Warning ❗
Mengandung kata-kata mutiara (sebaliknya).
Bacalah dengan bijak, tidak suka pun tak apa bisa skip ya🤗
Alexa gadis berusia 20 tahun, anak broken heart. 3 tahun lamanya ia tinggal sendiri disalah satu rumah mewah setelah kedua orang tuanya cerai, dan melanjutkan kehidupan mereka bersama pasangannya masing-masing.
Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Menjadi Alexa tidak membatasi dirinya didunia malam. Kerap kali ia selalu menghabiskan malam bersama teman-temannya dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk.
Pada suatu hari ia bertemu seseorang disebuah club malam dan berkenalan dengan seorang pemuda.
Satu malam yang panjang, mengubah kehidupan Alexa pada saat itu.
Next untuk mulai baca👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Tatap nya nanar, Alexa masih menunggu Aditya menjawab pertanyaan nya saat ini.
"Mereka masuk penjara, Lex."
Seringai terpancar dari wajah wanita itu terlihat kurang puas mendengar jawaban Aditya tentang David.
.."Mereka diketahui sudah menjadi penyelundup barang terlarang, kemudian David terkena sanksi yang cukup berat karena Mona juga sudah menjadi korban seperti Lo, juga beberapa wanita lainnya, malah mona lebih parah karena David menjualnya ke tempat Prostitusi. Dia dihukum 12 tahunan dan teman-temannya hanya di bawah 5 tahunan. Sekarang Mona menjalani rehabilitasi, dia trauma hebat karena kejadian itu dia sempat hamil."
Senyum menghiasi wajah Alexa, ada kepuasan tersendiri bagi Alexa mendengar penderitaan yang sudah dialami Mona cukup impas baginya.
Sedangkan pria bernama David itu masih membuat Alexa menaruh dendam, ia Belum puas mendengar hukuman yang diterima nya, apa yang inginkan Alexa balasan bagi David lebih dari tahunan melainkan hukuman yang takkan pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Tapi sudahlah Lex, Gak usah dibahas gue mau Lo bahagia sekarang mereka sudah mendapatkan balasan yang setimpal." ucapnya Aditya.
Alexa tidak menjawab, gadis itu hanya manggut-manggut namun mengartikan bahasa yang lain.
Sesaat saja ia merasa lega para manusia brengs*k itu sudah mendapatkan masing-masing hukuman nya. Tetap saja setelah apa yang mereka lakukan padanya dahulu takkan membuat Alexa puas.
Usai mereka makan siang Alexa kembali bersama Aditya.
Seperti biasa Evan tengah ngopi bersama Yoga pria yang bekerja sebagai seorang tukang parkir di cafe itu, mereka melihat dengan jelas Alexa turun dari motor Aditya membuat Evan semakin panas dan sesak.
"Kenapa bung? Cemburu?" goda Yoga.
"Gak! Aku masuk dulu"
"Oke, lucu banget liat anak muda lagi jatuh cinta tapi sama-sama gengsi, haha..."Tawa Yoga.
Evan menyusul Alexa mereka berpapasan hingga mereka saling bersenggolan, nyaris minuman yang dibawa Alexa tumpah karena tersenggol Evan.
Alexa tetap terlihat tenang dan masih enggan bicara pada nya. Sampai jam pulang pun Alexa masih saling berdiam diri tanpa komunikasi dengan Evan.
Pria itu masih senantiasa menunggu Alexa menyelesaikan pekerjaan nya sedangkan Evan menunggu Alexa di parkiran berharap gadis itu akan bersedia untuk pulang bersamanya.
Namun seketika harapan nya punah, Aditya suda mendahului nya dan menjemput Alexa juga mengantar kan nya pulang hingga sampai didepan pintu gerbang.
"Makasih ya dit,"
Ucapnya Alexa Setelah ia sampai dan hendak masuk kedalam.
"Oke, kalem aja. Gue gak keberatan kok, gue selalu siap setiap hari antar jemput Lo"
Mendengar ucapan Aditya, Evan menekan klakson dan meminta Alexa untuk segera masuk kedalam gerbang sekaligus membukakan gerbang untuk Evan masuk.
Setelah Aditya pergi dengan sengaja Alexa tidak membukakan pintu gerbang untuk Evan, ia kembali menutupnya dan acuh meninggalkan Evan diluar sendirian.
"Lex, Alexa!"
"Yeeeeee ... Bodo amat!" ledek Alexa menjulurkan lidahnya.
CK!
Terpaksa Evan harus turun dari motornya, dan membuka gerbang sendiri. Terkadang tingkah gadis itu selalu membuatnya geram namun ia juga selalu dibuat kesal dengan sikap nya.
Setelah Alexa datang gadis itu disambut Clara dan Sofie seperti biasa. Alexa di minta untuk masak menyiapkan makan malam dan berkemas, sisa teman-teman Clara siang ini yang sudah bertamu disana.
Rumah itu terlihat seperti kapal pecah, bahkan ibu dan anak itu tidak berniat sedikit pun untuk mengemasi rumah nya sendiri, mereka hanya bisa mengandalkan tangan Alexa.
"Cepat dong, kalau disuruh beberes tuh yang semangat jangan malas-malasan, ingat Lo disini cuma numpang!" ucap Clara bertolak pinggang didepannya seolah ia tengah dijadikan pembantu dirumah itu.
"Lo punya tangan, Lo juga punya kaki kenapa gak Lo aja yang beberes rumah bisanya cuma nyuruh doang! Cobain dong kerjain sendiri biar tahu rasanya gimana!" Alexa pun mencoba memberikan pelajaran kecil pada Clara dan memberikan penyapu dan alat pel nya pada gadis itu.
Clara tercengang mengangkat, ia melotot kearah Alexa karena sudah berani menyuruhnya untuk beberes rumah.
"Heh .. Perempuan kurang ajar! ini Kerjaan Lo bukan kerjaan gue, ya harusnya Lo yang kerjain lah, enak aja nyuruh-nyuruh."
"Haduh nona, Lo yang bikin berantakan ya Lo juga dong harus beresin sendiri kenapa harus gue. Ayo dong masa mau jadi anak mami terus malu dong sama umur," ejek Alexa dengan sengaja membuat Clara mati kutu.
Dia sudah cukup diam diperlakukan apapun oleh mereka sekali-kali ia juga ingin sedikit bermain-main dengan saudari tirinya itu agar ia juga bisa merasakan apa yang dirasakan setelah seharian penuh bekerja lalu diminta kerja lagi dirumah.
"Sialan!" Clara mencoba untuk menampar Alexa, ia lupa jika yang ia hadapi adalah seorang wanita kuat yang tidak mau di dominasi siapapun. Wanita yang tidak ingin terus di perlakukan tidak adil bahkan ia sudah cukup banyak mengalah semenjak ia tinggal di sana.
Alexa menyeringai licik. "Lo cari masalah sama orang yang salah" desis.
Evan melihat semuanya ia hanya bisa berdiam diri dan membiarkan mereka menyelesaikan urusan mereka sendiri tanpa mencampuri urusan kedua wanita itu.
Meskipun Clara adiknya, ia tidak pernah suka dengan perlakuan nya yang semena-mena, sedangkan Usia mere terpaut tidak terlalu jauh tapi sebagai seorang perempuan Clara sudah tidak memiliki adab yang baik pada orang yang lebih dewasa darinya.
"Beresin sendiri atau gue bikin Lo nyesel, untuk hari ini gue pengen istirahat tanpa ada gangguan dari siapapun, oke. Anak pintar"
Alexa pergi kekamar nya sendiri dan membiarkan pekerjaan rumah diserahkan pada Clara, wanita itu tersenyum puas penuh kemenangan setelah membuat Clara tidak dapat berkutik lagi.
Sebelum Sofie kembali dan melihat perlakuan nya terhadap anak kesayangan nya, Alexa lebih baik gegas masuk dan mengunci kamar nya dari dalam agar Sofie dan Clara tidak dapat seenaknya masuk disaat ia tengah beristirahat.
Hari-hari yang sangat melelahkan untuknya, bukan hal mudah bagi Alexa bekerja diluar dan berkerja dirumah sekaligus.
"Gue bukan robot, gue juga manusia bisa merasakan apa itu capek! Gila tuh dua kuntilanak mau bikin gue mati berdiri kali enak banget cuma bisa nyuruh doang, kerja gak mau. Cuma mau enak nya doang sekali-kali gue juga pengen kali jadi tuan rumah."celoteh nya sendiri didepan cermin.
Wajahnya terlihat kotor sisa polusi dijalanan bercampur keringat seharian ia bekerja.
Wanita itu mengambil handuk dan segera menyegarkan dirinya dari lelahnya seharian.
Alexa bersenandung kecil dikamar mandi seraya menikmati guyuran air shower, ia tidak mendengar ketukan pintu dari luar kamarnya sedari tadi.
Setelah beberapa saat kemudian setelah ia selesai, ketukan itu terdengar lagi gegas Alexa menyelesaikan kegiatan nya dan membaluti tubuhnya dengan handuk.
"Siapa sih? Pasti dua kuntilanak itu, mau ngomel-ngomel karena Anaknya gue suruh beres-beres sendiri, reseh amat sih tuh anak!"
Ctrek!
"Apa lagi sih?"
....