IG elis.kurniasih.5
Hanin Aqila seorang wanita sederhana yang baru mengenal cinta. Namun siapa sangka kekasih yang ia pacari selama setahun ini adalah pria beristri. Hanin tak pernah tahu itu. Istri dari kekasihnya pun bukan sembarang orang, wanita itu adalah adik dari pria yang bernama Kenan Aditama, pemilik bisnis properti dan eksport terbesar se ASIA.
Cap pelakor dan wanita penggoda melekat di diri Hanin. Hidupnya pun harus berurusan dengan keluarga Aditama yang terkenal angkuh dan sombong.
"Aku akan menikahi wanita penggoda itu, agar dia tak lagi menggoda suami adikku." Ucap Kenan dingin, sambil melihat keluar jendela.
Walau Kenan belum menikah, tapi ia sudah memiliki kekasih yang ia pacari selama lima tahun.
Bagaimanakah hidup Hanin selanjutnya? Akankah Kenan mampu mempertahankan pernikahan sang adik? Atau justru Kenan malah benar-benar menyukai wanita yang di sebut sebagai wanita penggoda itu?
Simak yuk guys
Terima kasih 😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selesaikan urusanmu
Hanin keluar dari ruangannya, setelah puas menangis di dalam sana. Ia melirik ke jam tangan yang melingkar di lengan kanannya. Saat ini sudah menunjukkan pukul delapan malam. Di luar semakin sunyi. Perlahan, ia pun melangkahkan kakinya menuju lift dan berjalan melewati lobby. Benar saja, di sana sudah tidak ada Gunawan lagi.
Sejak pukul tujuh, Lani dan Tio menelepon Hanin untuk menanyakan keberadaannya, sekaligus penghilang rasa sepi Hanin selama bersemedi di ruangan itu.
Hanin menaiki taksi. Tiga puluh menit kemudian, ia sampai persis di depan rumahnya yang minimalis. Rumah peninggalan kedua orang tuanya. Kini, Hanin tinggal seorang diri di rumah itu. Rumah yang tidak besar juga tidak kecil. Ayah Hanin meninggal tepat ketika Hanin berusia delapan belas tahun, lalu menyusul sang ibu dua tahun kemudian. Ia memiliki seorang kakak perempuan yang bersuamikan orang melayu dan tinggal di Kuala Lumpur. Sebelumnya, Hanin tinggal bersama sang kakak yang bernama Hanida atau di panggil Nida. Sudah tiga tahun Nida menikahi pria melayu itu dan sudah dua tahun, ia dan keluarganya mulai menetap di negara yang memiliki menara kembar.
Hanin kembali menghelakan nafasnya, saat melihat mobil Gunawan terparkir di depan gerbang rumahnya yang cukup tinggi dan tertutup. Ia membuka perlahan gerbang besi yang di lapisi penutup kayu modern. Di sana, terlihat Gunawan berdiri dan tersenyum ke arahnya.
“Hanin, akhirnya aku bisa menemuimu.” Gunawan memeluk tubuh Hanin yang masih berdiri.
“Lepas, Mas.” Ucap hanin ketus dengan tubuh yang berusaha menghindar dari pelukan pria beristri itu.
“Apa yang luka, Sayang? Aku dengar wanita gila itu menyerangmu.” Tanya Gunawan.
“Wanita gila? Dia itu istrimu, Mas.” Jawab Hanin.
“Apa seperti ini kamu memperlakukan istrimu?”
“Dia hanya istri di atas kertas, Han. Aku tidak mencintainya. Yang aku cintai hanya kamu.”
“Bulshit, dasar lelaki. Giliran belum nikah bilang cinta, setelah bertahun-tahun menikah bilang ngga cinta.”
“Han, bagaimana lagi aku meyakinkan dirimu bahwa pernikahanku dengan Kiara adalah sebuah kesalahan.” Kali ini, Gunawan meninggika sedikit suaranya.
“Terserah mas mau bilang apa. Pokoknya sekarang kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi.” Hani segera meninggalkan Gunawan dan melangkahkan kakinya menuju pintu. Ia memasukkan kunci dan memutar kunci itu agar pintu terbuka.
“Han.” Gunawan menarik lengan Hani agar tetap bersamanya.
“Mas, sudah cukup atas perlakuan istrimu tadi siang yang membuatku malu. Jangan menambah beban hidupku lagi! Aku mohon, aku tidak mau di sebut pelakor.” Ucap hanin lirih.
Gunawan terdiam. “Han, aku tidak bermaksud untuk membuat hidupmu susah. Aku mencintaimu, sungguh.”
Hanin melirik ke arah Gunawan. Mereka saling bertatapan cukup lama.
“Mengapa tidak dari awal kamu cerita kalau kamu sudah menikah, Mas?” Tanya Hanin sembari terus menatap kedua bola mata Gunawan. Ia hendak mencari kebenaran di balik kedua bola mata itu.
“Sebenarnya, aku ingin menceritakan hal ini padamu. Tapi aku terlalu pengecut, aku takut kamu akan pergi dariku setelah mengetahui statusku.”
“Toh sekarang aku memang akan pergi dari hidupmu, Mas.”
“Sebelumnya aku sudah jujur padamu bahwa aku pria brengsek. aku suka ke club dan bermain wanita. Tapi setelah bertemu denganmu kebiasaan itu sudah tidak aku lakukan lagi. Kali ini aku ingin benar-benar serius, Han.” Gunawan menjeda perkataannya.
“Tentang Kiara. Aku tidak pernah menganggap pernikahan ini, karena dari awal Kiara sudah menipuku. Dia hamil dengan orang lain tapi mengaku itu anakku, walau setelah dua bulan pernikahan kami, akhirnya Kiara keguguran dan mengakui bahwa memang anak itu bukan anakku.”
“Lalu, kenapa kalian masih bertahan hingga selama ini. itu artinya kamu juga mencintai istrimu, kan?” Desak Hani dengan tangis yang tidak bisa terbendung. Sungguh sesak hatinya, karena telah di bohongi oleh pria yang ia cintai dan percayai.
Gunawan menggeleng. “Aku punya banyak hutang pada kakaknya. Perusahaanku hampir bangkrut kala itu dan saat ini bangkit lagi karena dana dari keluarganya.”
Hanin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Kepalanya terus menggeleng dan menangis. Lalu, ia mencoba kuat dan menghirup nafasnya dalam.
“Kalau begitu lanjutkan pernikahanmu dan lupakan aku.”
“Han.” Gunawan menggenggam tangan Hanin. Mereka berdua berdiri di depan pintu utama rumah Hanin.
“Aku sudah memutuskan, Han. Aku akan tetap bercerai dengan Kiara. Aku tidak peduli jika perusahaanku bangkrut karena pastinya kakak Kiara akan menarik semua uang yang pernah dia investasikan di sana. Aku tidak peduli jika aku harus memulai usahaku lagi dari nol, asalkan bersamamu.” Gunawan menggenggam erat tangan Hanin dan mengecupnya.
“Han, Please. Aku ingin menikah denganmu. Itu semua sudah kita rencanakan tahun ini kan? Kita akan segera mewujudkannya. Oke.” Gunawan menatap kedua bola mata Hanin untuk meminta persetujuan, tapi Hanin malah menunduk.
Hanin bingung ingin menjawab apa? Walau hatinya ingin bersama Gunawan, tapi otaknya berkata tidak, karena pasti akan banyak rintangan yang akan mereka lalui nanti. Belum lagi jika mengingat istri Gunawan tadi siang, sikapnya yang brutal dan posesive tidak akan mungkin memudahkan suaminya untuk berpisah, di tambah keluarga istrinya adalah keluarga yang cukup berpengaruh di sini. Hah, Hanin tidak bisa membayangkan itu.
“Sudah, Mas. Cukup.” Hanin melepas tangannya yang di genggam erat oleh Gunawan.
“Saat ini, kita memang lebih baik putus, Mas. Selesaikan dulu urusanmu. Yakinlah jika kita berjodoh, maka kita akan bertemu lagi.”
Gunawan menggeleng. “Tidak bisa, Han. Aku tidak bisa jauh darimu.”
“Aku tidak kemana-mana, Mas. Aku tetap akan di sini. tapi status kita bukan lagi pacar, melainkan teman. Aku akan selalu mensupport kamu.”
Lagi-lagi Gunawan menggeleng. “Tidak. Aku ingin kita tetap seperti ini. Kamu mau kan menungguku?”
Hanin menggeleng. “Tidak, Mas. Aku tidak bisa seperti ini.” Ia hendak masuk ke dalam, tapi Gunawan tetap menahannya.
“Han, Please.” Gunawan terus mengemis. Sungguh pria ini benar-benar telah jatuh pada pesona Hanin.
“Tidak, Mas. Tolong mengerti posisiku.” Ucap Hanin lirih.
Gunawan pun akhirnya menurut. Ia tidak ingin membuat sedih kekasihnya, wanita yang setahun terakhir ini membuat hidupnya berwarna dan berbunga-bunga.
Sementara di luar pagar tinggi dan tertutup ini, ada dua pasang mata yang tertuju pada rumah serta mobil Gunawan yang terparkir di sana.
“Ternyata, apa yang di katakan Kiara benar. Suaminya berselingkuh.” Ucap Kenan menatap mobil Gunawan yang terparkir tepat di depan rumah Kiara, walau ia tak melihat pertengkaran yang tengah terjadi antara Hanin dan Gunawan di balik pagar itu.
Vicky berhasil mendapatkan alamat rumah Hanin.
“Hmm.. Apa menurutmu Gunawan sering bermalam di rumah ini, setiap hari?” tanya kenan pada Vicky.
Vicky mengangkat bahunya. “Maybe.”
“Kata Kiara, suaminya tidak pernah pulang.” Ucap Kenan geram, karena Gunawan kali ini benar-benar menyakiti adiknya.
“So?” Tanya Vicky.
“Kau tau apa yang harus kau lakukan, Vick. Cari tau semua latar belakang wanita itu.” Jawab Kenan dingin. Lalu, meminta Vicky untuk pergi dari tempat itu.
Apa yang di pikirkan Kenan sangatlah tidak benar. Gunawan tidak pernah satu malam pun menginap di rumah Hanin dan lagi pula Hanin yang sangat menjungjung tinggi adab ketimuran itu pun tidak akan mau melakukan hal itu.
ternyata dunia novel benar2 sempit, sesempit pikiran Gun Gun 🤭
ingat umur daaaad...!!!!
ternyata mami Rasti sama dgn Hanin kehidupan masa lalu nya..🥺
CEO tp g ada otak nya,,mesti nya kamu tuh cari dlu kebenaran nya Ken sebelum menghukum Hanin..kamu tuh kaya CEO bodoh g bisa berprilaku bijak..benar2 arogan..😠