Embun adalah gadis yang baik dan juga penurut, saking penurutnya embun harus rela menjadi penebus hutang.
Embun tidak bisa menolak karena embun tidak memiliki pilihan lain selain menerima pernikahan tanpa dasar cinta ini.
Setelah menikah Afkar selalu bersikap dingin, acuh dan bahkan tidak pernah menganggap embun sebagai istrinya.
Walaupun begitu embun selalu berusaha untuk tetap bersikap baik dan sopan, embun tidak ingin menjadi seorang istri yang durhaka.
Bagaimana kelanjutan kisah embun? yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24 EMBUN PULANG.
Afkar datang dengan membawa buket bunga yang begitu cantik untuk embun. Afkar melangkah dengan wajah yang sumringah bahkan senyuman afkar begitu mempesona.
" Embun.. " afkar masuk kedalam ruangan embun.
Senyuman afkar langsung memudar ketika melihat siapa yang ada didalam ruangan istrinya.
" Guntur, sedang apa kamu Disni? " Tanya afkar
Guntur terlihat kaget ketika melihat ada afkar " Seharusnya gue yang tanya, Lo sedang apa disini? " Tanya guntur
" Aku suami embun " Ucap afkar dengan tegas.
Bukannya percaya guntur malah tertawa terbahak bahak " Jangan mimpi lu, istri Lo itu Karin bukan embun. ya gue sadar ko jika embun emang lebih cantik dari pada Karin tapi Lo jangan asal ngaku seperti itu "
Selama ini kan yang orang lain tau Karin lah istri dari afkar. Mana ada yang tau jika embun adalah istri afkar secara pernikahan mereka kan tidak di publikasikan.
Guntur membawa afkar keluar " Lo jangan buat gue patah hati dong.. Gue dan anak gue sudah merasa cocok dengan embun jadi gue minta sama Lo buat tidak ngaku-ngaku seperti tadi " Pinta guntur.
Afkar membuang nafas kasarnya " Aku tidak bohong. Embun itu adalah istri pertama dan Karin istri kedua. Saat ini embun sedang mengandung anak aku " Ucap afkar
Guntur terlihat sangat kecewa dengan apa yang ia dengar " Kamu serius? "
" Ngapain aku bohong.. Aku datang karena mau menjemput embun pulang " Kata afkar " Dan satu lagi. Aku dan Karin akan segera bercerai karena aku ingin hidup bahagia dengan embun dan calon anak kita nanti " Ujar afkar
" Buang perasaanmu kepada istriku karena sampai kapanpun embun akan tetap menjadi istriku " afkar menepuk pundak guntur lalu masuk kedalam ruangan embun.
Embun yang baru keluar dari kamar mandi langsung tersenyum ketika melihat ada afkar.
" Mas sudah di sini " Kata embun
" Iya. Ini aku bawakan bunga untuk kamu "
Embun mengambil bunga yang di berikan oleh afkar " Wah bunganya cantik mas. Terimakasih " Kata embun dengan tulus.
" Sama-sama embun.. Tadi guntur pergi buru-buru jadi tidak sempat berpamitan kepada kamu "
" Memangnya tadi ada pak guntur? " Tanya embun.
Embun tidak tau jika tadi ada guntur datang.
" Jadi kamu belum bertemu guntur? "
Embun menggelengkan kepalanya " Belum. Aku tadi lagi di kamar mandi "
Afkar terlihat senang karena embun ternyata belum bertemu dengan guntur.
" Yasudah kalo begitu, aku sudah menyelesaikan jadwal kepulangan kamu sekarang kita bisa langsung pulang "
" Iya mas " Jawab embun
" Simpan saja tas tas itu, nanti akan ada yang ambil " Kata afkar yang langsung di anggukan oleh embun.
Embun menurut saja dengan apa yang di katakan oleh afkar.
Afkar meminta embun untuk duduk di kursi roda. padahal embun sudah benar-benar sehat bahkan embun sudah bisa berjalan cepat.
" Mas, aku bisa jalan sendiri " Kata embun
" Tidak. Aku tidak akan membiarkan kamu jalan sendiri "
Embun hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan oleh afkar. Menolak juga percuma karena afkar tidak pernah mengenal penolakan.
Aksi afkar di puji oleh para pengunjung rumah sakit, mereka merasa iri melihat embun yang di perlakukan dengan manis oleh afkar.
Para suster dan dokter yang sudah tau bagaimana sifat afkar pun hanya bisa menggelengkan kepalanya, beberapa hari di rumah sakit membuat para suster dan dokter terbiasa melihat sikap manis afkar kepada embun.
Dengan hati-hati afkar membawa embun kedalam mobil, lalu afkar ikut duduk di samping Embun dan membiarkan supir membawa mereka pulang.
Didalam mobil afkar terus menggenggam tangan embun seolah afkar tidak ingin melepaskan genggamannya.
" Mas, kita kaya yang mau nyebrang jalan " Kata embun sambil terkekeh.
" Kamu bisa saja " balas afkar.
Embun melihat kearah luar, embun merasa asing dengan jalan yang mereka lewati.
" Mas sepertinya ini bukan arah ke apartemen "
" Kita tidak akan kesana "
" Lalu, kita akan kemana? " Tanya embun
" Kamu ikut saja " Balas afkar dengan senyuman manisnya.
Embun kembali melihat kearah luar dengan kepala yang menyandar ke dada bidang afkar.
Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai di tempat tujuan.
Mobil berhenti di sebuah rumah yang cukup besar bahkan keamanan rumah ini cukup di jaga ketat oleh para penjaga.
Saking bagusnya, embun sampai tidak bisa berkedip menatap bangunan megah yang ada di hadapannya ini.
" Mas, ini rumah siapa? " Tanya embun
" Ini rumah kita. Mulai sekarang kita akan tinggal di sini " Jawab afkar sambil tersenyum.
" Masya Allah.. Mas beneran? "
" Iya. Mana mungkin mas bohong " Balas afkar " Ayok kita masuk " ajak afkar sambil menggandeng tangan embun.
Pintu terbuka dan ternyata anggota keluarga sudah berada didalam rumah, menunggu kepulangan embun dan afkar.
Mamah dan Jasmin begitu heboh menyambut kepulangan embun. sampai-sampai afkar Terabaikan.
Papah yang melihat anggota keluarganya terlihat sangat bahagia, papah pun ikut tersenyum.
" Lihatlah.. embun bukannya membahagiakan kamu tapi embun juga membawa kebahagiaan untuk mamah dan Jasmin " Ujar papah
" Papah benar.." Jawab afkar.
suami tidak mau mengaku anaknya benda yg paling sensitive tpi seolah² teda masalah🤭🤭Embun masih bisa maafkn hanya dgn sedikit gombalan😁.. seharusnya bagi sedikit pelajaran sama Afkar ,.. entahlh 🤣🤣🤣