Kenzo Abriano sang mafia datang kenegara X untuk bertemu ibunya, ia tidak menyangka hari pertama kedatangan dia dituduh melakukan pembunuh, untuk membersihkan namanya ia harus berkerja sama dengan polisi, bagaimana ia akan menghadapinya saat orang terdekat dan tersayang menjadi terancam karena keterlibatannya mengungkap kematian saudaranya yang tidak memiliki kejelasan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Loka Jiwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab V Rusuh
Setelah mendapat informasi tentang mobil Van yang dicari, Kenzo dan Adriana membawa Celio bersama mereka karena ia akan menjadi saksi, segera mereka pergi ketempat lokasi, mereka dengan kecepatan menuju lokasi karena setiap menit nyawa Amora dipertaruhkan apalagi gadis itu sudah hilang 4 hari, tidak tau apa yang terjadi padanya.
Kenzo mengingat apa yang dikatakan Celio tentang peristiwa 5 tahun yang lalu, berita itu dihapus dari publik karena tidak ada orang yang ingin mengingat peristiwa mengerikan itu, 7 gadis secara live ditampilkan dipublik dibunuh untuk ditonton seluruh kota, histeris dan ketakutan dimana-mana, para polisi tidak bisa melacak keberadaan psikopat gila yang membunuh mereka.
Banyak orang yang mengangumi aksi gila itu sehingga banyak yang meniru tindakannya dan banyak orang merasa ketakutan hingga tidak berani keluar rumah hingga membuat polisi tidak dapat melacak pelaku yang melakukan aksi kejam itu, teror dimana-mana, psikopat gila mengaku ia senang melakukannya hanya untuk bermain kucing tikus bersama polisi.
" KENZO." teriak Adriana, Kenzo langsung membanting setir saat ia hampir menabrak sebuah truk karena ia melamun, ia langsung menepi, ia cemas karena hampir saja celaka, Nafas Adriana turun naik karena hampir saja kehilangan nyawa jika terlambat sedikit saya Kenzo menyadarinya dia tidak berani memikirkan apa yang terjadi selanjutnya. Celio tidak berani berbicara, ia merasakan takut hingga jiwanya serasa melayang, itu nyaris akan membuat mereka berakhir dirumah sakit atau pemakaman.
" Kau gila? Apa yang kau pikirkan? Jika ingin mati jangan mengajakku." teriak Adriana marah, Kenzo tersenyum bodoh.
" Bukankah mati bersama kita berarti berjodoh." jawabnya enteng.
" Katakan sekali lagi kalau kau berani!" Adriana semakin marah karena Kenzo menganggap remeh. Kenzo mengabaikan amarah Adriana dan menginjak gas mobil, mereka melanjutkan perjalanan.
" Dasar pemarah, bukankah belum terjadi tetapi amarahnya seperti ingin membunuh orang." gumam Kenzo.
" Siapa yang kau katakan pemarah?" tanya Adriana sinis yang sudah bersiap memukul, ia mengepalkan tangannya.
" Dia." jawab Kenzo menunjuk pada orang yang duduk dibelakang mereka yaitu Celio.
" Aku? aku bukan..." Celio langsung menutup mulutnya, dia tidak berani berdebat, Jika dia membela diri Kenzo pasti akan memukulnya, jika dia mengatakan secara jujur bahwa yang disindir adalah Adriana, maka Adriana juga akan memukulnya untuk melampiaskan kemarahan, jadi ia memilih diam untuk disalahkan.
Mereka sampai disebuah pemukiman kecil, tertera di plang didepan saat mereka melewati gerbangnya bahwa tempat itu adalah pemukiman para lansia yang ditinggalkan, Kenzo memarkir mobil. Terlihat beberapa lansia ada yang sedang berkebun, mengumpulkan kotak bekas, dan beberapa memberi makan ternaknya.
" Apa dia mengurus lansia?" tanya Celio bengong melihat sekitar.
" Ayo, dia tinggal diatas." kata Adriana, pemukiman itu terdapat tanjakan keatas menggunakan tangga, letak rumah seperti terasering dan sangat teratur, memang tempat yang nyaman untuk menghabiskan masa tua.
Para lansia memperhatikan mereka bertiga, tak lama tiga mobil polisi lain datang, mereka segera menyusul untuk mengepung tempat itu agar pelaku tidak bisa melarikan diri.
Adriana mengeluarkan pistol lalu mengerahkan pintu, sambil menunggu yang lain datang, begitu mereka siap mereka langsung mendobrak pintu, saat pintu terbuka penculik itu duduk dengan tenang, Adriana merasa aneh bahwa dia tidak melawan, malah ia duduk dengan tenang disofa seolah sudah menunggu mereka.tetapi ia tetap mengacungkan pistol pada pria itu.
" Kau ditangkap atas tuduhan penculikan Amora Zira, silahkan ikut kami." Adriana langsung memborgol pria itu, mereka sama sekali tidak perlu usaha untuk menangkap, polisi yang lain memeriksa isi rumah tetapi Amora tidak ditemukan ditempat itu. Celio dan Kenzo menonton semua itu tidak berniat untuk ikut campur. Amora tidak ditemukan ditempat ini yang berarti ia menyembunyikan korban.
" Apa dia pelakunya?" tanya Kenzo pada Celio.
" Dia, aku melihatnya walaupun setelah wajah tetapi aku yakin dia orangnya, dia penculik itu " Jawab Celio takut, Saat polisi yang mengawal Pria itu melewati Kenzo dan Celio, Celio langsung bersembunyi dibelakang Kenzo saat mendapat senyuman dari pria itu.
" Tidak ada Amora disini, ayo pergi." kata Adriana yang tiba-tiba muncul didepan mereka, Kenzo dan Celio mengikuti dari belakang.
Mereka bertiga melihat polisi berhenti." Kenapa berhenti?" tanya Adriana, saat ia melihat kedepan jalan, semua para lansia berdiri memblokir jalan keluar, mereka berdiri dengan senjata seadanya, Adriana berjalan kedepan.
" Ada apa ini? Kenapa kalian semua menghalangi tugas polisi." tanya Adriana melihat mereka, seseorang pria tua maju memimpin semua orang lansia yang ada disana.
" Lepaskan Taka, kenapa kalian menangkap orang baik? jika kalian bersikeras tetap membawanya kami tidak akan tinggal diam, kami akan melawan..." Teriak nya.
" Kami akan melawan..." teriak mereka semua berkali-kali, mereka mengacungkan senjata mereka berupa kayu, tanggul cangkul, balok besi dan segala macam senjata yang bisa mereka gunakan. Mereka setidaknya berjumlah 50an orang
" Apa mereka sudah gila membela penjahat?" komentar Han.
" Apa kalian tau bahwa dia melakukan kejahatan, menculik gadis..."
" Mana buktinya?" teriak mereka, memotong perkataan Adriana.
" Jika tidak ada bukti bagaimana kalian bisa menangkapnya begitu saja, bukankah bearti kalian akan menjadikan dia kambing hitam karena tidak ada bukti seperti kejadian sebelumnya...kalian sungguh picik, bagaimana kalian sebagai polisi bertindak semena-mena pada rakyat, Taka selalu membantu kami para orang tua ini, kami tidak akan membiarkan kalian membawanya pergi."
" Minggir, aku tidak berkewajiban untuk menjelaskan pada kalian, dia adalah penjahat yang harus diadili." Kata Adriana yang sudah hilang kesabaran.
" Tidak, kami tidak akan pergi sebelum Taka dilepaskan."
" Buat perlindungan,apapun yang terjadi tidak ada yang boleh menyakiti para orang tua ini, tetapi kita tetap akan membawa pria ini pergi, apa kalian mengerti?" perintah Adriana.
" MENGERTI..." jawab mereka serempak, mereka bergerak lalu membentuk perlindungan dengan menggunakan perisai posisi bersiap maju menggempur. Mereka mulai berjalan perlahan.
Para lansia tidak tinggal diam mereka maju menggempur para polisi, mereka didorong tetapi mereka tetap bersikeras melawan dan mulai memukuli para polisi, pertempuran tak biasa dielakan, polisi kewalahan karena jumlah mereka banyak lebih banyak, walau mereka tampak tua tetapi sebenarnya cukup kuat untuk memukul.
" Mundur...mundur...kami tidak tidak akan menyakiti kalian, mundur..." teriak Han, begitu selesai berkata kepalanya dipukul menggunakan balok, darah segar mengalir.
" Han." teriak Adriana, awalnya Kenzo tidak tega jadi dia tidak maju dan hanya menonton, bagaimanapun Kenzo tau bahwa para orang tua ini sudah dimanfaatkan, bagaimana mungkin mereka berkumpul kecuali sudah direncanakan oleh pria itu, melihat polisi kewalahan jatuh dan dipukuli oleh para lansia tetapi mereka tidak bisa melawan Kenzo langsung menarik menarik pistol di pinggang Adriana.
" Apa yang ingin kau lakukan?" teriak Adriana melihat pistol itu sudah ada ditangan Kenzo.
Kenzo lalu berjalan ditengah kerumunan lalu menarik Taka lalu mengacungkan pistol dikepala Taka.
" Hentikan...atau ku tembak dia didepan kalian semua." teriak Kenzo, para lansia langsung berhenti saat melihat Taka di acungkan pistol dikepala Taka.
" Kalau kalian ingin dia selamat biarkan kami lewat, dia hanya akan dimintai keterangan, jika terbukti tidak bersalah dia akan lepaskan tetapi jika kalian bersikeras ingin melawan maka aku hanya akan meninggalkan mayatnya disini untuk kalian urus pemakamannya." Para lansia itu saling menoleh mendengar perkataan Kenzo, lalu perlahan mereka membuka jalan membiarkan mereka lewat, para lansia itu takut Taka akan ditembak ditempat.
Taka menatap tajam pada Kenzo,dan Kenzo hanya tersenyum membalas tatapan itu.
" Simpan amarah itu, kau pasti akan mendekam dipenjara." bisik Kenzo, Taka tersenyum.
" Kalian tidak memiliki bukti."
" Tunggu saja."
" Aku senang, DIA akan kembali, aku tidak sabar untuk menyambutnya hahahahaha." Taka tertawa saat Diseret Kenzo kemobil. Kenzo langsung melemparkan Taka kedalam mobil, tidak ada polisi yang terluka berat hanya Han kepalanya terluka tetapi tidak parah sehingga tidak ada korban jiwa.
" Kau akan melihat DIA yang kau dewakan itu akan menemanimu dipenjara, selamat tinggal." bisik Kenzo ditelinga Taka, lalu ia membanting pintu ditutup dengan keras. polisi yang berada didalam mobil terkejut karena Kenzo menutup pintu dengan keras. Kenzo, Adriana dan Celio berada satu mobil yang sama mengawal Taka kekantor polisi.