Dalam kehidupan yang dipenuhi dengan tantangan dan pertempuran, cinta sering kali menjadi cahaya yang memandu. Zayyy, seorang pemuda yang karismatik dan tak kenal takut, telah berjuang melawan musuh dan tantangan, tidak hanya untuk melindungi artefak berharga, tetapi juga untuk menjaga cintanya dengan Angelina. Namun, di tengah semua itu, ada suatu kebenaran yang tak terhindarkan: hidup adalah perjalanan yang penuh dengan keputusan sulit, pengorbanan, dan kehilangan.
Saat bayangan gelap mulai mendekat, Zayyy harus menghadapi tidak hanya musuh yang mengancam, tetapi juga perasaannya sendiri. Pertarungan untuk cinta dan harapan akan membawa Zayyy pada jalan yang penuh dengan kenangan indah dan kesedihan yang mendalam. Di sinilah kisahnya dimulai, di mana setiap detik berharga dan setiap pertempuran adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar—sebuah perjalanan menuju pengertian sejati tentang cinta dan kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohamad Zaka Arya Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Menghadapi Tantangan Baru
Hari-hari setelah acara di Bukit Surga berlalu dengan keindahan yang tak terlupakan. Zayyy dan Angelina semakin dekat, berbagi momen-momen sederhana namun berharga dalam keseharian mereka.
Namun, seperti halnya setiap perjalanan, tidak ada yang bisa berlangsung tanpa tantangan. Suatu pagi, saat Zayyy sedang menunggu Angelina di depan sekolah, ia merasakan ada sesuatu yang berbeda. Sepertinya suasana di sekolah lebih tegang dari biasanya.
Ketika Angelina tiba, wajahnya terlihat murung. “Hai, Zay,” sapa Angelina, namun ada nada sedih dalam suaranya.
“Lina, ada apa? Kamu terlihat tidak baik,” Zayyy bertanya, khawatir.
Angelina menghela napas dalam-dalam. “Ada beberapa isu di sekolah. Sepertinya ada rumor buruk tentang kita. Beberapa teman sekelas mulai membicarakan hubungan kita dengan cara yang tidak baik.”
Zayyy merasakan amarah dan kekhawatiran bersatu dalam dirinya. “Siapa yang membicarakan kita? Kenapa mereka tidak bisa membiarkan kita hidup tenang?”
“Gue juga tidak tahu. Mungkin karena kita terlihat terlalu akrab dan sering menghabiskan waktu bersama. Mereka mengira kita berpacaran, dan mungkin ada yang iri atau merasa tidak suka,” jawab Angelina dengan nada frustrasi.
Zayyy mencoba menenangkan diri. “Lina, kita tidak bisa mengontrol apa yang orang lain pikirkan. Yang terpenting adalah kita tahu apa yang kita rasakan satu sama lain. Jangan biarkan rumor ini mengganggu kita.”
Angelina tersenyum tipis, tetapi Zayyy bisa melihat kekhawatiran di matanya. “Aku hanya tidak ingin hubungan kita menjadi bahan pergunjingan. Aku ingin fokus pada masa depan kita, bukan pada komentar orang lain.”
Zayyy mengangguk, merasakan tekanan yang sama. “Kita akan melewati ini bersama. Aku akan mendukungmu, dan kita bisa menjelaskan pada teman-teman kita jika perlu. Kita tidak perlu peduli pada mereka yang tidak mengerti.”
Selama pelajaran di kelas, suasana semakin terasa canggung. Beberapa teman sekelas terlihat saling berbisik dan melirik ke arah Zayyy dan Angelina.
Meskipun mereka berusaha bersikap tenang, Zayyy merasa bahwa komentar-komentar di sekitar mereka seperti pisau yang menembus kepercayaan diri mereka.
Di tengah kebisingan kelas, Dito mendekati mereka saat jam istirahat. “Gue dengar ada banyak obrolan tentang kalian. Jangan biarkan itu mempengaruhi kalian berdua. Kalian lebih dari sekadar rumor,” katanya dengan nada serius.
“Terima kasih, Dit. Kami akan mencoba tetap tenang. Tapi rasanya tidak mudah,” jawab Angelina.
“Jangan khawatir, kita akan bertahan. Kalian tidak sendirian,” Dito menambahkan.
Setelah pelajaran usai, Zayyy dan Angelina memutuskan untuk pergi ke Taman Nyawiji, tempat yang biasanya menjadi pelarian mereka dari tekanan.
Saat mereka duduk di bawah pohon besar, Zayyy meraih tangan Angelina. “Lina, ini hanya sementara. Kita bisa menunjukkan kepada mereka bahwa hubungan kita lebih dari sekadar omongan.”
Angelina menatap Zayyy dengan harapan. “Tapi bagaimana caranya? Rasanya semua orang sudah terlanjur percaya pada rumor itu.”
Zayyy berpikir sejenak. “Kita bisa mengundang beberapa teman ke rumah kita, membuat acara kecil, dan menunjukkan kepada mereka betapa bahagianya kita bersama. Mereka tidak bisa terus mengobarkan rumor jika mereka melihat kenyataannya.”
Angelina tampak berpikir. “Itu ide yang bagus. Kita bisa membuat suasana menyenangkan, dan orang-orang akan melihat bahwa kita baik-baik saja. Kita tidak perlu membiarkan mereka merusak kebahagiaan kita.”
Setelah kembali ke rumah, Zayyy segera menghubungi beberapa teman untuk merencanakan acara kecil di rumahnya. Ia merasa yakin bahwa dengan melakukan ini, mereka bisa memperbaiki pandangan orang lain tentang hubungan mereka. Dalam beberapa hari ke depan, mereka merencanakan berbagai aktivitas seperti permainan, makan bersama, dan sesi berbagi cerita.
Pada malam acara, suasana di rumah Zayyy dipenuhi tawa dan canda. Teman-teman mereka, termasuk Dito dan beberapa orang lain, hadir untuk meramaikan suasana.
Zayyy dan Angelina berusaha memberikan yang terbaik, berbagi makanan, dan mengajak semua orang untuk berpartisipasi dalam permainan yang menyenangkan.
Salah satu permainan favorit mereka adalah permainan tebak-tebakan. Setiap orang diundang untuk memberikan pertanyaan yang lucu dan kreatif. Zayyy merasa senang melihat Angelina tersenyum, dan ia tahu bahwa mereka sedang berada di jalur yang benar.
Saat permainan berlangsung, Zayyy melihat beberapa teman sekelas yang sempat menyebarkan rumor mulai terlihat lebih nyaman.
Mereka tertawa dan berbicara satu sama lain, dan itu membuat Zayyy merasa optimis. Ia berharap bahwa dengan waktu, pandangan mereka akan berubah.
Setelah beberapa waktu berlalu, Zayyy memutuskan untuk berbicara dengan teman-teman yang berpotensi menyebarkan rumor. Ia mengumpulkan keberanian dan mengajak mereka untuk berbincang di sudut ruangan.
“Hai, guys. Terima kasih sudah datang malam ini. Aku hanya ingin sedikit berbicara tentang hubungan aku dan Angelina. Kami sebenarnya baik-baik saja, dan semua yang kalian dengar mungkin hanya kebohongan,” ungkap Zayyy, berusaha menyampaikan dengan santai.
Salah satu temannya, Dira, mengangkat alisnya. “Zay, kami hanya khawatir. Terkadang, hubungan yang terlihat terlalu dekat bisa membuat orang berpikir macam-macam.”
Zayyy mengangguk. “Aku mengerti, tapi percayalah, kami saling menghargai dan mendukung. Kita semua sahabat di sini, kan? Jadi, mari kita saling mendukung daripada berkomentar.”
Dira tampak merenung sejenak sebelum menjawab. “Baiklah, aku akan berusaha lebih baik. Terima kasih telah berbagi. Kami tidak ingin merusak kebahagiaan kalian.”
Setelah percakapan itu, Zayyy merasa lebih ringan. Meskipun tidak semua orang di ruangan itu setuju, ia tahu bahwa setidaknya beberapa orang sudah bersikap terbuka untuk mendengarkan.
Ketika malam semakin larut, Zayyy dan Angelina duduk di balkon, menikmati pemandangan bintang di langit. “Aku merasa malam ini cukup sukses,” kata Zayyy sambil merangkul Angelina.
Angelina tersenyum. “Aku juga merasa senang. Melihat semua orang tertawa dan bersenang-senang membuatku merasa bahwa kita bisa menghadapi apapun bersama.”
Zayyy menatap Angelina, melihat keindahan dalam dirinya. “Tidak peduli apa yang orang lain katakan, aku ingin kamu tahu bahwa aku akan selalu ada untukmu. Kita akan menghadapi semuanya bersama.”
Angelina mengangguk. “Aku merasa hal yang sama, Zay. Kita adalah tim yang kuat. Dan rumor ini hanya akan membuat kita semakin dekat.”
Mereka berbagi momen tenang di bawah bintang-bintang, merasakan kehangatan satu sama lain. Satu hal yang pasti: meskipun tantangan baru menghadang di depan, mereka bertekad untuk menghadapinya bersama. Dengan keyakinan dan cinta, Zayyy dan Angelina siap melangkah ke arah masa depan yang penuh harapan dan tantangan baru.
Namun, seperti halnya kehidupan, tantangan baru tidak akan berhenti muncul. Beberapa hari kemudian, Zayyy mendapatkan pesan dari Dito yang membuatnya terkejut. “Zay, kita perlu bicara. Ada sesuatu yang besar yang harus kamu tahu.”
Rasa penasaran menghampiri Zayyy. Ia segera merespons pesan itu, berjanji untuk bertemu Dito setelah sekolah. Dalam hati, ia merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar rumor yang harus mereka hadapi. Mungkin, kali ini, tantangan itu lebih berat daripada sebelumnya.
Hari itu terasa panjang, tetapi saat bel sekolah berbunyi, Zayyy bergegas menemui Dito. Ketika ia tiba di taman, Dito sudah menunggu dengan wajah serius. “Zay, ada sesuatu yang penting,” katanya, terlihat cemas.
“Apa itu, Dit? Kau membuatku khawatir,” jawab Zayyy.
“Ini tentang Angelina. Ada yang bilang dia terlibat dalam sesuatu yang tidak baik. Aku tidak ingin kamu mendengar ini dari orang lain,” ujar Dito dengan nada tegas.
Zayyy merasa jantungnya berdebar kencang. “Apa maksudmu? Apa yang terjadi dengan Lina?”
“Gue mendengar kabar dari beberapa orang bahwa dia terlibat dalam kelompok yang tidak seharusnya. Mereka menyebutkan bahwa ada yang mencurigakan tentang hubungan kalian,” jelas Dito.
Zayyy merasa marah dan bingung. “Itu tidak mungkin! Lina tidak seperti itu. Dia baik, dan kita sudah berbicara tentang semua ini. Dia selalu mendukungku.”
“Aku tahu, Zay. Aku juga percaya padanya. Tapi kau harus berbicara dengan Angelina dan mencari tahu kebenarannya sebelum ini menjadi lebih buruk,” Dito menambahkan.
Rasa gelisah melanda Zayyy. Dia tidak ingin percaya pada rumor yang tidak berdasar, tetapi saat melihat ekspresi serius Dito, ia merasa perlu mencari tahu lebih lanjut. “Baiklah, aku akan berbicara dengan Lina. Terima kasih telah memberitahuku, Dit.”
Saat Zayyy meninggalkan taman, ia merasa berat di dadanya. Apakah mungkin ada yang tidak ia ketahui tentang Angelina? Kepercayaan mereka diuji sekali lagi, dan ia harus menemukan kebenaran di balik rumor yang mengancam hubungan mereka.
Sekali lagi, Zayyy harus menghadapi tantangan baru. Apakah ia mampu membela cinta mereka dan mengatasi semua yang mengancam kebahagiaan mereka? Zayyy bertekad untuk mencari tahu, apapun yang terjadi.