkejut mendengar rentetan pertanyaan itu, tetapi buru-buru memasang senyum santainya. “Hah? Oh, nggak, Pak Bos. Saya cuma cek kesehatan aja. Lagian, saya takut mulut saya ini terlalu sering ngemil. Jangan sampai uang di ATM yang Bos kasih ludes sebelum satu bulan. Ngeri kalau sampai nggak bisa makan, 'kan?” Ia berusaha terdengar biasa saja, meski hatinya sedikit gugup. Dalam hati, ia bertanya-tanya, "Gimana Pak Bos bisa tahu aku ke klinik?"

Namun, sesaat kemudian ia teringat saat Ziel menelepon tadi. Ia reflek menjawab, "Iya, Sus" saat perawat memanggil namanya. Seketika ia menyadari alasan Ziel tahu tentang kunjungannya ke klinik.

Ziel menyipitkan mata, mencoba membaca raut wajah Dara. Alasan itu memang terdengar masuk akal, apalagi dengan kebiasaan Dara yang memang sering ngemil. Tapi ada sesuatu dalam nada suaranya yang membuat Ziel merasa ada yang disembunyikan.

“Cek kesehatan? Serius cuma itu?” Ziel mencondongkan tubuhnya ke depan, pandangannya tajam.

“Y-ya dong, Pak Bos!” Dara tertawa kecil, lalu mengangkat kantong belanjaan di tangannya. “Nih, saya beli melon pesenan Pak Bos. Terus ini juga ada bahan buat masak. Pokoknya nggak ada yang perlu dikhawatirkan.”

Ziel mengambil melon yang Dara sodorkan, tapi matanya masih terpaku pada wajah Dara. “Hm, kalau cuma cek kesehatan biasa, kenapa kelihatan buru-buru tadi pas aku telepon? Bahkan langsung matiin teleponku.”

Dara menelan ludah, berusaha tetap tenang meski jantungnya berdegup kencang. “Ehehe... Itu karena masih banyak antrean di belakang saya, Pak Bos. Kan, nggak enak bikin orang nunggu lama.”

Meski jawabannya terdengar masuk akal, Ziel tetap merasa ada sesuatu yang ganjil. Tapi ia memilih untuk tidak menekan Dara lebih jauh. “Baiklah. Kalau memang cuma itu, jangan lupa jaga kesehatan. Kalau kamu sakit, itu bakal ganggu pekerjaan kita. Paham?”

Dara mengangguk cepat. “Siap, Pak Bos! Pekerjaan tetap prioritas nomor satu.”

Ziel akhirnya mengalihkan pandangannya ke melon di tangannya, tapi dalam hati, rasa curiganya tak sepenuhnya hilang. "Kenapa aku merasa dia nggak sepenuhnya jujur?" pikir Ziel sambil menggigit bibir bawahnya.

Sementara itu, Dara buru-buru ke dapur untuk menyimpan belanjaannya. Saat menyentuh tas plastik kecil berisi susu ibu hamil, ia mendesah pelan. “Hampir ketahuan. Tenang, Dara. Semua aman. Jangan panik...” gumamnya pelan, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

***

Hari itu, Ziel dan Dara berdiri di lokasi proyek mereka yang tengah diguyur hujan. Keduanya memakai jas hujan seadanya, tapi angin dingin dan rintik hujan yang terus turun tak mampu benar-benar melindungi mereka. Dara tetap bekerja dengan semangat, meski Ziel sempat beberapa kali menatapnya dengan alis terangkat, seolah ingin berkata, "Kamu nggak perlu terlalu memaksakan diri." Namun, ia tak mengucapkannya.

Setelah selesai memeriksa lokasi, mereka akhirnya kembali ke apartemen dalam keadaan basah kuyup. Dara dan Ziel langsung menuju kamar mandi masing-masing untuk membersihkan diri.

Saat makan malam, Dara hanya makan dalam diam, tidak seperti biasanya yang selalu riuh dengan candaan dan cerita konyol. Ziel sempat meliriknya beberapa kali.

"Kamu kenapa? Capek?" tanyanya singkat, dengan nada datar.

Dara tersenyum kecil, tapi senyumnya tak secerah biasanya. "Iya, mungkin sedikit capek. Hujan tadi bikin badan agak dingin."

Ziel mengangguk, tak berkata apa-apa lagi. Dara menyelesaikan makannya dengan cepat, kemudian berdiri sambil berkata, "Aku langsung masuk kamar, ya, Pak Bos. Mau istirahat lebih awal."

Ziel hanya mengangguk, tapi matanya tetap mengikuti Dara hingga pintu kamar perempuan itu tertutup.

Di dalam kamarnya, Dara menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Badannya mulai terasa semakin berat, kepalanya sedikit pusing, dan rasa dingin di tubuhnya tak juga hilang meski sudah mandi air hangat. Dia memegang perutnya, mengusapnya perlahan sambil berbisik pelan, "Nak, kamu nggak apa-apa, 'kan? Maaf ya, Mama kecapekan hari ini."

Matanya mulai terasa berat. Dara menarik selimut hingga menutupi tubuhnya, mencoba melawan rasa tidak enak di badannya. Tapi di dalam hatinya, ia tahu, ia benar-benar tidak sehat malam ini.

Pagi harinya....

Ziel berdiri di depan cermin dengan pakaian kantornya yang sudah rapi. Rambutnya tertata sempurna, dan jam tangan mewah sudah melingkar di pergelangan tangannya. Ia menghela napas ringan, mengambil botol parfum di meja, lalu menyadari sesuatu. Parfumnya habis.

Ziel membuka laci dan mengambil parfum baru yang masih tersegel. Saat membukanya, aroma yang khas langsung menyeruak, membawa sedikit rasa nostalgia yang samar di pikirannya. Itu parfum lama yang dulu pernah ia pakai, terakhir kali saat sebuah malam yang ingin ia lupakan, malam ketika insiden di mobil itu terjadi.

Namun, Ziel tidak mengingat secara spesifik bahwa malam itu ia memakai parfum ini. Baginya, itu hanya kebetulan parfum cadangan yang kini harus ia gunakan.

Tanpa berpikir panjang, ia menyemprotkannya ke leher dan pergelangan tangannya, lalu melirik dirinya di cermin sekali lagi sebelum melangkah keluar. Tak ada yang menyadari bahwa aroma ini akan membawa ingatan seseorang kembali ke malam yang gelap dan penuh misteri.

Ziel menatap meja makan yang kosong tanpa aroma sarapan seperti biasanya. Alisnya bertaut. "Dara?" panggilnya, suaranya terdengar datar seperti biasa, namun ada nada heran di baliknya.

Tidak ada sahutan.

Ia melangkah keluar ruang makan, mencoba mencarinya di dapur, tapi Dara juga tidak ada di sana. Ziel memanggil lagi, kali ini sedikit lebih keras. "Dara? Kamu di mana?"

Masih tidak ada jawaban.

Rasa heran bercampur khawatir mulai muncul. Ziel menuju kamar Dara. Ia mengetuk pintu perlahan, tapi tetap tak ada respon. Tanpa pikir panjang, Ziel memutar gagang pintu dan membukanya.

Di dalam kamar, ia menemukan Dara terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat dengan keringat dingin membasahi dahinya. Napasnya terdengar berat, tidurnya gelisah, dan tubuhnya sesekali bergerak seperti mencoba menepis sesuatu yang tak terlihat.

“Tolong... lepaskan...” gumam Dara dalam igauan, suaranya bergetar.

Ziel mendekat, keningnya berkerut. "Dara? Dara, bangun!" panggilnya, mengguncang bahu Dara dengan pelan. Namun, Dara tidak merespons, malah kembali bergumam tak jelas.

“Tidak... jangan...” Suaranya semakin lirih, tapi gerakan tangannya seolah menangkis sesuatu. Ziel menyadari ada sesuatu yang salah, mimpi buruk, mungkin. Ia mengguncang Dara sedikit lebih keras.

"Dara, bangun! Ini aku, Ziel."

Namun, saat Ziel mencoba lebih dekat, kakinya tersandung pinggiran karpet. Dalam usaha menjaga keseimbangan, tangannya secara tidak sengaja menyenggol lampu tidur di atas meja. Lampu itu jatuh ke lantai, membuat kamar menjadi agak gelap, hanya diterangi cahaya redup dari balik gorden. Ziel yang kehilangan keseimbangan akhirnya terjatuh ke arah tempat tidur. Dalam posisi tak terduga, wajahnya mendarat tepat di leher Dara. Ia bisa merasakan tubuh Dara yang panas.

“Jangan sentuh aku!” teriak Dara tiba-tiba, terbangun dengan napas terengah-engah. Tanpa pikir panjang, ia spontan mendorong tubuh Ziel yang berada di atasnya dan melayangkan tinju ke wajah pria itu.

"Aduh! Dara! Stop! Ini aku!" Ziel berseru, memegangi pipinya yang terasa nyeri.

Namun, Dara yang masih setengah sadar terus meronta, pandangannya kabur di antara mimpi buruk dan kenyataan. Siluet tubuh dan aroma Ziel yang berada begitu dekat dengannya terasa terlalu mirip dengan bayangan yang menghantui mimpinya.

"Dara, tenang!" Ziel, yang kini merasa kewalahan, akhirnya menangkap kedua pergelangan tangan Dara untuk menghentikan serangannya. Namun, tindakan ini justru membuat Dara semakin panik, tatapannya dipenuhi ketakutan.

“Lepaskan aku!” jerit Dara, tubuhnya bergetar. Kilasan kejadian di malam itu kembali membanjiri pikirannya. Napasnya semakin cepat, dan ia hampir menangis.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Aninda Faira
itu hormon kehamilan Dara gpp memulainya demi debay.
Ashila Intan
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Elmi Varida
tks thor, sdh menyelesaikan novelnya, ditunggu karya2mu yg lain ya. Tetsp semangat dan sukses terus. Sehat2 ya thor.
naifa Al Adlin
alhamdulillah akhirnya dara bahagia bersama ziel,,,
Nurul Boed
/Sob//Sob/ ngakak
Syavira Vira
🌹🌹🌹🌹🌹
Syavira Vira
❤️❤️❤️❤️❤️🙏🙏🙏🙏
Upi Raswan
kayaknya seruuu nih,,mampir ah
sum mia
aku baca di awal bab kayak udah firasat , jangan-jangan ini bab terakhir dan terus end . eh ternyata beneran .
makasih kak semoga selalu sehat , rejeki lancar , berkah barokah . aamiin 🤲
maaf kak kalau aku bacanya kadang sampai 4 bab atau mungkin lebih baru bisa baca , bukan niat numpuk bab tapi karena emang lagi repot bahkan gak sempat buka HP . 🙏🙏🙏

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: aamiin 🤲 makasih kak 🙏🙏
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin, ya rabbal alamiin. Terima kasih kembali, Kak. Dan juga mohon maaf lahir dan batin. Semoga Allah SWT memudahkan kita semua dalam menjalankan ibadah puasa dan melimpahkan keberkahan di bulan Ramadhan. Aamiin.🙏🙏🙏
total 3 replies
sum mia
kayaknya seru.... in syaa Allah cuuuussss lah .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Herman Lim
thanks author sehat dan di tgg karya baru lain nya
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih kembali, Kak 🤗🙏🙏
total 1 replies
sum mia
syukurlah bayinya lahir dengan selamat , meski harus penuh dengan drama .
kakek neneknya belum dikasih tahu ya , kok belum datang .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Mrs.Riozelino Fernandez
udah cuuus ke novel sebelah kk...
makasih buat Novel Ziel dan Dara kk Thor🙏
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama, Kak🤗🙏🙏
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
👍👍👍👍👍👍
sum mia
oalah Nika... Nika.... jalang sepertimu akan menjebak steven , tapi sayangnya gatot.... alias gagal total .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
yumna
ab****si kah kmu nika
Nurhayati
adakah cerita u nika? aq msh blm puas tau ksh akhirnya
abimasta
waahh sudah tamat aja thor,trimakasih juga thor
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama Kak 🤗🙏🙏
total 1 replies
Muzaata Alenmiyu
makasih juga thor 🙏🏼 sehat selalu dan tetap semangaattt 💪💪💪
Hanima
lanjut ke karya baru 😊🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!