Sebuah pernikahan dari kedua konglomerat terpengaruh di negara Willow. Keluarga Edvane yang menjadi keluarga terkaya kedua di negara itu, mempunyai seorang putri pertama yang bernama Rachel Edvane. Dia gadis sederhana, suka menyembunyikan identitasnya agar bisa berbaur dengan masyarakat kalangan bawah, Cantik, Mandiri, dan seorang atlet beladiri professional namun karena masa lalu yang buruk, dia tidak pernah mempercayai pria lain lagi samapi dia dipaksa oleh ayah nya (Rommy Edvane) untuk menikah dengan Putra pertama keluarga Asher yang dimana keluarga paling kaya dan paling terpengaruh di negara Willow. Namanya Ayres Asher, di depan keluarganya Ayres seorang anak yang sangat berbakti, baik hati serta sangat tampan. Namun nyatanya, diluar itu dia adalah pria nakal, playboy dan suka foya-foya dan gila perempuan, Rachel yang mengetahui sifat Ayres tidak tinggal diam. Rachel memutuskan untuk tetap menikah namun diam-diam memberi syarat-syarat tertentu pada pernikahan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tina Mehna 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28. TMPP
Ya baiklah,” Jawabku dengan perasaan terpaksa.
“Nona, silahkan pakaian anda.” Ucap Amy menyodorkan beberapa stel baju untuk ku.
Aku pun memilihnya dan setelah itu ku mandi serta yang lainnya. Keluar dari kamar mandi, para pelayan mendandani ku sampai Amy kemari lagi dan memberitahu kalau aku sudah bisa turun ke ruang keluarga.
“Nona, tuan besar memberitahu kalau anda sudah bisa turun ke bawah. Semua keluarga sudah berkumpul.”
“Ya oke.”
Ku sangat malas melakukan ini. Apalagi setelah kejadian kemarin. Aku bahkan belum bisa memberitahu teman ku kalau dalam beberapa hari ini ku tak bisa mengajar ke sekolah.
“Nona, minum lah ini. Vitamin ini akan membuat nona lebih sehat lagi.”
“C201? Oke..” ku meminum itu setelah tau jenis vitamin nya.”
Selepas itu, aku pun keluar kamar dan turun menuju ke ruang keluarga.
Dari anak tangga ini, ku lihat ada banyak sekali orang di ruang keluarga. Ada juga orang-orang bertubuh besar di sana. Ada juga seseorang pria dengan senyum aneh dan liciknya menatap kearah ku.
“Ya, Ayres. Pria itu akan ku beri hukuman nanti.” Ucapku dalam hati dengan kesal.
“Nona Rachel.” Ucap para sepupu keluarga Asher itu.
“Selamat datang, senang bertemu kalian lagi.” Ucapku dengan tersenyum manis.
“Anak perempuan ku.. Seperti biasanya kamu sangat cantik. Bahkan lebih cantik setiap harinya.” Ucap calon mertua memujiku.
“Terima kasih ma,” jawabku.
“Rachel, kenalkan dulu. Mereka Jimmy, Jay, Rommy, Kheil, dan Breton. Mereka semua akan menjaga kamu dan Ayres kemanapun kalian pergi. Kalian ke sini lah biar nona kalian bisa kenal dengan kalian.”
5 orang berbadan kekar itu mendekati ku lalu memperkenalkan dirinya padaku.
“Selamat pagi nona Rachel, Perkenalkan nona saya Jimmy, Senang bertemu dengan anda.”
“Iya salam kenal ya,” Jawab ku dengan tersenyum.
“Nona, perkenalkan saya Rommy. Nona tenang saja saya akan menjaga anda dengan aman.” Ucap nya.
“Lepas.. Inti nya kalian akan menjaga kami selama 12 jam. Selama aktivitas kami. Apalagi setelah kami menikah. Kalian akan lebih sibuk. Iya kan sayang?” Ucap Ayres dengan percaya diri dia memegang tanganku lalu mencium punggung tangan ku.
Dengan segera aku menarik tangan ku lagi, namun dia malah menunjukan senyum nya yang nakal itu lagi.
“Aduh, Ayres ini. Haha.. Kamu tak sopan sayang. Rachel pasti malu. Apalagi setelah kamu mencium nya kemarin. Hihi.” Ucap mama dengan mencubit Ayres.
“Maaf ma, itu karena Nona Rachel sangat imut kemarin.”
“Ah kenapa harus minta maaf begitu. Kalian akan jadi suami istri.” Ucap mama seperti bangga dengan laki-laki ini.
“Haha, ya sudah ayo-ayo kita rundingkan dulu saja masalah gaun, dan lainnya. Ini tuan dan Nyonya Edvane perkenalkan mereka semua perancang gaun khusus untuk pernikahan ini.”
Aku pun bersalaman dengan designer itu lalu setelah itu kami semua pergi ke ruang wardobe keluarga ku.
“Rachel, Ayres. coba pilih lah gaun yang sudah team Dave bawa.” Ucap Calon mertua ku.
Aku berjalan maju sedikit demi sedikit namun tiba saja sebuah tangan menggenggam jemariku. Tak lain dan tak bukan itu adalah Ayres. Dia menggandengku berjalan maju untuk keruangan pemilihan sepasang gaun serta sepasang jas pengantin itu.
Aku melentikkan jari tengahku lalu aku lepaskan hingga kuku ku mengenai ke telapak tangannya dengan cukup keras.
“Aaa..” Responnya.
“Kenapa? Ayres, kenapa?”
Ku meliriknya dan dia pun tersenyum dengan aneh lagi. “Haha, tak ada apa-apa ma, tenang saja. Nona Rachel tadi nakal. Ayres sempat kaget tadi.” Ucapnya berbohong.
“Ohhh ya sudah kalian diskusikan lagi gaun dan lainnya sekalian saja coba ya, biar kami lihat pilihan kalian.”
“Oke maa,”
“Hmm? Apa kamu akan berterima kasih karena ku selalu berbohong seperti tadi?” Ucap nya mendekati ku.
“Ya, ada untung nya juga kau berbohong seperti tadi." gumam ku lalu ku tendang betis nya hingga dia kesakitan.
“Aaaaa.. Kamu kenapa sayang" Ucapnya dengan melihat ke arah ku.
“Hmm? Kenapa? Sakit? Coba katakan saja dengan jujur kali ini.” Aku sedikit menekan ke arah kakinya yang tadi ku tendang.
“Aaw Jujur apa sayang tolong sakit.”
“Itu balasan nya karena telah berani mencium ku. Awas saja kalau kau berani melakukan itu lagi." Ucap ku tak terima lalu ku lepaskan dia.
"Cium? Aaw.. Hanya ciuman begitu saja? Apa harus segitu marahnya "
Ku tendang lagi kakinya itu lalu ku panggilkan designer itu.
"Kau masuklah.. Tolong tuan mu itu." Ucapku pada designer yang berada di luar tirai.
“Baik nona. Eh Tuan, tuan, anda tidak apa? Emmm, aduh saya harus bagaimana ini? aduh, tuan ku.. ” Ucap designer yang baru saja mendekati pria itu.
“Ya, tolong ku ingin di dudukan.”Jawab Ayres meminta bantuan nya.
“Aduh, pijat aku, pijat.” Ucap lagi Ayres masih merasa kesakitan.
Dengan bantuan itu, dia kini duduk dan di pijat oleh designer itu.
“Nona, mm.. ini ada apa dengan tuan Ayres?” Tanya designer keluarga ku.
“Tidak papa, Dia hanya jatuh saja.” Jawab ku dengan meliriknya.
"Tega sekali.." aku mendengarnya dengan merintih.
“Baiklah, Nona apakah anda sudah memilih gaun nya? Nyonya besar menyuruh saya untuk membantu memilihkan gaun untuk nona. Semua gaun-gaun ini sangat indah dan sangat cocok untuk nona. Emmm, permisi ya Boo, eke juga bantu milihin nih gaun-gaun buatan mu.” Ucap nya lagi lalu dia berbicara lagi pada designer lainnya.
“Iya boo, santai saja.” jawab designer yang sedang memijat kaki Ayres itu.
“Oke. Hmm, nona menurut saya gaun ini sangat cocok dengan anda. Karena nona tidak terlalu suka lengan nona terbuka, jadi ini sangat cocok untuk nona. Lalu ini, setelan ini juga sangat cocok untuk tuan Ayres. Sangat tampan, seperti pangeran dan putri hihi. Emm, bagaimana nona? Saya mengikuti anda juga. Kalau gaun ini di rasa kurang, nanti boo Marci akan memperbaikinya, hihi.”
Ku pegang dan lihat gaun itu. Karena ku tak tau dengan model-model gaun, aku asal setuju saja dengan saran nya.
“Ya, ini saja.” Ucapku singkat.
“Aaa, nona akan jadi pengantin tercantik di negara ini. Hihi,” Dia bertepuk kecil senang karena ku menyetujui nya.
“Aaaa, sakit .. ow.. Sayang, coba lihat lah jas ku juga. Kalau kau suka maka aku akan memakainya.” Sahut Ayres yang masih di pijat itu.
“Ini sepasang,” Jawab ku singkat.
“Tuan, Tuan Ayres. Jas ini sudah sepasang dengan gaun nona. Anda tenang saja, jas ini sangat cocok juga dengan anda.”
“Ya baiklah, sudah cukup pijat nya. Aww, sayang jangan lakukan itu lagi ya? Lakukan lagi setelah kita menikah saja. hehe” Ucap Ayres cengengesan.
Ku melirik, entah kenapa ku kesal dengan setiap ekspresi nya.
“Mari nona, tuan. Kami bantu pakai ini.”
Setelah itu, dengan bantuan mereka kami memakai gaun serta jas itu.
“Sayang, bagaimana? Ku jadi sangat tampan bukan?” Ucap Ayres keluar dari ruang ganti.
Entah kenapa aku menoleh ke arah nya. Ku lihat dia memang tampan memakai itu, namun hal itu tak akan berubah pada perasaan ku.
“Sayangg, lihat lah.” Dia mendekati ku namun aku menyelentikan jari ku lagi di dahi nya.
“Ku bilang jangan dekat-dekat.” Ucap ku.
“Aaa, Aaa.. Uuh, haha..”
“Aneh..” Ucapku melihat kearah nya.
“Nona, mari saya bantu pakai gaun nya,” Ucap designer itu.
“Hmm baiklah” Jawab ku dan langsung berjalan menuju ke para designer itu.
Selesai itu,
“Tuan Ayres, lihat lah. Calon istri anda sangat cantik.” Ucap para designer itu menggandeng ku.
Ayres menoleh ke arah ku. Ku lihat pupil mata nya membesar, dia juga terlihat menjatuhkan ponsel yang dia pegang tadi, mulut nya sedikit menganga seperti melihat pemandangan indah.
Aku merasa risih di lihat seperti itu. Tatapan seperti itu pasti sering dilakukan oleh nya ketika melihat para gadis-gadis di bar itu.
“Tuan Ayres pasti sangat menyukai ini.” Ucapan designer ini menyadarkan laki-laki yang tadi menganga itu.
Dia berdiri dan tersenyum aneh lagi padaku. “Hmm.. bagus..” Ucap nya singkat.
“Bagus lah tuan. Sekarang mari kita perlihatkan pada para tuan besar dan juga nyonya besar. Mari, mari berdiri di belakang layar gorden sini saja.
Dia mengulurkan tangan nya karena ingin menggandeng tangan ku. Namun aku menarik tangan ku kembali karena tak ingin di sentuh oleh nya.
Bersambung..