Apa arti hidup bagi Ashkar...
Sepanjang perjalanan di kehidupan ini, tidak ada hal baik terjadi...
Seakan dunia tidak pernah menerima dirinya...
Keadilan tidak pernah datang untuk menyelamatkan...
Dan orang-orang hanya menganggap bahwa hidupnya adalah kesalahan...
Memang apa yang salah dengan hidup sebagai seorang pengangguran...
Hingga kematian datang dan iblis memberi penawaran...
"Bantu kami mengalahkan para pahlawan...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shina Yuzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sifat asli
Selama ini Mandor Sao tidak benar-benar mengawasi Ashkar atau iblis lain bekerja. Bisa dibilang dia cukup sibuk dengan urusannya sendiri untuk menggemukkan badan.
Rasa penasaran pun muncul..."Apa benar kau yang melakukan ini sendirian..."
"Apa pak mandor benar-benar melakukan pekerjaan dengan baik." Itu yang Ashkar pertanyakan.
"Apa kau mencurigai ku kalau aku tidak bekerja sebagaimana mestinya."
"Ya, itulah maksudku."
Mandor Sao sedikit tersinggung, tapi semua yang dia lakukan selama bekerja, tidak lebih dari bersantai...."Kau jangan bicara sembarangan, cepat perlihatkan kepadaku, bagaimana caramu menebang pohon ini."
Mandor beranggapan kalau Ashkar melakukan trik-trik yang bisa membuatnya dengan mudah menebang pohon besi.
Namun ketika melihat Ashkar pertama kali mengayunkan kapak di depan mata mandor Sao secara langsung.
Hal itu membuat Mandor Sao sadar, jika itu bukan sekedar trik atau metode khusus, melainkan Mandor Sao dibuat takjub oleh kekuatan Ashkar ketika mengayunkan kapak.
Dentuman keras ketika kapak menghantam batang pohon berwarna hitam itu sampai-sampai menggetarkan tanah.
Yang jauh lebih mengejutkan adalah Ashkar tidak berhenti untuk satu atau dua kali, tapi sudah lebih dari lima puluh kali ayunan kapak, Ashkar tidak menunjukkan tanda-tanda lelah.
"Bocah, jika kau sekuat ini, kenapa kau bekerja sebagai penebang pohon, bukankah menjadi pemburu itu lebih menjanjikan." Tanya Mandor Sao bingung.
"Aku pun ingin tahu soal itu, tapi sayangnya semua dinilai oleh bakat, sedangkan aku tidak memiliki bakat tentang beladiri atau pun ilmu sihir, jadi untuk menjadi pemburu adalah hal mustahil." Jawab Ashkar.
"Memang ada benarnya, tapi melihat kekuatanmu, aku merasa yakin itu cukup kuat mematahkan leher iblis seperti kami dengan mudah."
"Entahlah, aku belum pernah mencobanya, atau mungkin ada yang mau menjadi contoh ?." Balas Ashkar.
"Kau jangan bercanda."
"Aku pun tidak serius, tuan Mandor." Ashkar tertawa.
Ashkar mendapat perhatian khusus dari Mandor Sao, meski dia hanya sekedar bermain-main soal pekerjaan, ketika para iblis terlalu santai untuk membuang-buang waktu, dia akan memberi peringatan dan ancaman seperti pemotongan upah.
Melihat kekuatan fisik Ashkar dalam menebang pohon jauh lebih cepat dari iblis lain, Mandor Sao pun membiarkan Ashkar berisitirahat lebih awal.
Meski iblis lain begitu iri atas perlakuan khusus dari Mandor Sao, tapi mereka tidak mau berdebat tentang pekerjaan.
Ashkar duduk di bawah pohon, mengambil satu cangkir air untuk membasahi tenggorokan yang sudah kering dan menunggu hingga waktu makan siang tiba.
Di sela kesibukan Ashkar untuk menghabiskan waktu dengan bersantai, tiga makhluk lain pun datang menghampiri tanpa membuat janji terlebih dahulu.
"Kau yang bernama Ash ?." Tanya mereka.
"Ya, itu aku, ada keperluan apa ?." Ashkar balik bertanya.
Dari jubah hitam yang ketiga iblis itu gunakan, Ashkar tahu, jika ketiganya adalah iblis pemburu, bisa dia sadari, kalau niat keberadaan mereka bukanlah sekedar menyapa.
"Kami ingin bicara denganmu tentang kejadian sore kemarin." Ucap salah satu dari mereka bertiga.
"Apa bisa kita bicarakan itu setelah pekerjaan ku selesai." Ashkar memberi penolakan.
Fuu tetap bersikap tenang..."Kami hanya ingin bertanya tentang hal kecil, bukankah kau tidak memiliki hal lain untuk dilakukan sekarang."
Tentu Ashkar tidak ingin membuang waktu istirahat dan jam makan siang yang dia miliki untuk sekedar mengurus perbincangan kurang penting.
"Bukankah, kau bisa mengatakannya disini, aku sudah cukup banyak bekerja dan tidak banyak waktu ku untuk bersantai." Ucap Ashkar.
Melihat bagaimana Ashkar bersikap, salah satu iblis tampak kesal..."Jaga ucapanmu, kau sadar dengan siapa kau bicara."
'Apa sepenting itu aku harus mengenal kalian.' pikir Ashkar sedikit tersinggung.
Keras suara itu terdengar hingga ke tempat mandor, dia memperhatikan tiga iblis pemburu yang mendatangi Ashkar, perdebatan antara mereka tampak serius.
Dia tahu seberapa arogan para pemburu atas status mereka di desa Ers han, cukup banyak iblis pekerja yang mendapat perlakuan buruk dan tidak sedikit terjadi korban jiwa.
"Aku pikir siapa yang datang, ternyata Tuan Fuu, ada keperluan apa anda kemari ?."
Fuu sedikit membungkuk sebagai tanda salam ... "Mandor Sao, aku hanya ingin berbicara dengan Ash, bukan hal penting, tapi kejadian sore lalu membuat kami tertarik."
"Aku sudah mendengarnya, tidak jarang kelompok an jing hutan menyerang daerah ini." Balas Mandor.
"Itu benar, sehingga kami ingin mencari informasi agar bisa mengantisipasi penyerangan binatang buas di lain hari."
Mandor Sao pun sadar, kalau Ashkar terlibat dalam penyerangan binatang buas An jing hutan yang dimana membuat iblis pemburu ingin bicara kepadanya.
"Ash, kau pergilah bersama mereka." Ucap Sao yang tidak ingin membuat Ashkar dalam masalah.
Dalam dunia kerja, Ashkar masih terikat kontrak untuk mematuhi perintah atasan, dan Mandor Sao adalah pengawas kelompok iblis pekerja.
"Baiklah..." Kecewa Ashkar.
"Itu bagus, kau beruntung, aku tidak ingin menggunakan kekerasan untuk iblis liar seperti mu." Ungkap sosok sebelah Fuu dengan nada sombong.
Mereka terlalu memaksa, namun Ashkar berpikir untuk tidak beradu argumen lebih banyak.
*******
Ketiga iblis pemburu tersebut bernama Fuu, Sen dan Hon.
Mereka tergabung dalam kelompok Utara, sebuah kelompok iblis pemburu yang sama dengan Reu. Fuu menjabat sebagai wakil ketua, namun Sen dan Hon tidak lebih dari anggota biasa.
Sedangkan keberadaan mereka di sini dikarenakan Sen dan Hon adalah dua iblis pemburu yang datang ke lokasi penyerangan An jing hutan sore itu mengetahui Ashkar yang bekerja sebagai penebang pohon.
Membawa Ashkar masuk ke dalam hutan dengan mengambil arah lain dari desa Ers han. Suasana membuat Ashkar tidak nyaman, dia tentu berpikir tentang niat dibalik alasan untuk mencari informasi tersebut.
"Bukankah kita sudah cukup jauh."
Tidak ada jawaban dan mereka hanya diam sebelum akhirnya Sen berkata.
"Kau benar, kita sudah cukup jauh, tempat ini cukup baik."
"Baik untuk apa ?." Balik Ashkar bertanya.
Mereka bertiga saling berbisik dan melihat Ashkar dengan senyum tidak biasa.
"Ada beberapa hal yang tidak perlu kau tahu."
Mengingat perkataan Reu perihal sifat sejatinya Ras iblis yang licik dan serakah, Ashkar hanya memikirkan satu hal, yaitu persoalan batu energi milik an jing hutan yang dia simpan sendiri.
Tiba-tiba saja, satu gerakan tangan dari Hon mengarah maju, Ashkar yang seketika itu terkejut berusaha menghindar. Namun gerak tubuh Ashkar sedikit terlambat, otot-ototnya masih lelah setelah mengayunkan kapak di hari ini.
Mudah bagi mereka yang sudah cukup terlatih dalam hal beladiri untuk menyerang dengan cepat, begitu pula cengkraman tangan Hon sudah hinggap di leher Ashkar, tapi dia melawan balik menggunakan tendangan satu kaki dan mengambil langkah mundur demi menjaga jarak.
Hon yang terjatuh oleh Ashkar mendapat rasa sakit di bagian perut, sedangkan Fuu masih tampak tenang, mengawasi gerak Ashkar tanpa menunjukkan kekhawatiran.
"Aku sudah memikirkannya, kalian datang tidak untuk sekedar menyapa atau mencari keuntungan dariku ?." Tanya Ashkar.
"Kau ada benarnya, aku ingin meminta batu energi yang kau ambil dari bangkai an jing hutan kemarin." Ungkap Fuu atas niat sebenarnya.
"Ternyata perkiraan ku benar... Tapi maaf, kalian tidak berhak mendapatkan apa pun dariku, aku bertaruh nyawa menghadapi an jing hutan dan kalian dengan mudah memintanya, itu adalah hal bodoh." Tegas Ashkar menolak.
Fuu tertawa, sosoknya tampak begitu tenang dan meremehkan, seakan-akan Ashkar bukan iblis yang sebanding untuk dia lawan.
"Memang kau pikir kami percaya, kau yang hanya iblis liar mampu mengalahkan kelompok an jing hutan sendirian."
"Terserah kau berkata apa, tapi jika kau menginginkan bukti, maka kau bisa merasakannya sendiri."
Fuu membiarkan Sen untuk mengatasi Ashkar, meski sebelumnya Hon harus terkena tendangan, tapi anggapan mereka hanya karena kemampuan Hon terlalu lemah.
Sehingga Sen cukup percaya diri untuk mengajarkan Ashkar bagaimana cara bersikap selayaknya iblis liar agar patuh kepada iblis yang lebih kuat.
oiya kapan2 mampir di ceritaku ya..."Psikiater,psikopat dan Pengkhianatan" makasih...