Kisah Dania yang bertahan dengan suami yang tak mencintainya. Dania bertahan karena cintanya pada Cilla anak dari suaminya. Akankah Pram membuka hati untuk Dania? Sanggupkah Dania bertahan? Atau Dania akan menyerah menjadi bunda pengganti bagi Cilla? Ikuti ceritanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Bunda Pengganti 17
Seminggu berlalu dengan cepat, selama seminggu ini juga Dania masih tidur di kamar Cilla. Dania selalu beralasan, bahwa Cilla memintanya untuk menemaninya tidur. Dan pagi ini, Dania kembali menjalankan rutinitasnya sebagai sekretaris Pram. Setelah terlebih dahulu mengurus Cilla, Dania pun berangkat dengan mobilnya.
Setibanya di gedung bertingkat itu, Dania langsung menuju lantai di mana dia bekerja. Banyak pekerjaan yang tertunda, dan hari ini, Pram tidak hadir ke perusahaan, karena perusahaan miliknya sedang menghadapi masalah yang mengharuskan Pram hadir disana.
Dania bekerja seperti biasa, dan menyiapkan segala berkas-berkas penting untuk di tanda tangani oleh Pram nantinya. Semua telah Dania simpan rapi di atas meja kerja Pram. Tak lama, Pak Sandi yang merupakan orang kepercayaan Tuan Sofyan dulu, datang menemui Dania.
" Dania, apa pak Pram tidak hadir hari ini?"
" Saya tidak tau, Pak. Saya belum bisa menghubungi Pak Pram. Ponselnya tidak aktif."
Tak lama, Toko datang bersama dengan Pram, kedua lelaki itu tampak berbincang serius.
" Baiklah, aku akan membantu. Tapi sesekali aku minta kau juga hadir. Tidak mungkin juga aku megang du perusahaan sekaligus."
" Terima kasih. Sekarang aku sedikit lebih tenang."
*
Hari berlalu, kini Riko kini memegang jabatan sebagai pemimpin, dan sesekali Pram hadir disana. Dan kini Dania lah yang menjadi asisten pribadi Riko.
" Ko, kenapa mesti dia sih yang jadi asisten Lo?"
Protes Pram saat tahu, bahwa kini Dania lah yang menjadi asisten pribadinya. Riko mengerutkan keningnya melihat wajah keberatan Pram.
" Loh, gak salah kan. Dia itu istri Lo, jadi gue bisa lebih nyaman aja. Lo tau sendiri, gue gak gampang percaya sama orang."
Riko berkata sambil terus memperhatikan lembaran demi lembaran kertas di hadapannya.
" Tapi-"
Belum selesai Pram berbicara, tampak Dania masuk dan mengingat kan Riko akan pertemuannya siang ini. Lalu Riko pun langsung pergi dengan Dania. Sedangkan Pram menatap tak suka melihat pemandangan itu.
Pukul delapan malam, Dania belum juga pulang. Bahkan Nyonya Fatma tampak sesekali melihat ke arah luar dari jendela. Pram yang duduk di ruang tamu, sesekali melirik Maminya yang tampak tidak tenang.
" Mami kenapa sich? Nungguin apa?"
Nyonya Fatma melihat ke arah Pram dan mendengus.
" Nunggu Dania. Kok jam segini belum pulang. Kamu juga aneh, bukannya khawatir malah main hp aja dari tadi. Kamu telpon kek, apa kamu tanya ke kantor kek."
" Biarin aja lah, Mi. Udah besar juga."
Ucap Pram cuek, lalu melangkah pergi ke kamarnya. Nyonya Fatma hanya menghela nafas melihat reaksi putranya. Tak lama tampak Pram yang keluar dari kamarnya mengunakan jaket, membawa kunci mobil dan juga ponselnya.
" Kamu mau nyari Dania, Pram?"
Pertanyaan dari Ibunya sukses membuat Pram menghentikan langkahnya. Pram menggeleng.
" Lalu..."
" Mobil Sea mogok, Mi. Jadi Pram mau jemput dia. Udah ya, Mi. Pram jalan dulu, takutnya Sea kelamaan nunggunya."
Pram pun berlalu dari hadapan Ibunya. Bahkan panggilan dari Ibunya pun tak di hiraukan. Cilla yang sedari tadi menunggu Dania pun tampak turun bersama dengan Mbok Sri.
" Cilla kok belum bobo, Sayang?"
" Mau tante, Ma."
Jawab Cilla dengan khas anak kecilnya. Nyonya Fatma pun mengelus rambut Cilla. Dan mendudukkannya di pangkuannya. Mereka bersama Mbok Sri menunggu kepulangan Dania.
Tiga puluh menit kemudian, sebuah mobil tampak berhenti di halaman rumah mewah itu. Mereka semua berdiri di depan pintu untuk menyambut pemilik mobil itu.
" Selamat malam, Tante ku yang cantik."
Riko yang menyapa lebih dulu, dan berhasil mendapatkan sebuah pukulan di lengannya.
" Kenapa kami buat menantu Tante lembur, ha? Mau tante jewer kamu,ya?"
Ucap Nyonya Fatma dan langsung menjewer telinga Riko. Riko pun meringis.
" Bu..udah.."
" Kamu belain dia. Ibu...ibu...saya ini bukan ibu kamu. Saya ini, Mami...mami Dania..."
Ucapnya dengan suara yang sedikit meninggi. Dania pun menunduk kan wajahnya. Sedangkan Riko senyum-senyum melihat Tantenya berkata seperti itu.
" Oma...jangan marahin Ante lagi. Nanti ante nangis, Oma."
Nyonya Fatma memijit pangkal hidungnya.
" Bukan Tante, Sayang. Tapi Bunda. Cilla ingat kan. Sekarang Tante Dania udah jadi Bunda nya Cilla."
Cilla tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.
" Bunda.."
Nyonya Fatma mengangguk, sementara Dania tampak menatap bingung. Nyonya Fatma pun memeluk Dania.
" Iya kan, sekarang kamu adalah Bundanya Cilla. Dan ini adalah Mami kamu. Jangan panggil ibu, ibu lagi. Karna bagi mami kamu dan Pram itu sama. Sama-sama anak mami."
Ucap Nyonya Fatma dan merangkul Dania. Dania meneteskan air matanya. Begitu juga Nyonya Fatma.
" Mami mau, kamu menganggap mami seperti ibu kandung kamu. Apapun yang kamu rasakan, kamu bisa berbagi sama mami."
Lalu Dania pun mengangguk, dan mereka sama-sama masuk ke rumah. Melihat tak ada Pram, Riko pun bertanya. Namun jawabannya membuat Dania menoleh ke arah lain. Riko yang melihat ekspresi berbeda dengan Dania langsung merasa tak enak. Tak lama,Dania pun langsung menuju kamarnya dulu, saat menjadi pengasuh Cilla.
Namun alangkah terkejutnya dirinya, saat mendapati kamarnya itu kosong. Barang-barang nya tak ada disana. Lalu Dania tergesa keluar dari kamarnya.
"Sayang, mami lupa, barang-barang kamu sudah mami beresin, semua nya ada di kamar Pram. Mulai malam ini, kamu tidur di kamar Pram."
" Tapi Bu, eh..Mi.."
" Pram udah tau, dan di gak keberatan. Sekarang kamu bersih-bersih, dan makan malam. Mami udah minta Mbak Ratih tuk siapin makanan."
" Makasih, Mi."
" Iya, sayang. Mau mami temenin makan?"
" Gak usah, Mi. Mami istirahat aja. Dani gak apa-apa kok."
Dania pun menuju kamar Pram. Sebuah ranjang king size dengan seprei berwarna abu-abu menghiasi ranjang itu. Sebuah foto berukuran besar tergantung di atas kepala ranjang. Dania tertegun memandang foto itu.
Pram tersenyum dan wanita tersenyum sumringah tampak menghiasi wajah sepasang pengantin itu. Di beberapa bagian di sisi kamar, ada beberapa foto wanita cantik dengan perut yang membuncit. Serta foto Pram dengan Reyhan, mereka berada di sisi para wanita, dan yang kini Dania tau itu adalah Sabina dan Chelsea.
Dania berdiri di depan pintu lemari, rasa canggung dan gugup menerpanya, karena Dania tak melihat kopernya terletak disana. Hal itulah yang membuat Dania memberanikan diri membuka lemari pakaian Pram. Dania melihat ternyata pakaiannya sudah tersusun disana.
Dania mengambil sepasang piyama, lalu bergegas masuk ke kamar mandi, dan membersihkan diri. Lima belas menit, Dania berada disana, ketika membuka pintu kamar mandi, Dania terkejut melihat Pram yang sudah duduk di sofa yang ada di kamar itu.
" Maaf, Pak. Tapi-"
" Kita hanya berbagi kamar. Jangan menganggap nya berlebihan."
.
.
. **Assalamualaikum reader, mohon maaf atas keterlambatan up nya ya..🙏🏼🙏🏼🙏🏼
Beberapa hari kemarin aku ada kesibukan di dunia nyata, dan cuaca yang tak mendukung, akibatnya kesehatan menurun.🤧🤧
Maaf karena membuat kalian kecewa...😔😔
Insha Allah mulai Senin sudah bisa up, seperti biasa...Bantu doa ya gaes...
Love you All...
Oiya jangan lupa like, komen, gift serta Vote nya ya...❤️❤️❤️❤️**
semoga ceritanya tidak mengecewakan