Vernando Permana. banyak orang yang memanggilnya Nando, seorang siswa yang dikenal berekspresi datar. namun banyak siswi-siswi yang mengidolakan nya, tidak ada seorang siswi manapun yang bisa menembus dinding hati beku nya Nando.
Sampai takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang gadis ceria bernama Monisha Listiani yang biasa dipanggil Mona, kisah hidup dan kisah cintanya berawal dari situ.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHB | 02. Ruang Guru
Materi yang diajarkan oleh guru di jam pertama dan kedua sudah di tekuni dengan baik oleh Mona.
Mona menoleh ke Novia yang sudah bangkit dari tempat duduk, dia pun mengikuti gerakan yang sama dengan Novia.
"Mon kita ke kantin yuk" Ajak Novia sambil menggamit lengan Mona.
"Boleh, yuk" Mona tersenyum karena Novia sangat terbuka untuk berteman baik.
Sampainya mereka di kantin, Mona berhenti melangkah, netra nya melihat sekumpulan geng cewek centil yang sedang duduk sambil ketawa-ketiwi di meja makan paling pojok.
"Kenapa Mona?" Tanya Novia.
"Itu mereka kok heboh banget ya?"
Mona menunjuk ke arah yang dilihat matanya. Novi pun menoleh kearah yang di tunjuk oleh gadis itu.
"Oh.. Sudah biasa, mereka itu lagi caper sama cowok yang di depan nya" Kata Novia. Cowok yang dimaksud adalah Nando.
"Owalah kirain apaan, pantes heboh" Kata Mona, kemudian melanjutkan langkah kaki nya ke warung mie ayam yang menarik perhatian nya. Novia memilih untuk pergi ke warung langganan nya di sekolah.
"Mon, aku mau ke warung nasi campur dulu ya"
"Oh iya Nov, saya mau beli mie ayam ini dulu, baunya kayanya enak"
Mereka terpisah sebentar, sebelum akhirnya
mereka dipertemukan kembali di meja makan paling depan dekat pintu keluar kantin, dan itu sangat jauh dari perkumpulan gadis yang lagi caper.
Mona mengaduk-aduk makanan agar bumbu tercampur rata, sedangkan Novia fokus mendengar celotehan dari murid di belakang nya.
"Oh iya Nov, situ kok engga gabung dengan teman-teman kamu sih?"
"Aku gak ada teman disini Mon"
Mona mendongak kepala tipis sehabis fokus mengaduk mie ayam. "Lah serius?"
"Iya Mon, aku sadar diri masuk ke sekolah ini lewat jalur beasiswa, minder kalau gabung siswa siswi orang kaya" Novia memberi jeda, dan dia bicara lagi.
"Kamu juga boleh tinggalin aku sendiri di kantin ini, tidak apa-apa kok"
"Jangan ngomong gitu ah, aku gak ada niatan untuk itu kok"
"Serius?" Kata Novia singkat, Ia terlihat seperti terkejut ketika mendengar nya.
"Iya loh aku serius, yaudah cepat makan nanti keburu bel masuk" Titah Mona.
"Hmm... Thanks Mon, bisa di bilang kamu ini teman pertama saya juga di sekolah, tau gak? itu penantian dua tahun saya sekolah disini"
"UHUK-UHUK" Mona langsung tersedak makan saat pengakuan dari Novi.
Novia membelalak tipis "Eh maaf ya, mau akan belikan minuman?"
Mona memberi gestur gerakan pergelangan menolak "Gak usah, aku tadi lagi kaget aja gitu, masa iya sih Nov?"
Setelah Novi mengangguk memberi tanda iya, Mereka kembali fokus makan.
Nando yang sudah selesai dengan urusan makan nya di kantin, dia pergi melewati dua gadis yang masih makan.
Di belakang Nando ada gadis yang di name tag nya terlihat ada nama Nurul Fatonah dari pandangan Mona yang latah melihat nya.
"Tuh cewek dari kelas kita bukan sih?"
"Yang mana?"
Mona menunjuk punggung ramping nya Nurul yang perlahan mulai menjauh.
"Iya, eh enggak" Kata Novia.
"Iya, atau engga?"
"Enggak, itu dari kelas XII IPS 3"
Novia mendongak kepala dari tatapan layar ponsel nya.
"Sorry Mon, saya lagi gak fokus tadi habis lihat jadwal acara lomba di portal sekolah"
"Acara apaan tuh?" Mona mulai penasaran.
"Acara lomba untuk menyambut perayaan ulang tahun sekolah"
"Buset, saya baru aja pindah, sudah ulang tahun aja nih sekolah" Tatapan Mona gak menghadap ke Novi, seolah dia tak suka menyambut acara-acara gituan.
"Eh Mon kebetulan, kamu mau daftar gak? Ada banyak lomba loh, mulai Lomba basket putri putra, lomba sepak bola putra putri, dan banyak lagi"
Mona yang malas berolahraga, dengan latah mulutnya terpeleset mengucapkan ikut bola basket. "Basket, ikut dong"
"Serius? nanti daftar kuy ke wali kelas, ini lomba antar kelas. Dari kelas satu sampai kelas tiga ikut berpartisipasi"
"Boleh, pendaftaran nya kapan?"
"Sekarang"
Novia tiba-tiba bangkit dari tempat duduk, saat itu juga dia langsung menggeret Mona ke ruang guru.
"Wait-wait" Cegah Mona dengan telapak tangan yang sudah menyongsong ke depan wajah Novia.
Dengan satu tarikan nafas, Mona bangkit dari tempat duduk. walau pengumpulan niat nya masih belum sepenuhnya terisi.
Sampai nya diruang guru, Mona melihat ada Nando yang lagi berdiam diri di samping meja wali kelasnya.
Mona mulai melangkah kaki bersama Novi, dan terhenti di samping tubuh pria jangkung itu.
"Permisi" Sebuah kata dari Mona dengan sopan.
Nando tidak merespon ucapan mona, dia seolah cuek, wajahnya pun terus menatap ke arah Bu Sri yang sedang menulis namanya.
"Permisi" Mona menaikan nada bicara agar Nando memberi jalan. Pria itu tetap tidak mendengar, Karena Nando tipikal orang yang tidak suka kalau ada orang yang tidak sopan menurut sudut pandang nya.
Perkataan dari Mona yang singkat itu membuat Nando sebenarnya agak gedek.
"PERMISI!!" Pekik Mona pecah saat itu juga di ruang guru. Gadis itu tak bisa menampung lagi kesabaran pada benak nya.
Kepala Nando yang semula tenang melihat Bu Sri, langsung digeser untuk menoleh ke arah Mona.
Tatapan Nando yang datar berubah menjadi dingin untuk menjawab perkataan Mona "Bisa kan gak pakai teriak?"
"Saya tadi sudah pakai intonasi rendah ya mas, kuping situ nya aja yang budek!" Sewot Mona.
"Eh ada apa kok kalian ribut?" Omel dari guru sekitar.
"Kalian kalau mau ribut mending diluar, tuh lapangan luas banget" Ini kata Bu Sri yang sewot pada anak didiknya.
"Maaf Bu"
Nando meminta maaf, tangan nya sambil mengambil kertas formulir lomba yang sudah di tulis tangan oleh Bu Sri. Ia pun langsung pergi dari ruang guru dengan ekspresi yang masih tenang.
Sedangkan di dalam Mona masih keadaan kesal kepada pria jangkung itu, untungnya Novi yang ada di samping segera menenangkan nya.
"Mon sabar Mon, dia orang nya gitu maklumi aja ya"
"Maklumi gimana? Ngebatin yang ada Nov"
"Kalian mau ikut lomba apa?" Tukas Bu Sri saat mereka malam mengobrol.
"Basket Bu" Jawab serempak dua gadis itu.
Bu Sri langsung mencatat formulir berisi nama Mona dan Novia.
"Cepat kalian temui kepala sekolah untuk minta cap, terus kembali lagi kesini" Pinta Bu Sri sambil memberi dua lembar formulir lomba.
"Baik Bu, terima kasih"
Novia dan Mona selanjutnya akan menuju ke ruang kepala sekolah, dan disana tidak ada perdebatan lanjutan setelah bertemu dengan Nando
Setelah menerima cap dan tanda tangan, Mona kembali ke ruang guru.
"Apes banget baru juga hari pertama masuk sekolah, ketemu cowok model gituan, mana tetanggaan lagi" Batin Mona, ingin sekali dia menjauh dari pandangan Nando.