"Masa lalumu biarlah menjadi masalalumu, dan masa depanmu adalah masa depan kita."
"Tapi aku takut mengecewakanmu."
"percayalah jika seseorang mencintaimu dengan tulus dia tak akan pernah mempermasalahkan masalalumu, tidak semua orang memiliki masa lalu yang indah ataupun sebaliknya jadi tak semua orang harus mengetahuinya."
Novel ini mengisahkan perjuangan seorang gadis yang harus meninggalkan keluarganya dan oramg ia sayangi demi ketenangan hidupnya dan brusaha keras untuk mewujudkan semua impiannya.
Meski harus menikah di usianya yang terbilang masih muda dan menjadi gelar seorang Ibu baginya tak menjadi penghalang untuk mengejar apa yang telah ia impikan selama ini.
Apakah Alindia bisa bangkit dari keterpurukan dan menemukan kebahagiaan? Yuk baca novelnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosdiana meida sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16 kehidupan baru
Kita memang tak pernah menyadari apa yang akan terjadi kedepannya, kita memang telah merencanakan sesuatu hal dan berharap semua akan berjalan dengan lancar, tetapi Tuhan memiliki skenario lain dan kita tak pernah tau itu, kita hanya bisa menjalani semua ujian itu dengan sabar dan ikhlas meskipun sulit sekali menerima keadaan.
Alin memutuskan kabur dari rumah karena dia sudah lelah dengan kondisi rumah yang tak bisa memberikan kenyamanan lagi baginya ditambah lagi orang orang sekitar yang semakin membuatnya tak betah berada dirumah, belum lagi kelakuan bejat Papanya yang hampir merenggut keperawanannya, hal itu semakin membuat Alin ketakutan jadi menurutnya pergi jauh lebih baik.
Karena waktu dia tak tau mau kemana lagi dan uang yang ia bawa tak cukup untuk sewa kos dan habis buat naik kendaraan untuk menuju Yogyakarta, Alin sampai tidur di Masjid dan karena sudah kebingungan akhirnya dia menerima tawaran dari pengurus masjid untuk menjadi guru ngaji disana dan Alin menerima tawaran itu.
Jadi Alin tidur di ruman pengurus masjid, kebetulan rumah itu memang sengaja dikosongkan untuk disewakan dan Alin di izinkan untuk menempatinya dan mulai membayar sewanya kalau dia sudah mendapatkan pekerjaan.
Karena dia sekarang jadi guru ngaji, Alin memutuskan untuk berhijab dan menutup auratnya, Sebenarnya Alin masih sedih karena harus putus sekolah padahal kurang selangkah lagi dia bakalan lulus dan lanjut kuliah tetapi apalah daya, takdir berkata lain, Alin harus membuang jauh jauh keinginannya itu,
."Aduh uangku udah semakin menipis terus gimana ya ini? apa aku jual aja Hp aku?
Alin mulai bingung dengan kondisi ke uangannya, dia juga sudah mencoba mencari pekerjaan lain tetapi susah sekali, Alin kepikiran untuk menjual antingnya saja agar bisa memenuhi kebutuhannya sehari hari.
"Assalamualaikum Mbak Alin.?"
"Wa'alaikumsalam ehh Tania ada apa?" Tanya Alin terkejut melihat kedatangan Tania yang juga sama mengajar ngaji dengannya.
"Aku disuruh Bu nyai untuk mengajak Mbak Alin kerumahnya buat bantu bantu menyiapkan acara syukuran atas kepulangannya anaknya yang habis menempuh pendidikan di Kairo."
"Baiklah. ayo kita kesana."
Alin segera mengunci pintunya dan berangkat ker rumah Pak kiyai dan Bu Nyai, sesampainya disana sudah banyak sekali orang orang yang berkumpul dan Alin disuruh bantu bantu masak di dapur, disitulah Alin mulai takut karena dia gak bisa masak bahkan bumbu dapur saja dia tak begitu tau.
"Mbak kenapa to? kok kelihatan gugup begitu?" Tanya Tania heran, meskipun sebenarnya Tania umurnya lebih tua dari Alin, dia tetap manggil mbak karena menurutnya lebih sopan karena baru mengenal Alin.
"Sebenarnya aku malu mengatakannya, aku gak bisa masak mbak."
"Oalah tak kirain kenapa, ndak bisa ya gak apa apa to, kan bisa belajar ngapain harus malu." Ucap Tania tersenyum tipis.
"Iya kan kebanyakan cewek itu jago masak sedangkan aku bumbu dapur aja gak tau selain gula, garam dan cabe."
Tania sedikit terkekeh mendengar cerita Alin "Kata siapa semua bisa? yang penting mau belajar gak ada kata gak bisa."
"Iya mbak, ooh iya panggil aku nama aja mbak kan umurku lebih muda dari Mbak Tania."
"Baiklah aku panggil kamu Alin aja, yaudah ayo aku ajari mengenal bumbu dapur dulu."
Tania mulai memperkenalkan bumbu bumbu dapur dan rempah rempah pada Alindia.
"Coba perhatikan ya, kalau ini namanya bawang merah dan yang ini bawang putih, ini yang biasa digunakan untuk penyedap rasa."
"Oh setahuku penyedap rasa itu kayak masako dan roico."
"Itu yang mengandung MSG, kalau ini namanya kunyit biasanya digunakan untuk pewarna alami makanan juga dan ini jahe bisa untuk menghangatkan badan buat wedang jahe."
Alin mencium baunya masing - masing dan menurutnya itu jauh lebih mudah dihafal daripada harus menghafal bentuknya, Tania dengan penuh kesabaran mengajari Alin dan Alin juga senang belajar dengan Tania teman barunya itu.
Setelah semua persiapan telah selesai,nsiangnya terlihat sebuah mobil Avanza warna putih telah tiba di depan rumah pak kiyai dan bu nyai, semua orang mulai tefokus pada seorang pemuda yang menggunakan baju koko berwarna putih, serta sarung batik wadimor serta menggunakan kopiah warna putih membuat pemuda itu telihat sangat tampan dan senyumnya benar benar sangat manis, semua orang memberikan sambutan dan selamat atas kehadirannya dan pemuda itu bernama Aria Chandra Putra Wardana. lulusan S1 dari kairo.
Saat itu Chandra tak sengaja melihat Alindia dan Chandra kagum melihat kecantikan Alin yang menggunakan stayl ala ala korea berhijab yang lagi trend saat ini, Alin menggunakan outfit warna biru muda dan rok tutu warna putih tulang serta kerudung warna putih memang membuatnya terlihat sangat anggun jadi tak salah jika anak pak kiyai itu terpesona dengannya.
Alin yamg mulai sadar jika dirinya diperhatikan oleh Chandra mulai menundukkan kepalanya, Chandra juga melakukan hal yang sama, lalu dia menghampiri kedua orangtuanya dan mencium kedua tangannya.
"Selamat datang kembali putraku, selamat ya atas kesuksesanmu."
"Terimakasih Ayah." ucap Chandra sambil memeluk Ayahnya
Lalu terdengar suara tabuhan rebana dan lantunan sholawat untuk menyambut kedatangannya Chandra. ternyata Tania masih sepupunya Chandra, terlihat mereka sedang mengobrol bersama.rumah pak Kiyai dan Bu Nyai sangat ramai sekali banyak tamu yang berdatangan untuk mengucapkan selamat pada Chandra.
Malamnya Alin pulang kerumahnya untuk ber istirahat dan merebahkan tubuhnya diatas kasur busa dan dia mengambil ponselnya dan membuka galerinya melihat foto orang orang dimasa lalunya.
"Keisya, Umi, gimana kabar kalian sekarang? aku rindu sama kalian, Aldi kamu juga gimana kabarnya, apa kamu sudah menemukan Wanita lain atau masih jomblo, aku kangen kalian semua tapi aku gak mau meng aktifkan nomerku yang dulu dan aku mau kalian mengetahui keberadaanku saat ini, maafkan aku."
lalu Alin teringat dengan akun instagramnya, dia iseng ingin membukanya dan melihat banyak DM masuk dan salah satunya adalah Aldi..
"Alin, kamu dimana, jangan menghilang kayak gini, kalau kamu ada masalah kita bisa icarakan berdua dan aku janji gak akan menghakimi mu."
"Alin hari - hariku kini terasa sepi tanpamu, kurindu senyum manis dan canda tawamu, aku menyadari semua kesalahanku, maafkan aku jika perlakuanku dan perhatianku padamu malah membuatmu sakit, aku tak menyadari itu."
"Aku sebenarnya menyayangimu lebih dari sekedar sahabat, jujur aku jatuh cinta sejak awal kita ketemu lagi di taman sekolah, tapi aku tak ounya keberanian untuk menyampaikannya sama kamu." pesan ke tiga ini benar - benar membuatnya terkejut karena kini cintanya baru terbalas, Alin memang memiliki perasaan yang sama juga seperti Aldi. Alin kembali membaca Dm Aldi.
"Dan aku takut jika nanti aku akan menyakitimu kalau kita menjalin hubungan lebih dari sekedar sahabat, aku belum bisa jadi orang setia Lin, aku akui kalau aku ini playboy yang suka mainin perasaan wanita tanpa status hubungan yang jelas karena masalalu yang pernah menimpaku dulu."
"Tapi aku akan berusaha menjaga cintaku ini buat kamu, sampai kamu kembali nanti dan maafkan aku harus mengatakan perasaanku ini dan menghianati persahabatan kita yang tak boleh ada perasaan lebih, semoga kamu membacanya I love you." pesan terakhir dari Aldi.
"Aku harus gimana ya Allah, aku juga mencintainya tapi aku gak mau kembali lagi kesana, aku lebih nyaman tinggal disini bersama orang asing daripada disana yang selalu memberiku tekanan batin, maafkan aku Aldi kalau memang kita berjodoh pasti Allah memberikan jalan untuk kita bersama." ucap Alin sambil memandangi kalung liontin yang pernah Aldi berikan saat mereka masih kecil.
Memang tak bisa dipungkiri lagi yang namanya berteman dengan lawan jenis gak mungkin jika tak timbul perasan suka ataupun cinta ibaratnya magnet pasti akan menemukan gaya tarik untuk menarik simpati masing - masing. dan perasaan itu akan tumbuh dengan sendirinya dan berkembang semakin besar jika keduanya memberi batasan untuk menjaga jarak dan komunikasi begitulah Alin dan Aldi.
mampir juga di novel aku
"Bertahan Luka"