NovelToon NovelToon
Kupinang Dengan Istighfar

Kupinang Dengan Istighfar

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Cintamanis / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal
Popularitas:9.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Genap 31 tahun usianya, Rafardhan Faaz Imtiyaz belum kembali memiliki keinginan untuk menikah. Kegagalan beberapa tahun lalu membuat Faaz trauma untuk menjalin kedekatan apalagi sampai mengkhitbah seorang wanita.

Hingga, di suatu malam semesta mempertemukannya dengan Ganeeta, gadis pembuat onar yang membuat Faaz terperangkap dalam masalah besar.

Niat hati hanya sekadar mengantar gadis itu kepada orang tuanya dalam keadaan mabuk berat dan pengaruh obat-obatan terlarang, Faaz justru diminta untuk menikahi Ganeeta dengan harapan bisa mendidiknya.

Faaz yang tahu seberapa nakal dan brutal gadis itu sontak menolak lantaran tidak ingin sakit kepala. Namun, penolakan Faaz dibalas ancaman dari Cakra hingga mau tidak mau pria itu patuh demi menyelamatkan pondok pesantren yang didirikan abinya.

.

.

"Astaghfirullah, apa tidak ada cara lain untuk mendidik gadis itu selain menikahinya?" Rafardhan Faaz Imtiyaz

Follow Ig : desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30 - Bukan Salah Takdir

"Tidak?" Sekali lagi Faaz pastikan, khawatir salah dengar dan berharap bahwa Ganeeta akan meralat ucapannya.

"Iya," jawab Ganeeta dengan begitu mantap. "Tidak salah lagi maksudnya," tambahnya kemudian.

Tak ketinggalan senyum hangat yang membuat Faaz berdesir dalam waktu singkat. Sedikit pun Faaz tidak menduga bahwa bocil satu ini mampu membuatnya salah tingkah, sungguh.

Entah Ganeeta tengah berbohong atau sungguh-sungguh, tapi yang pasti jawaban Ganeeta cukup melegakan hati Faaz sebagai suaminya.

"Kecil-kecil jago gombal ternyata, belajar dari mana?" tanya Faaz seraya merangkul pundak sang istri dengan begitu santainya.

Tanpa menjawab, Ganeeta hanya menghela napas panjang seraya perlahan menyandarkan kepala di pundak sang suami.

Sebuah perkembangan yang cukup signifikan, keduanya seolah sadar bahwa memang saling membutuhkan.

Beberapa saat terdiam, Ganeeta benar-benar terlihat sangat amat tenang. Padahal, yang terjadi justru sebaliknya.

Kepalanya seperti akan pecah, begitu banyak hal yang Ganeeta pikirkan dalam waktu bersamaan, termasuk ucapan Alifah.

Terutama, poin yang menegaskan bahwa dirinya harus sadar diri sebagai istri Faaz.

"Mas ...."

"Iya, kenapa? Apa sudah bosan?"

Ganeeta menggeleng. "Bukan."

"Lalu apa? Ada yang ingin kamu tanyakan?"

"Aku pernah dengar bahwa jodoh adalah cerminan diri."

"Ehm terus?"

"Kalau benar begitu, lalu bagaimana dengan kita?"

Faaz terdiam, dia tidak mengerti kenapa sang istri tiba-tiba melontarkan pertanyaan semacam itu padanya.

Padahal, belum lama ini Ganeeta terlihat santai, bahkan bisa menggombal.

"Seperti yang pernah Mas katakan ... jodoh itu tidak selalu merupakan cerminan diri, tapi saling melengkapi, kamu pasti masih ingat, 'kan?"

"Masih, aku masih ingat kok."

"Iya, kurang lebih begitu."

"Tapi kalau dipikir-pikir kasihan ya."

Faaz mengerutkan dahi, tentu saja ucapan Ganeeta terdengar aneh di telinganya. "Kasihan? Kasihan gimana?"

"Ya kasihan sama yang baik ... susah payah mereka menjaga dan memperbaiki diri, eh malah dapat yang buruk. Itu masuk kategori si-al tidak sih?" Ganeeta mendongak, pertanyaan itu seakan-akan mendefinisikan tentang mereka.

Tentu Faaz bisa menangkap makna tersirat di balik ucapan istrinya. Meski dulu dia juga sempat berpikir sama, tapi Faaz tidak mungkin sampai melontarkan jawaban yang sesuai dengan isi hati sewaktu pertama kali menerima fakta bahwa dirinya harus menikahi Ganeeta.

"Tidak ada yang begitu, Ganeeta ... Allah tidak pernah salah dalam menentukan takdir hamba-Nya."

"Begitukah?"

Faaz mengangguk, jujur saja dia sedikit bingung kenapa Ganeeta secara tiba-tiba membahas hal yang begitu serius padahal selama ini dia biasa saja.

Bahkan ingat statusnya sebagai istri saja mungkin tidak, tapi sekarang pembahasan Ganeeta justru terkesan begitu dalam dan menggambarkan keadaan mereka sekarang.

"Tapi, kalau misal Allah tidak pernah salah dalam menentukan takdir hamba-Nya, kenapa banyak orang yang dipertemukan dengan orang yang salah?"

"Soal itu tidak bisa Mas jawab secara pasti ... ada beberapa hal yang membuat seseorang berakhir dengan orang yang salah. Salah-satunya keras kepala menentang semesta hanya demi seseorang yang dia inginkan, tapi ada juga yang memang Allah uji lewat pasangan."

"Tidak sedikit yang pernikahannya diawali dengan baik dan dipertemukan dengan pria yang dikira baik, tapi setelah menikah justru bernasib buruk ... kita juga tidak bisa menyalahkan Tuhan, tidak pula orangnya karena sebagai manusia kita tidak bisa memastikan takdir di masa depan bagaimana."

"Tapi, satu hal yang bisa diambil dari sini adalah sebagai wanita ... ada baiknya hati-hati dalam memilih pasangan. Karena kamu tahu sendiri, sekalipun sudah dipilih, masih banyak yang salah pilih, apalagi kalau asal. Ganteng dikit diterima, padahal jelas-jelas membawa pengaruh buruk, baru pacaran sudah diajak tidur bareng, diajak minum alko-hol parahnya lagi sampai dicekoki eks_"

Bugh

.

.

Faaz tergelak sembari menyentuh dada yang tadi sempat mendapat pukulan dari Ganeeta. Sementara itu, Ganeeta yang tadi mendengarnya begitu seksama kini berdecak sebal lantaran Faaz justru terang-terangan menjadikannya contoh dalam topik pembicaraan mereka.

Tak ayal, suasana hati Ganeeta mendadak buruk seketika. Dia yang tadi sempat tenang karena Faaz menggunakan kata-kata yang menyejukkan jiwa, secara tiba-tiba justru membahas masa lalunya.

"Itu sekadar contoh, biar kamu paham."

"Kenapa harus aku? Lagian itu 'kan belum termasuk yang salah-salah banget ... masih pacaran, udah putus juga sekarang."

"Itu karena kita menikah, bayangkan kalau tidak ... cepat atau lambat, kamu pasti berakhir jadi istri anak itu, Ganeeta."

"Tahu dari mana? Ngaco banget punya mulut," ketus Ganeeta mendadak risih pasca mendengar ucapan Faaz.

Padahal, sebelum ini dia memang berharap sebegitu besar pada Zion. Meski Ganeeta akui kehadiran Zion tidak dapat menggantikan sosok Pras, tapi di beberapa momen tidak jarang Ganeeta menginginkan Zion lebih dari sekadar pacar.

Mendapat reaksi Ganeeta, Faaz jelas tidak diam dan masih ingin membahas lebih lanjut demi memanfaatkan momen ini.

"Kok marah, secara logikanya wajar saja."

"Dari mana wajarnya?"

"Sekarang gini deh, coba kamu ingat malam itu apa yang Zion berikan padamu?" tanya Faaz menatap mata istrinya lekat-lekat. "Coba, masih ingat tidak?"

"Eks-tasi," jawab Ganeeta terdengar agak lesu.

"Nah, sekarang Mas tanya tahu tidak efeknya apa?"

Ganeeta mengatupkan bibir, jelas dia enggan menjelaskan sekalipun tahu hingga berakhir menggelengkan kepala.

"Bagus, tidak tahu efeknya apa tapi mau disuruh coba-coba ... kalau saja Mas terlambat, bisa dipastikan kamu berakhir di tangan badjingan itu, Ganeeta."

"Seyakin itu?"

"Tentu saja, salah-satu alasan laki-laki mencekoki pasangannya dengan obat itu menginginkan tubuh mereka ... pengaruh obat itu luar biasa bahkan bisa membuat pengonsumsinya lupa daratan, Ganeeta."

"Tidak sedikit laki-laki brengshek yang menggunakan cara itu untuk menjebak pasangan agar tidak terkesan memaksa. Andai suatu saat ada yang marah, dia bisa dengan santainya membela diri 'kami melakukannya atas dasar suka sama suka.' padahal dijebak."

Panjang lebar Faaz bicara dan Ganeeta menelaah kata demi kata yang Faaz utarakan. Meski sebelum ini dia juga tahu, tapi tidak ada salahnya untuk mendengar penjelasan dari sudut pandang yang berbeda.

Penjelasan itu cukup membuat Ganeeta mengerti, sekaligus menciptakan tanya di benaknya.

"Bentar, Mas kok bisa tahu sejauh itu? Jangan bilang pengalaman pribadi?"

.

.

- To Be Continued -

1
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
serasa gak mau berenti kalo baca ganneta nih ...mikir gimana kelanjutannya sikap nya sama om Pras terus bisa akrab gak anak2 dia sama anak om Pras secara kan anet masih ada something sama om Pras 🤭
Siti Rahayu
istri sah dewangga..besok2 apalagi ka des🤭
Siti Rahayu
aruni ini cucunya evan kah..
dyah EkaPratiwi
hahaha pinter sekali qiara
Esther Lestari
Masih cemburu aja Net lihat om Pras sama tante Inayah 🤭.
Nah itu kenapa Qiara ketularan kamu malu2 gitu sama om Pras😂
Threeanie
Aneet bngt ini anak 😂😂🤣🤣🤣🤭
n4th4n14e4
gemess
jumirah slavina
ishhhh.... Kornettttttt....
Kamu udah bahagia ini ngapain lagi masih kesal sm Prasasti....
Hasanah Purwokerto
Gemes bgt sama Qiara....Anet waktu kecil...😂😂😂😂😂

Anet sensinya ga kelar" klo hubungan sm om Pras & tante Inayah....🤭🤭🤭🤭
Untung Inayah sabar yaaa
jumirah slavina
Opa Kail dan Oma Zia apa kabar Thor...
zeni aksara
seperti novel sebelumnya karya kak Desy bikin candu banget
gathem Toro
gemes deh sama qiara......
Dhafitha Fitha Fitha
ank nya GK punya rem Kya umi nya
Sri Rahayu
Terima kasih Thorr masih dikasih bonchap....gemes ma Qiara jg Ganeeta yg tantrum sama istri om Pras...🤩🤩🤩 ditunggu bonchap lanjutan nya Thorr 😘😘😘
Naning Erwina
Puas Kak Des tp tetap kurang Bonchap nya 🤭❤🙏
Bunda dinna
Qiara beneran buka rahasia 😀😀😀
Nendah Wenda
gemes banget Ara
Nendah Wenda
cerita baru nih menarik
Aurel Bundha
lanjut 🥰🥰🥰 semangat
Sugiharti Rusli
ah Qiara kamu lucu amat sich🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!