NovelToon NovelToon
Aku Pelarianmu

Aku Pelarianmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Zheya87

Sakit rasanya ketika aku menyadari bahwa aku hanyalah pelarianmu. Cinta, perhatian, kasih sayang yang aku beri setulus mungkin ternyata tak ada artinya bagimu. Kucoba tetap bertahan mengingat perlakuan baikmu selama ini. Tapi untuk apa semua itu jika tak ada cinta untukku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zheya87, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 5

Hari-hari kulalui dengan begitu banyak kesibukan, dari pagi hingga malam aku berkutat dengan laptop. Bolak balik perpustakaan untuk menambah referensi skripsi. Ibu ayah kakakku juga keluarga Roy sibuk mempersiapkan acara penikahan kami. Semua urusan dan konsep mereka yang mengurusnya. Aku memfokuskan diriku untuk segera menyelesaikan skripsiku.

Ya akhirnya aku menerima pinangan Roy, tak ada alasanku untuk menolak. Apalagi kulihat Ibu dan Ayah sangat senang dengan mamanya Roy yang sangat baik dan ramah.

Tak terasa hari yang ditunggu pun tiba, hari ini adalah sidang skripsiku. Akhirnya aku bisa menyelesaikan tugas tepat waktunya.

Aku mematut diri depan kaca, hari ini aku berpenampilan berbeda. Make up tipis untuk menambah kepercayaan diri, kusemprotkan parfum wangi vanila. Selesai.

Aku keluar kamar dengan menenteng laptop juga map besar yang berisi kopian empat rangkap skripsi. Di luar sudah menunggu Roy siap menjemputku ke kampus. Iya khusus hari ini Roy menyempatkan dirinya untuk menjemputku sebelum berangkat kerja.

" hy, kamu beda banget hari ini, " puji Roy ketika aku tiba di depannya.

" beda? Bedanya gimana?" tanyaku pura-pura polos, padahal aku pengen dipuji sama calon suami.

" yah beda aja, kamu cocok pake Jas itu, ternyata kamu pintar dandan juga ya" jawab Roy

" oh.... kan aku mau ujian. Para pengujinya Doktor dan Profesor semua, aku harus tampil maksimal supaya terkesan percaya diri " jawabku

" ya udah, ayo nanti telat"

" oh oke oke, ibu aku pamit ya " aku mencium tangan ibuku, kebetulan Ayah sudah berangkat kerja tinggal Ibu sendiri yang di rumah

" doain Dara bu, semoga lancar ya" tambahku lagi

"pasti nak, ibu selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu,

" Nak Roy hagi-hati dijalan ya " sambil berpaling ke arah Roy ibu mewanti-wanti kami.

" Insya Allah bu, kami berangkat ya"

Roy membukakan pintu samping mobilnya untukku, aku tersenyum bahagia. Setelah memasang seatbelt kutatap Roy dari samping. Dia fokus mengemudi tak menyadari aku menatapnya intens. Wajahnya masih setampan dulu semasa SMA. Hanya saja sekarang terlihat lebih dewasa, semakin menambah daya tarik pria tampan ini.

Kembali terbayang pertemuan pertama kami saat pendaftaran sekolah SMA. Saat itu aku yang kebingungan mencari namaku di papan pengumuman karena badanku yang terlalu mungil sehingga tak bisa menerobos kumpulan anak-anak pada saat itu. Beruntung Roy yang badannya lumayan tinggi membantuku mencarikan daftar nama yang ada namaku.

Dari situlah perkenalan kami, berawal dari rasa kasihan Roy akhirnya aku menjadi sahabatnya. Meski kami tak sekelas waktu itu kami tetap berteman. Dia sering mengunjungiku di kelas, hingga teman- teman sekelasku juga menjadi temannya. Kelas dua kami akhirnya bisa sekelas juga, pertemananku semakin erat. Saat itu aku tak menyadari perasaanku, sampai suatu saat ketika Roy datang membawa seorang gadis cantik memperkenalkannya padaku. Barulah aku sadar, bahwa akupun menyukainya, hatiku sakit melihat kebersamaan mereka. Ketakutan terbesarku pada saat itu adalah Roy akan mengabaikanku demi gadis itu.

Namun nyatanya tidak, Roy masih sangat menyayangiku sebagai sahabatnya. Kebersamaan kami tetaplah sama, bahkan aku sering diajak jalan bareng pacarnya itu. Saat itu egoku masih sangat tinggi. Aku tak peduli meski hanya sebagai temannya, yang penting perhatiannya kebaikannya masih tetaplah sama. Hingga hari- hari kami lalui bersama, aku seperti obat nyamuk pada setiap kencan mereka.

Aku terbuyar dari lamunanku ketika Roy memarkirkan mobilnya depan kampus. Mungkinkah Roy juga banyak pikiran sehingga selama perjalanan setengah jam tadi dia tak menegurku yang melamun?

" makasih ya, " pamitku ketika akan bergegas turun dari mobilnya

" biasa aja Dar, aku udah bosan denger kata itu. kamu itu tanggung jawab aku dari dulu sampai sekarang dan hingga nanti" ucap Roy sambil membelai rambutku.

" ya udah, aku pergi ya "

"Dar, jangan berubah pikiran ya minggu depan kita Akad loh" Roy menahan tanganku ketika aku akan beranjak turun

" kok kamu mikirnya gitu? " tanyaku

" sepanjang perjalanan tadi kamu mikirin apa? Hmmm? Dan aku ga mau mengganggu keasikan kamu melamun, aku cuma mau mengingatkan kamu aja. Jangan sampai kamu berubah pikiran. Persiapan pernikahan kita sudah 90%. Minggu depan waktunya " kata Roy panjang lebar sambil menekan kata minggu depan.

" iya, kamu tenang aja. Aku cuma nervous aja tadi. Ga mikirin apa-apa. gimana kalo aku ga lolos ujian? Jadinya kan batal deh aku wisuda di tiga setengah tahun kuliahku. " aku mencoba meyakinkan Roy, bahwa aku gak mikirin macam-macam.

" oh ya udah kalo gitu, ntar kalo sudah selesai telpon aku ya. Aku jemput " tambah Roy lagi

" eh ga usah, aku pulang sendiri aja naik Taxi. Kasian loh kamu nanti capek bolak -balik kantor sama kampus." aku jadi tidak enak hati.

" kamu lupa tadi aku baru bilang? Kamu itu tanggung jawab aku. Kamu tenang aja, ga akan mengganggu pekerjaan aku. "

" ya udah deh, nanti aku kabari ya. Bye"

" ok . Bye"

Dan akhirnya aku turun dari mobilnya, kulangkahkan kakiku menuju gedung Fakultas Hukum. Hari ini hanya ada dua ruang belajar yang digunakan untuk sidang skripsi. Masing- masing ada 10 peserta. Jadi hanya ada total 20 peserta ujian termasuk aku dan Cecil.

Sidang skripsiku untuk jurusan perdata adalah terbuka, jadi banyak teman-teman mahasiswa ikut masuk ke dalam ruangan sebagai audiens termasuk Cecil.

Aku mempresentasikan judul " Evaluasi Putusan Pengadilan Terhadap Kasus Wanprestasi Dalam Kasus Kredit Bank "

Alhamdulillah semua berjalan dengan baik dan lancar, aku bisa menjawab semua pertanyaan dari penguji dan pembimbing. Semua berkat usaha dan kerja kerasku beberapa bulan belakangan. Sengaja aku mengambil studi kasus di Bank karena untuk mempermudah penelitianku selama magang di Bank , jadi aku bisa sambil kerja skripsi dan juga kerja magang.

Aku bernafas lega ketika para penguji menjabat tanganku dan memuji hasil kerjaku. Mereka hanya mengoreksi typo tulisan ku saja, karena menurut mereka tak ada lagi yang peu dirubah maupun ditambahkan.

Setelah selesai aku belum langsung pulang, aku ingin menemani sahabatku Cecil yang juga ikut ujian namun di ruang berbeda denganku. Pemaparan Cecil dan tanya jawab penguji berlangsung sedikit lama dariku. Karena Cecil mengangkat tema yang sangat sensitif, yaitu Efektifitas Azas Praduga Tak Bersalah.

Aku tau betul perjuangan Cecil dalam mengambil data-data dan kuisioner untuk kasus ini. Dia harus bolak balik kantor Polisi , bertemu para tahanan. Berkat kerja kerasnya, dia bisa mengkritik kinerja para penyidik maupun penyelidik. Aku tak tau, mungkin Cecil ada koneksi untuk mendapatkan data itu dengan mudah. Siapa yang tak kenal ayahnya, seorang pengacara sering wara-wiri di Tv karena kemampuannya dalam menangangi berbagai macam kasus.

Setelah perdebatan yang cukup alot , akhirnya Cecil keluar juga dengan senyum sumringah. Kita berdua bisa menyelesaikan tugas utama ini tepat pada waktunya.

Kami melangkah bersama keluar gedung, rencananya pengen jalan-jalan mengelilingi kampus dulu untuk mengurangi kepenatan.

" Dara" Aku menoleh ketika seseorang memanggilku, kucari arah sumber suara. Ternyata Eko, temanya Roy yang dulu pernah dikenalkan Roy.

" Hy... " aku berhenti, sambil memegang tangan Cecil.

" gimana ujiannya? Lancar?" tanya Eko

" Alhamdulillah lancar, tinggal menunggu hasil koreksi" jawabku

" kamu apa kabar? " lanjutku bertanya sekedar basa-basi

" Aku baik, " jawabnya singkat

" Eh, ngomong-ngomong kak Eko ngapain di kampus? Kan udah wisuda, udah kerja juga" Cecil nimbrung percakapan kami

Oh iya aku kupa, Eko kan seangkatan Roy ya, harusnya sih dia udah ga di kampus lagi , kok dia masih nongkrong aja di depan bareng anak-anak lain.

" Oh itu, aku masih aktif di organisasi Mapala, kebetulan hari ini anak-anak mau nanjak. Aku pengen ikutan bosan ngantor mulu" jawabnya

"oh.... " aku dan Cecil ber Oh ria bersamaan.

" Oh ya Dar, maaf ya aku ga bisa hadir di acara pernikahan kamu minggu depan. Aku ada acara kantor di Bandung. Maaf ya " Eko menambahkan

" oh iya gpp Ko, btw kami duluan ya" kataku sambil menggaet Cecil melanjutkan aksi jalan- jalan kami mengelilingi kampus.

Aku kaget bukan main ketika tiba-tiba mobil Roy berhenti persis di depan seperti menghadang.

Roy turun dan langsung protes

" Dara, aku dari tadi nungguin kamu depan gerbang loh, kok malah enak-enakan tebar pesona gini"

"hah?...." aku dan Cecil saling berpandangan ta mengerti.

1
Khusnul Khotimah
mending dara puasa ngomong saja trus klo sudah pulih menghilangkan bagai ditelan bumi.hidup lah dg damai tanpa bayang2 roy yg plin plan itu.. duh gemes q sama roy pengen bejeg2...😁😁😁
Clarissa Alexandria Gabriella
Udahlah tinggalin ajah, untuk prasaan dan batinmu dara,, biar si roy dapt krmanya,, jadi cewe punya harga diri napa
·Laius Wytte🔮·
Membuat mata berkaca-kaca. 🥺
Victor
Mengurungkan nafsu kritis ku untuk hanya minta update~
Zheya87: /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!