Aluna sejak lama memendam rasa pada kakak kelasnya hingga beberapa tahun setelah lulus sekolah, Aluna kembali di pertemukan dengan pria yang ia kagumi itu, pertemuan mereka begitu rumit dengan berbagai kesalahpahaman yang akhirnya memberikan jalan bagi mereka agar terus bertemu. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Apakah mereka akan bersama atau akan ada penghalang bagi perasaan Aluna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tante Cantik
Sudah dua minggu berlalu dan dua hari lagi adalah hari dimana Aluna harus melunasi hutang Ayahnya, belum lagi ia harus membayar Tante Rani karena sejak pagi tadi Tante Rani terus saja menghubungi Aluna agar segera membayar uang yang Aluna pinjam pada Om Ilham.
"Kenapa mereka datang disaat yang bersamaan dan mengancam bakal hancurin rumah apalagi memenjarakan Bapak," gumam Aluna.
"Lun, kamu baik-baik aja?" tanya Savia rekan kerja Aluna.
"Ah iya, aku baik-baik aja kok," ucap Aluna.
"Tapi, muka kamu pucat banget loh, mendingan kamu istirahat dulu deh daripada kamu kenapa-kenapa," ucap Savia.
"Iya, makasih ya Vi," ucap Aluna dan diangguki Savia.
Sore harinya, Aluna sudah bersiap-siap pulang. "Kamu udah mau pulang, Lun?" tanya Savia.
"Iya, di dalam udah ada Dokter Tiara, kalau ada apa-apa kamu ke Dokter Tiara aja ya," ucap Aluna.
"Oke, kalau gitu aku ke Dokter Tiara dulu ya," ucap Savia dan diangguki Aluna.
Aluna pun berjalan menuju halte, sesampainya di halte. Aluna merasa pusing, namun ia harus tetap bertahan karena ia belum sampai di rumah.
"Kenapa pusing gini ya," gumam Aluna.
Untung saja ia tidak harus menunggu lama lantaran bus yang akan ia tumpangi sudah datang, Aluna pun segera menaikinya dan sekitar 20 menit bus pun sampai di halte yang ada di dekat rumah Aluna.
Namun, Aluna merasa semakin pusing hingga tiba-tiba ia kehilangan keseimbangannya dan tidak sadarkan diri.
.
Disisi lain, Darrel saat ini tengah uring-uringan karena apa yang dia mau tidak dituruti oleh orangtuanya.
"Sayang, jangan nangis lagi ya," ucap Mama Jihan yang tidak tega lantaran Darrel menangis sejak pagi.
"Darrel, kalau sampai Papa pulang kamu masih kayak gini, Papa gak akan ajak kamu jalan-jalan lagi," ucap Alvin.
"Papa kenapa sih? salah ya Darrel kalau mau ketemu Tante cantik, Darrel mau Tante cantik jadi Mamanya Darrel," ucap Darrel.
"Sayang, Tante cantik punya kehidupannya sendiri, gimana kalau ternyata Tante cantik udah punya pasangan," ucap Mama Jihan.
"Tapi, Tante cantik udah janji mau jadi Mamanya Darrel," ucap Darrel.
Mama jihan yang mendengar hal itupun menatap Alvin, "Gak bisa, Ma. Darrel udah berlebihan," ucap Alvin lalu pergi bekerja.
Darrel yang melihat kepergian Alvin pun semakin menangis, "Sayang, nanti ya kita cari Tante cantiknya," ucap Mama Jihan.
"Beneran Nek?" tanya Darrel.
"Iya, beneran," ucap Mama Jihan dan berhasil membuat Darrel berhenti menangis.
Bukan hanya itu. Darrel pun langsung memeluk Mama jihan, "Makasih Nek, Darrel sayang banget sama Nenek," ucap Darrel.
"Sama-sama sayang," ucap Mama Jihan.
Disisi lain, Alvin yang saat ini sudah dalam perjalan menuju kantor pun merasa pusing karena akhir-akhir ini Darrel sering membahas hal-hal yang tidak Alvin mengerti.
"Apa perlu saya batalkan rapat hari ini Tuan?" tanya Roby saat melihat Alvin yang terlihat tengah memikirkan sesuatu.
"Tidak perlu, rapat kali ini harus ada hasil dari rapat bulan lalu," ucap Alvin dan diangguki Roby.
Sore harinya, Mama Jihan mengajak Darrel untuk mencari perempuan yang di maksud sang cucu, "Kamu yakin sayang di sini?" tanya Mama Jihan.
"Iya Nek, Darrel ketemu sama Tante cantik di sini," ucap Darrel dan diangguki Mama Jihan.
Setelah menunggu cukup lama, Mama Jihan pun menatap sedih pada sang cucu, "Sayang, kita pulang ya," ucap Mama Jihan.
"Tapi, nanti kalau kita pulang terus Tante cantik datang gimana Nek?" tanya Darrel yang begitu sedih.
"Besok kita ke sini lagi cari Tante cantiknya," ucap Mama Jihan.
"Beneran ya, Nek?" tanya Darrel dan diangguki Mama Jihan.
Mama Jihan dan Darrel pun meninggalkan taman, "Pak, kita pulang aja ya," ucap Mama Jihan pada Pak Rudi yang merupakan supir pribadi keluarga Airlangga.
"Baik, Nyonya," ucap Pak Rudi.
Dalam perjalanan pulang, Mama Jihan menatap ke luar jendela tiba-tiba ia melihat seorang perempuan yang terjatuh tepat di dekat halte.
"Pak berhenti," ucap Mama Jihan dan segera keluar dari mobil menghampiri perempuan yang sudah tidak sadarkan diri tersebut.
"Mbak bangun," ucap Mama Jihan dan berusaha membangunkan perempuan tersebut.
Baru saja Mama Jihan mengeluarkan ponselnya untuk meminta bantuan tiba-tiba Darrel berlari menghampiri Mama Jihan.
"Tante cantik, Nenek! ini tante cantik," ucap Darrel.
Ya, perempuan yang tidak sadarkan diri tersebut adalah Aluna, Mama Jihan tepat melihat Aluna yang baru saja tidak sadarkan diri. Selain itu, halte tersebut cukup sepi sehingga tidak ada yang melihat Aluna tidak sadarkan diri.
"Kamu yakin sayang ini tante cantik yang kamu bilang?" tanya Mama Jihan untuk memastikannya.
"Iya, Nek. Ini tante cantik " ucap Darrel.
"Pak Rudi, tolong bawa perempuan ini ke mobil ya," ucap Mama Jihan.
"Baik, Nyonya," ucap Pak Rudi.
Beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di kediaman mewah keluarga Airlangga dan para pelayan membawa Aluna ke kamar tamu.
Malam harinya, Alvin sudah berada di meja makan dengan keluarga besar Airlangga, "Adek kamu belum hubungi kamu kapan dia pulang?" tanya Mama Jihan.
"Belum, Ma. Biarin ajalah, mungkin dia mau senang-senang dulu sebelum dia sibuk nanti," ucap Alvin.
"Kamu ini sama kayak Papa kamu. Mama ini khawatir sama Mama juga kangen sama adek kamu," ucap Mama Jihan.
"Mama kan setiap hari video call sama anak Mama itu," ucap Alvin.
"Ya namanya juga orangtua," ucap Mama Jihan dan Alvin hanya menganggukkan kepalanya karena bagaimanapun ia akan kalah jika harus berdebat dengan Mama Jihan.
Disisi lain, Aluna yang masih merasa pusing pun mulai sadar dan betapa terkejutnya ia saat membuka mata lantaran tempat ini bukanlah tempat yang ia kenali.
"Aku dimana? aduh, kenapa kepalaku masih pusing ya?" tanya Aluna dan berusaha untuk berdiri.
Setelah beberapa saat, Aluna pun berjalan menuju pintu keluar. "Aku harus pergi dari sini, ini bukan rumahku," gumam Aluna dan ia pun membuka pintu tersebut.
Namun, lagi-lagi Aluna dibuat terkejut karena saat ia membuka pintu tersebut, Aluna melihat beberapa orang yang tengah menyantap hidangan diatas meja makan.
Hingga suara anak kecil mengalihkan perhatiannya, "Tante cantik!" teriak Darrel dan berlari kearah Aluna.
"Tante cantik udah bangun," ucap Darrel di hadapan Aluna.
Aluna yang masih bingung pun menatap Darrel yang ada di hadapannya, namun Aluna mengalihkan pandangannya saat seorang wanita bersuara.
"Sayang, Tante cantik baru aja bangun. Ayo ajak Tante cantik makan," ucap Mama Jihan dan diangguki Darrel.
Darrel pun menarik tangan Aluna hingga sampai di meja makan dan Aluna hanya pasrah mengikuti apa yang dilakukan Darrel.
.
.
.
Bersambung...
semangat💪💪🔥🔥🤸🤸