Celia Carlisha Rory, seorang model sukses yang lelah dengan gemerlap dunia mode, memutuskan untuk mencari ketenangan di Bali. Di sana, ia bertemu dengan Adhitama Elvan Syahreza, seorang DJ dengan sikap dingin dan misterius yang baru saja pindah ke Bali. Pertemuan mereka di bandara menjadi awal dari serangkaian kebetulan yang terus mempertemukan mereka.
Celia yang ceria dan penuh rasa ingin tahu, berusaha mendekati Elvan yang cenderung pendiam dan tertutup. Di sisi lain, Elvan, yang tampaknya tidak terpengaruh oleh pesona Celia, justru merasa tertarik pada kesederhanaan dan kehangatan gadis itu.
Dengan latar keindahan alam Bali, cerita ini menggambarkan perjalanan dua hati yang berbeda menemukan titik temu di tengah ketenangan pulau dewata. Di balik perbedaan mereka, tumbuh benih-benih perasaan yang perlahan mengubah hidup keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yanahn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersatu Melawan Daddy
Suasana di vila terasa syahdu dalam keheningan yang hanya ditemani deburan ombak dan bisikan angin malam. Caleb dan Celia masih saling berpelukan di teras, membiarkan kehangatan sesaat menghapus sekat yang selama ini memisahkan mereka. Namun, kedamaian itu hanya seumur jagung.
“Celia?”
Suara berat dan penuh emosi itu datang dari arah pintu. Elvan berdiri terpaku di ambang pintu, menatap Celia yang menangis di pelukan Caleb.
Celia segera melepaskan pelukannya, menyeka air mata dengan tergesa-gesa. “Elvan… Aku bisa jelaskan.”
Tanpa mengindahkan pembelaan Celia, Elvan melangkah mendekat. Pandangannya bergantian berpindah antara Celia dan Caleb. “Apa yang terjadi? Kenapa dia di sini?”
Caleb tidak menunjukkan rasa gentar. Dengan sikap tenang, ia berdiri, menatap Elvan langsung. “Aku datang untuk bicara dengan Celia. Ada sesuatu yang harus dia tahu.”
“Dan itu membuatnya menangis?” Nada suara Elvan terdengar tajam, meski jelas ada kekhawatiran yang disembunyikan di balik ketegasannya.
Celia menggenggam lengan Elvan, mencoba meredakan ketegangannya. “Elvan, jangan salah paham. Caleb datang untuk menjelaskan tentang rumor itu.”
Mendengar penjelasan Celia, garis wajah Elvan sedikit melunak. Namun, tatapannya pada Caleb tetap waspada. “Apa maksudmu?”
Caleb menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata, “Rumor tentang Celia dan Lucas bukan kebetulan. Semua itu dirancang oleh Daddy untuk menjatuhkan Celia... dan memisahkan kalian berdua.”
Sorot mata Elvan berubah tajam. Amarah mulai bergejolak. “Jadi ini ulah ayahmu?”
Caleb mengangguk. “Iya. Aku tahu Daddy bisa melakukan apa saja, tapi aku nggak akan diam saja melihat ini semua.”
Celia menatap Caleb, ragu-ragu. “Tapi Caleb, melawan Daddy bukan hal yang mudah. Kamu tahu kan? Daddy bisa menghancurkan siapa saja yang menghalanginya.”
“Aku tahu.” Caleb menjawab dengan ketegasan yang membuat Celia tertegun. “Tapi aku tidak peduli. Aku lebih peduli padamu.”
Pernyataan Caleb membuat keheningan menyelimuti sejenak. Elvan, yang sedari tadi diam memperhatikan, akhirnya melangkah maju. Ia menatap Caleb lekat-lekat sebelum mengulurkan tangannya. “Kalau kamu benar-benar ada di pihak Celia, kita harus bekerja sama.”
Caleb menatap uluran tangan itu dengan tatapan ragu selama beberapa detik. Kemudian, ia menyambutnya.
Mereka memutuskan untuk membicarakan langkah selanjutnya. Dan pindah ke ruang tengah vila, mereka duduk mengitari meja kecil dengan cangkir teh hangat yang disiapkan Elvan. Ketegangan di antara mereka sedikit mereda, tapi suasana masih berat oleh keseriusan pembahasan yang menanti.
“Jadi,” Caleb memulai dengan nada rendah, “kita perlu strategi untuk menghentikan Daddy. Kalau kita salah langkah, dia bisa jadi lebih agresif," ujar Caleb sambil menatap Celia.
Elvan menyandarkan tubuhnya ke kursi, memutar-mutar cangkir teh di tangannya. “Kamu lebih mengenal dia daripada kami. Apa yang sebenarnya dia inginkan? Kenapa dia begitu terobsesi mengatur hidup Celia?”
Caleb terdiam, tampak mempertimbangkan jawabannya. Setelah beberapa saat, ia menjawab, “Ini bukan hanya soal Celia. Daddy selalu memandang keluarga sebagai simbol kesempurnaan. Dia tidak bisa menerima apa pun yang menurutnya akan merusak citra itu. Hubungan kalian... dia anggap sebagai ancaman.”
Celia mengernyit. “Tapi kenapa? Apa karena status Elvan?”
Elvan melirik Caleb, matanya menyipit. Caleb mengangguk. “Iya. Daddy tidak pernah setuju dengan siapa pun yang dia anggap tidak sepadan. Menurutnya, Elvan tidak layak untukmu, Celia.”
Celia mengepalkan tangan di pangkuannya, berusaha menahan emosi. “Dia bahkan tidak mengenal Elvan. Kalau hanya karena status sosial, itu alasan yang sangat dangkal!”
“Ini lebih dari sekadar status.” Caleb melanjutkan, suaranya tetap tenang. “Dia ingin kamu menikah dengan seseorang yang bisa memperkuat posisi keluarga, bukan cinta atau kebahagiaan pribadi.”
“Lucas,” bisik Celia, penuh dengan kebencian yang tidak disembunyikan.
Elvan mengepalkan tangan, matanya berkobar marah. “Jadi semuanya tentang uang dan kekuasaan? Itu sebabnya dia menjebak Celia dengan rumor itu?”
Caleb mengangguk perlahan. “Daddy tidak peduli berapa banyak orang yang dia sakiti selama dia mendapatkan apa yang dia inginkan.”
Diskusi berlanjut hingga larut malam. Caleb mengungkapkan detail-detail tentang cara Mo Yushen bekerja, pengaruhnya di media, koneksi politik, hingga metode liciknya untuk menjatuhkan orang. Di sisi lain, Elvan mulai menyusun rencana untuk melindungi Celia.
Celia mendengarkan dengan hati yang berat. Ia bersyukur memiliki Elvan dan Caleb di sisinya, tetapi rasa takut tetap menghantui. “Apa menurut kalian kita benar-benar bisa melawan Daddy?” lirih Celia, suaranya nyaris berbisik.
“Kita harus mencoba,” jawab Caleb tegas. “Kalau kita menyerah sekarang, dia akan terus mendikte hidupmu, Celia. Aku tidak mau melihat itu terjadi lagi.”
Elvan menambahkan, suaranya penuh keyakinan, “Kita melawan dia bersama-sama. Kamu tidak sendirian.”
Celia mengangguk dan menatap kedua pria itu dengan mata berkaca-kaca.