Ayundya Nadira adalah seorang istri dan ibu yang bahagia. Pernikahan yang sudah lebih dari 20 tahun mengikat dirinya dengan suami dengan erat.
Pada suatu sore yang biasa, dia menemukan fakta bahwa suaminya memiliki anak dengan wanita lain.
Ternyata banyak kebenaran dibalik perselingkuhan suaminya.
Dengan gelembung kebahagiaan yang pecah, kemana arah pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Tertangkap Basah.
Ayun menganggukkan kepalanya sesuai dengan keinginan Adel. Mereka semua lalu pergi ke kedai es krim yang baru saja buka minggu lalu.
Hari ini sedang ada menu spesial di kedai itu karena anaknya sedang berulang tahun, dan Adel ingin sekali memakan menu spesial itu.
Beberapa saat kemudian, mereka semua sudah sampai ke tempat tujuan. Terlihat suasana kedai itu cukup ramai, dan dipadati dengan anak-anak berusia sekitar 4 sampai 8 tahun.
Ayun segera membawa Adel dan juga sang mertua untuk masuk, mereka lalu duduk di sudut ruangan sambil memperhatikan orang-orang.
Tidak berselang lama, seseorang terlihat menghampiri mereka sambil membawa menu es krim yang ada di tempat itu.
"Silahkan di pesan, Nyonya."
Ayun menganggukkan kepalanya sambil melihat-lihat menu yang ada di atas meja. Setelah beberapa saat berpikir, akhirnya mereka menyebutkan satu persatu es krim yang ingin di makan.
"Hari ini pelanggan yang datang tidak perlu membayar es krimnya, owner kedai ini memberikan es krim secara gratis pada semuanya,"
"Wah, benarkah?"
Pelayan itu mengangguk. "Benar, Nyonya. Saat ini putri beliau sedang ulang tahun, itu sebabnya beliau menggratiskan es krim untuk hari ini."
Ayun langsung mengucapkan alhamdulillah saat menerima rezeki dari mereka. "Kalau gitu tolong sampaikan terima kasihku padanya, semoga putrinya panjang umur, dan selalu berada dalam lindungan Allah."
Pelayan itu kembali mengangguk dan beranjak pergi dari tempat itu. Dia segera menemui sang atasan untuk menyampaikan do'a dari Ayun tadi.
Beberapa saat kemudian, pelayan kembali menghampiri mereka sambil membawa pesanan. Kemudian dia menyampaikan pesan dari sang atasan berupa ucapan berterima kasih untuk do'a yang sudah Ayun berikan.
"Ayah!"
Ayun tersentak kaget saat tiba-tiba mendengar suara Adel yang menyebut kata-kata ayah, begitu juga dengan Mery yang sejak tadi memperhatikan sekitar tempat itu.
"Adel, apa yang kau katakan, Nak?" tanya Ayun.
"Itu ayah, Bu."
Adel menunjuk ke arah depan membuat Ayun dan juga Mery melihat ke arah yang dia tunjukkan. Mata mereka melebar sempurna saat benar-benar melihat keberadaan Evan.
Deg.
Tubuh Ayun langsung kaku saat melihat suaminya ada di tempat ini, apalagi saat melihat sosok wanita yang saat ini ada di samping laki-laki itu.
"Dia, dia-" Ayun benar-benar tidak bisa berkata apa-apa.
"Aku akan menemui Ayah,"
"Tunggu, Adel!"
Adel langsung beranjak pergi dari tempat itu untuk menghampiri sang ayah, membuat Ayun kaget dan bergegas mengejar putrinya itu.
"Papa, gendong."
Langkah Adel terhenti saat tiba-tiba ada seorang anak kecil yang mengulurkan tangan pada sang ayah, kemudian ayahnya menggendong anak kecil itu sambil mengecup pipinya yang bulat.
"Apa Suci senang, hem?"
Gadis kecil itu menganggukkan kepalanya. "Suci senang Papa, telima kasih."
Brak.
Mangkok es krim yang ada ditangan Adel langsung terjatuh membentur lantai, membuat Evan melihat ke arah samping kanan.
Deg.
Mata Evan membulat sempurna saat melihat keberadaan Adel di tempat itu, sementara Adel sendiri menatapnya dengan tajam dan mulut terbuka.
"Adel."
Ayun segera menggenggam tangan Adel dan menariknya keluar dari tempat itu, tetapi Adel langsung menepis tangannya membuat dia terkesiap.
"Adel, ayo kita pu-"
"Si-siapa, siapa anak kecil itu?" teriak Adel membuat suaranya menggema di tempat itu.
Sontak keadaan menjadi hening dan orang-orang langsung melihat ke arah Adel, begitu juga dengan Evan dan anak kecil serta wanita yang ada di sampingnya.
Mery yang sejak tadi memperhatikan Evan tampak terdiam dengan kaku, sungguh dia sangat terkejut dengan apa yang terjadi di hadapannya saat ini.
"Adel, dengarkan ibu, Nak."
Adel langsung menatap ke arah sang ibu dengan mata berkaca-kaca. "Siapa itu, Bu? Kenapa dia memanggil ayahku dengan sebutan papa?" Dia menunjuk tepat ke arah Evan membuat laki-laki itu langsung menurunkan Suci dari gendongannya.
"Papa?"
Suci melihat sang papa dengan bingung, dia yang akan mengejar papanya langsung ditahan oleh sang mama.
Evan berjalan cepat ke arah Adel tanpa memperhatikan orang-orang yang mulai berbisik-bisik di tempat itu, sementara Sherly menyuruh karyawannya untuk membawa semua orang keluar dari tempat itu.
"Adel? Apa, apa yang kau lakukan di sini, Sayang?" tanya Evan saat sudah berdiri tepat di hadapan Adel.
"Dia siapa, Yah? Kenapa dia memanggil Ayah dengan sebutan papa?" Adel menatap sang ayah dengan tajam, bahkan terlihat jelas gurat kemarahan diwajahnya saat ini.
"Di-dia, dia anaknya teman ayah, Sayang," jawab Evan dengan tergagap, membuat Ayun langsung melangkah pergi ke arah Sherly.
Sherly tersentak kaget saat Ayun berjalan ke arahnya, dengan cepat dia menggendong dan memeluk putrinya dengan erat.
"Apa dia adalah anakmu dan suamiku?"
Deg.
Tubub Sherly langsung menegang saat mendengar pertanyaan Ayun, sementara Evan membulatkan matanya saat melihat apa yang Ayun lakukan.
"I-itu, itu tidak-"
"Ayun!"
Sekilas Ayun melirik ke arah Evan yang memanggilnya dengan penuh penekanan, lalu kembali melihat lurus ke depan di mana seorang wanita sedang berdiri di hadapannya.
"Jawab pertanyaanku, Sherly. Apa dia adalah anakmu dan juga suamiku?"
Ayun mencengkram lengan Sherly dengan kuat membuat wanita itu meringis kesakitan, sontak membuat Evan langsung berjalan untuk mendekati mereka.
"Lepaskan tanganmu, Ayun."
Ayun tersenyum miris lalu melepaskan tangannya. "Aku tidak akan menyakiti wanitamu, Mas. Jadi kau tidak perlu takut."
Mery yang sejak tadi diam langsung berjalan cepat untuk menghampiri Evan, sepertinya laki-laki itu tidak sadar jika dia berada di tempat itu.
"Bukan seperti itu, Yun. Ini, ini tidak-"
"Tidak apa, Evan?"
Deg.
Evan membalikkan tubuhnya dan tersentak kaget saat melihat keberadaan sang ibu. "I-ibu, apa yang-"
Plak.
Sebuah tamparan melayang tepat kewajah Evan membuatnya langsung terdiam. "Apa wanita ini adalah simpananmu, Evan?"
•
•
•
Tbc.