mampir mampir mampir
“Mari kita berpisah,”
“Mas rasa pernikahan kita sudah tidak bisa di pertahankan, mungkin ini memang salah mas karena terlalu berekspektasi tinggi dalam pernikahan ini.” Lirih Aaron sambil menyerahkan sesuatu dari sakunya.
Zevanya melakukan kesalahan yang amat fatal, yang mana membuat sang suami memilih untuk melepasnya.
Namun, siapa sangka. Setelah sang suami memutuskan untuk berpisah, Zevanya di nyatakan hamil. Namun, terlambat. Suaminya sudah pergi dan tak lagi kembali.
Bagaimana kisahnya? jadikah mereka bercerai? atau justru kembali rujuk?
Baca yuk baca!!
Ingat! cerita hanya karangan author, fiktif. Cerita yang di buat, bukan kenyataan!!
Bijaklah dalam membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istana yang retak
PERHATIAN!! CERITA HANYALAH FIKTIF BELAKA, HANYA KARANGAN IMAJINASI AUTHOR. BUKAN KENYATAAN!!
BIJAKLAH MENJADI PEMBACA 🤩
HAPPY READING🥳🥳🥳
Udara terasa sangat dingin, seorang pria berdiri di balkon kamarnya sambil memandang pemandangan malam. Pikirannya tengah memikirkan problem yang terjadi dalam hidupnya, hatinya terasa serasa sangat hampa dan sesak.
Kreett! Cklek!
Mendengar suara pintu kamar yang terbuka, pria itu masih bergeming di tempat. Dia tahu betul siapa yang membuka pintu kamarnya, yang tak lain adalah istrinya sendiri.
“Mas, sudah malam. Ayo kita tidur,”
Seorang wanita dengan memakai kimono berjalan memahami suaminya, di tatapnya sang suami yang masih menatap ke arah luar.
“Mas aku ...,”
“Zev, aku sudah pikirkan ini baik-baik.”
Tangan pria itu mencengkram pembatas balkon dengan erat, matanya memerah seperti menahan sesuatu yang akan keluar. Dia menarik nafas panjang, dan menghembuskannya.
“Mari kita berpisah,”
JDEERRR!!”
Zevanya Aulia seorang istri dari Aaron Alexander benar-benar merasa terkejut atas penuturan suaminya, dia bahkan tak percaya dengan apa yang suaminya sampaikan padanya.
“M-mas, kamu bercanda? Kamu mabuk? O-oh atau mu-mungkin kamu lagi lelah,”
Aaron melepaskan pegangannya pada pembatas balkon, dia mengarahkan tubuhnya menyamping berhadapan dengan sang istri. Keduanya saling menatap dengan mata memerah menahan tangis.
“Mas rasa pernikahan kita sudah tidak bisa di pertahankan, mungkin ini memang salah mas karena terlalu berekspektasi tinggi dalam pernikahan ini.” Lirih Aron sambil menyerahkan sesuatu dari sakunya.
Tampak Zevanya mematung saat suaminya menyodorkan sebuah foto yang sedari tadi tersimpan rapih di kantong celana hitamnya.
Dengan tangan bergetar, Zeva mengambil foto itu. Seketika air katanya jatuh dan menatap sang suami dengan perasaan bersalah.
“Ma-mas aku bisa jelaskan, a-aku bisa jelaskan.”
“Menjelaskan tentang kamu yang berselingkuh dengan sahabatku? Begitu? Berapa lama Zev, berapa lama kamu bersama dengannya?”
Zeva jatuh terduduk, dia memeluk kaki suaminya dengan tangisan terngungu. Aaron tak lagi melihat istrinya menangis seperti itu, dia menatap langit menghalau air matanya agar tak turun.
“Enam bulan aku di luar negri, dan enam bulan pula kamu selingkuhin aku? Tega kamu sama aku! Aku berusaha ... Aku berusaha untuk setia sama aku, aku percaya sama kamu kalau kamu tidak akan selingkuhin aku. Tapi ... Hhh tapi ...,”
“Aku khilaf mas! Maafkan aku hiks ... Maafkan aku hiks ... Hubungan kita sudah berakhir sejak kamu pulang dua bulan lalu, aku tidak lagi berhubungan dengannya,” Zeva memeluk erat kaki suaminya, meminta maaf atas apa yang dirinya lakukan.
Di saat Aaron pergi ke luar negri bersama boss di kantornya, ternyata sang istri dekat dengan sahabatnya. Bahkan mereka sering jalan berdua layaknya sepasang kekasih, makan bersama bahkan saling mengirim pesan romantis.
“Aku gak cinta dia mas, aku cuman cinta sama kamu hiks ...,”
“Gak cinta tapi bisa ya chek in hotel?”
Seketika tangisan Zeva terhenti, dia melepaskan pelukannya pada kaki sang suami dan menatap foto itu dengan seksama.
“Ma-mas, kita memang ada di hotel saat itu tapi kita sedang ...,”
“berbuat Zina maksudmu? Zeva! Sungguh, sebagai suami aku tidak ridho, aku tidak pernah ridho!” Bentak Aaron dengan mata memerah menatap tajam Zeva dengan kilatan amarah.
“Ma-mas ...,”
“Surat cerai sudah aku tanda tangani di meja, kau bisa menandatanganinya dan serahkan ke pengadilan. Mas akan keluar dari rumah ini saat ini juga,"
“ENGGAK!! ENGGAK!! MAAAASSS!! MAAASSS!!”
Aaron menghiraukan teriakan istrinya, dia mengambil kopernya yang sedari tadi dia siapkan dan segera pergi dari rumah itu.
Zeva memeluk dirinya, menangis histeris melihat kepergian Aaron. Beribu-ribu penyesalan tak akan membuat suaminya kembali, Zeva sangat-sangat menyesal.
Ponsel Zeva berbunyi, dia beranjak dan mengambil ponselnya yang terletak di meja nakas.
“Rio.” Gumam Zeva.
“Halo say ...,”
“Berhenti memanggilku sayang! Kamu jahat Rio!! Aku sudah katakan padamu, hubungan kita salah!! Kedekatan kita salah!! Lihat sekarang, gara-gara foto itu suamiku salah paham!! Padahal di kamar hotel itu bukan hanya kita berdua, bahkan kita berlima sedang rapat project! Kenapa kamu begitu Jahat!!”
Terdengar gelak tawa keras dari Rio, Zeva menjadi terdiam dengan kening mengerut.
“Oh suamimu sudah tahu yah? Yah ... Sayang sekali, padahal dia belum melihat istrinya satu selimut dengan sahabatnya.”
“BR3NGS3K KAMU RIOO!!”
BRAK!!
PRANGG!!
Zeva membanting ponselnya dan melempar gelas hingga pecah berserakan, dia tak peduli bagaimana kakinya bisa terluka.
“Maafkan aku mas, tapi sungguh aku menjaga kesucianku untukmu. Aku tidak melakukan hal yang kamu tuduhkan hiks ...,"
...
Aaron, saat ini pria itu tengah berada di bandara. Dia tengah menanti kehadiran seseorang untuk menjemputnya.
“Tuan muda?”
Aaron yang tadinya sibuk memainkan gawainya seketika mengangkat wajahnya menatap sosok pria paruh baya yang tengah tersenyum ramah padanya.
“Mari tuan, Nyonya sudah menunggu di rumah.”
Aaron menatap jalanan ibu kota, selama belasan tahun dirinya tidak lagi menginjak kota metropolitan ini. Sejak kedua orang tuanya bercerai saat umurnya 10 tahun, Aaron lebih memilih ikut dengan ayahnya. Dan setelah ayahnya meninggal, Aaron menikah dan tak lagi dengar kabar tentang ibunya.
Disinilah Aaron sekarang, untuk pertama kalinya Aaron akan kembali pada sang ibu.
Mobil memasuki gerbang yang menjulang tinggi, rumah yang begitu mewah memanjakan mata Aaron. Ayahnya adalah sosok pria sederhana sedangkan ibunya, dia menikah dengan keturunan konglomerat setelah bercerai dengan sang ayah.
“Tuan muda, kita sudah sampai.” Ujar pria paruh baya tadi.
Seorang bodyguard segera membukakan pintu untuk Aaron, Aaron keluar dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
“Aaron?”
Aaron membuka kaca matanya, entah mengapa matanya terasa berembun saat menatap wanita paruh baya yang berjalan menghampirinya.
“sayang.” Wanita paruh baya itu memeluk Aaron dengan erat, sedangkan Aaron sendiri. Dia tak membalas pelukan wanita itu, tangannya menggantung di sisi tubuhnya tanpa berniat membalas.
“Mamah senang akhirnya kamu mau kembali tinggal sama mamah, setelah mamah dengar kabar papah mu meninggal. Mamah ingin sekali mengunjungimu, tapi mamah takut kamu benci sama mamah.”
“Mamah bahagia kamu menghubungi mamah dan berencana tinggal disini,”
Begitu senangnya ibu kandung Aaron saat melihat kedatangan putranya. Dia segera mengajak Aaron masuk ke dalam.rumah dengan kebahagiaan yang membuncah.
“DAD! LIHAT SIAPA YANG DATANG!!”
Langkah keduanya terhenti ketika melihat sosok pria paruh baya yang masih tampan itu berjalan menuruni tangga.
Pria itu menghampiri keduanya dengan tatapan datar, dia menajamkan pandangannya pada Aaron yang tengah menatapnya datar juga.
“Selamat datang nak,” ujar pria itu dengan singkat.
Krik krik!
Suasana mendadak menjadi hening, ibu kandung Aaron langsung tertawa hambar untuk memecah suasana.
“ha-hahaha kenapa kalian seolah-olah akan berperang, ayo ayo kita duduk.” Seru wanita itu.
Larasti Widya, ibu kandung Aaron. Sedangkan pria itu, Haikal Smith. Suami Laras saat ini, setelah 1 tahun Laras bercerai dari suaminya. Haikal yang merupakan duda anak satu menikahi Laras, keduanya kini di anugerahi satu anak. Anak sambung LAras satu tahun di atas Aaron dia seorang laki-laki, begitu pun dengan adik Aaron yang juga seorang laki-laki berumur 13 tahun.
“Aaron, bagaimana kabarmu nak? Kau terlihat kurus sekali. Oh ya, apa kamu sudah menikah?" Tanya Laras penasaran.
Aaron yang akan meminum kopinya seketika menghentikan kegiatannya, dia mencengkram gelas cangkir itu ketika dirinya kembali mengingat apa yang istrinya buat.
Rupanya Laras belum tahu jika Aaron sudah menikah, pernikahan Aaron hanya di ketahui orang terdekat saja. Bahkan dia dan Zeva menikah di KUA dan hanya di hadiri oleh sahabat mereka. Karena Selama ini dia tidak mendengar kabar apapun dari putranya setelah mantan suaminya meninggal 7 tahun lalu.
“Aku lelah, dimana kamarku?”
Tang!
Aaron meletakkan cangkir itu dengan sedikit kasar hingga membuat Haikal dan Laras terkejut.
Laras sedikit bingung dengan ekspresi yang putranya tunjukkan.
“o-oh kamu lelah, ayo nak mamah tunjukkan kamarmu,”
Aaron memasuki kamar yang sudah Laras siapkan, dia memandang kamarnya yang tiga kali lipat lebih besar dari kamar di rumahnya.
"Mamah keluar dulu yah, kalau kamu butuh apa-apa kamu bisa pencet bell di sana. Nanti pembantu akan datang ke kamarmu." Pamit Laras.
Aaron hanya melirik tombol di samping tempat tidurnya, sangat canggih. Aaron pemasaran, sekaya apa ayah tirinya itu.
Aaron mengambil ponselnya yang berada di saku celananya, saat dia membuka ponselnya. Ternyata di sana masih terdapat foto pernikahan dirinya dan Zevanya.
"Apa karena belum adanya buah cinta di antara kita hingga kamu memilih bersama sahabatku? Kalian sama-sama tidak punya perasaan. Sekarang, lakukan semau kalian. Aku sudah tak menjadi penghalang kalian menyatukan cinta kalian." Lirih Aaron. Kemudian dia menghapus seluruh fotonya bersama Zeva walau harus menahan sesak di hatinya.
____
BANTU DUKUNG KARYA BARU AUTHOR YUUKK🥳🥳🥳
lucu banget daah...
syedih nih kayanya..
perlu bawa kanebo kering gak yaaaah
K E R E N !!!!