Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Nilam dan Maharani
Hendra mendengar kan semua keluhan dari istri nya bahwa rumah ini ada yang tidak beres, jujur saja Hendra bingung karena rumah ini langsung dari dia yang membangun. bukan beli dari orang lain, bahkan saat di bangun pun juga di bacakan doa agar tidak ada hal buruk yang terjadi saat di huni nanti.
Sayang nya gangguan malah terjadi saat istri sedang hamil, bahkan Hendra juga mengalami hal yang buruk berusan ini. ternyata memang benar firasat nya saat ingin minta tolong pada Purnama, karena dia merasa Andini bisa saja masih rawan karena dulu tubuh itu pernah di huni jin dengan waktu yang cukup lama.
Purnama sudah pernah bilang bahwa tubuh yang pernah di huni jin, maka akan rawan juga kena lagi. maka dari itu mungkin saja Andini ketempelan iblis mana mana, memang Andini yang menolak saat akan menemui Purnama. sebab dia merasa masalah hamil muntah muntah itu adalah hal yang sangat wajar.
Tapi ternyata memang ada yang tidak beres, mana begitu banyak juga wanita uang menginginkan suami nya. bahkan sampai jun pun ikut menyerupai seorang gadis agar bisa dekat dengan Hendra, sudah sangat jelas bahwa setan ini sangat ingin menyakiti atau bahkan merusak rumah tangga mereka berdua yang di bangun belum lama ini.
"Dulu Abang juga sering tidur sini sama teman teman, tapi sama sekali tidak ada gangguan." Hendra bicara pada Andini di dalam kamar.
"Kenapa sekarang banyak ganguan ya, Bang? apa karena aku sedang hamil, kan kata nya orang hamil berbau wangi." tebak Andini.
"Maka nya Abang dari awal ngajak kamu ketemu Purnama." sahut Hendra sembari mengeringkan rambut usai mandi.
"Tadi Abang ngapain saja sama hantu itu?" tanya Andini membuat Hendra kaget.
"Abang, ini Abang kaku tubuh nya tidak bisa melawan." jawab Hendra geli dan jijik.
"Ya di apain sama dia?" ulang Andini karena dia penasaran apa saja yang sudah suami nya lakukan bersama setan itu.
Hendra menelan ludah dengan susah payah karena rasa nya sangat berdosa melihat wajah polos sang istri, padahal itu bukan kehendak dia. namun Hendra merasa sudah seperti melakukan perselingkuhan saja dosa nya, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyentuh wanita itu, walau pun tadi dia adalah Wati sungguhan sekali pun.
"Abang di paksa menyentuh dada dan juga bagian bawah nya." Hendra mengakui.
"Apa?!"
"Sayang! demi allah itu bukan mau Abang, tangan ini tidak bisa melawan karena kaku dan menurut saja apa yang dia ingin kan." Hendra berjongkok di depan istri nya.
"Jadi Abang sentuh milik hantu itu?" Andini bergetar tidak percaya.
Hendra mengangguk pelan karena dia juga amat tidak percaya itu terjadi begitu saja, pulang pulang habis melayat malah di songsong dengan setan yang menyerupai pembantu nya. terlebih setan itu bisa mengendalikan tubuh Hendra, sehingga pria ini tidak punya kekuatan untuk melawan atau menolak nya.
"Berarti setan nya perempuan ya, Bang." tebak Andini.
"Bisa jadi, apa dia kuntilanak ya." Hendra pun bertanya tanya.
"Ya allah, kok malah ada saja gangguan seperti ini." keluh Andini yang merasa lelah dengan urusan setan.
"Abang juga takut sebenar nya, tapi semoga Purnama memang bisa menolong." harap Hendra bergantung penuh pada Ratu ular.
"Dia pasti bisa, mudah mudahan kali ini dia juga bisa membuang setan itu." Andini juga berharap pada Purnama.
"Masih untung kita punya kenalan seperti dia, padahal sudah menjauh kekota tapi masih saja setan datang." lirih Hendra menarik nafas berat.
"Berarti kota juga ada hantu nya ya, Bang." Andini tersenyum kecil.
"Ya pasti lah, semua tempat pasti ada setan nya." sahut Hendra.
"Lalu bagai mana dengan karyawan kita yang bunuh diri?" tanya Andini baru ingat.
"Kabar nya dia patah hati karena cinta nya di tolak oleh Ayu." jawab Hendra.
"Ya allah, gara gara cinta dia menjadi begitu!" pekik Andini kaget.
Mereka tidak tau bahwa cinta Asep tidak normal, andai kan dia hanya cinta biasa tanpa ada ramuan yang masuk kedalam tubuh, maka Asep tidak akan nekat untuk mengakhiri hidup nya yang amat berarti itu. karena ramuan yang sangat kuat dan malah penolakan juga dari Ayu, maka habis lah sudah akal sehat pemuda tersebut.
"Cinta memang bisa membuat orang tidak waras, sama hal nya juga seperti kita! bila salah satu meninggal duluan, entah bagai mana nasib yang satu nya." jawab Hendra.
"Semoga aku duluan yang pergi ya, bila kamu duluan yang pergi menghadap allah. maka pasti aku tidak akan sanggup, siapa yang akan mengurus ku." Andini berkata pelan.
"Itu masih lama, nanti saat kita sudah tua dan punya cucu baru lah kita menghadap allah! Abang juga mau nya saat kamu tiada, esok hari Abang akan menyusul juga." jawab Hendra.
"Amiiin." Andini mengaminkan ucapan suami nya.
"Pembicaraan apa yang membawa bawa kematian!" celetuk suara sinis dari pintu.
"Aaaagkkkk!"
Hendra loncat naik keatas kasur begitu melihat siapa yang berdiri di depan pintu, Andini juga kaget sebenar nya. tapi dia tidak separah Hendra sampai loncat keatas kasur dan bersembunyi di balik selimut yang tebal.
"Dasar gila, kau pikir tampang kami sangat jelek!" rutuk member Purnama yang bernama Nilam.
"Ka-kalian datang nya tanpa suara, jadi kami kaget!" Andini menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Tolong sadar lah bahwa kami ini setan, mana mungkin datang mau mengetuk pintu segala." sewot Maharani.
"Oh ini member nya Purnama!" Hendra menyembul kan kepala dari balik selimut tebal.
"Dasar laki laki pengecut!" rutuk Nilam mencibir Hendra.
Nilam berjalan mendekati Andini yang duduk di tepi tempat tidur, sekali lihat saja dia sudah bisa merasakan ada yang aneh dari Andini. sebab Nilam dulu meninggal saat sedang hamil tua, sehingga dia banyak tau tentang wanita yang sedang mengandung anak di dalam perut.
"Setan nya tidak di sini, di kamar yang paling belakang." Andini beringsut karena takut, sebab dia sadar yang di depan nya ini setan.
"Kenapa dengan dia, Nilam?" Maharani juga mendekat.
"Kenapa kau tidak menghubungi Purnama sejak pertama kali muntah darah, Andini?!" Nilam gemetar.
"Ada apa? kenapa dengan istriku!" Hendra lupa dengan rasa takut nya.
"Cepat katakan pada Purnama bahwa keadaan Andini serius!" teriak Nilam pada besty nya.
"Ah i-iya! aku akan kontak sekarang." Maharani duduk bersila sembari memejamkan mata.
Sedangkan Andini bingung dan juga takut melihat reaksi Nilam ketika menatap diri nya, apa memang ada yang aneh dari tubuh dia sehingga harus segera menemui Purnama sejak awal.
Nih Hendra ya.
Terima kasih up nya untuk hari ini. Semangat terus ka 💪
Sehat selalu 😄
kesal kali kalau part kau ni muncul ,pengen bungkam mulut kau dengan sambal setan .
Heh! dengar cinta bisa hilang asal gak kau pelihara,asal kau niat melupa, waktu akan menenggelamkan rasamu asal kau mau dan tidak bersua dengan Hendra 😡 .
dasar ndableg,belegug, ah serah manehna. Laila semoga othor gak ngabulin doamu ...