Bagaimana perasaan jiwamu jika dalam hitungan bulan setelah menikah, suami kamu menjatuhkan talak tiga. Lalu mengusirmu dan menghinamu habis-habisan.
Padahal, wanita tersebut mengabdi kepada sang suami. Dia adalah Zumairah Alqonza. Ia mendadak menjadi Janda muda karena diceraikan oleh suaminya yang bernama Zaki. Zaki menceraikan Zumairah karena ia sudah bosan dan Zumairah adalah wanita miskin.
Bagaimana nasib Zumairah ke depannya? Apakah dia terlunta-lunta atau sebaliknya? Yuk, cap cus baca pada cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bergetar
"Lepaskan wanita itu! Atau kalian akan berhadapan dengan saya!"
Malam itu, ketika Zumairah dipegang erat tangannya oleh kedua pria tak dikenal yang membawa motor ninja, tidak lama datang pria bertubuh atletis berwajah manis. Pria itu berusaha menyelamatkan Zumairah dari mara bahaya yang hampir saja mencelakainya.
"Siapa kamu, sok jagoan! Oke, ayo lawan kami!"
Melihat ada pria tampan yang datang, kedua penjahat tersebut berdiri dan siap menyerang lawannya.
Plak! Hus! Pak!
Tidak lama terjadi perlawanan di antara ketiga orang tersebut. Pria tampan berusaha membuat jera kedua penjahat tak dikenal terebut. Ia mengeluarkan jurus karate yang ia pelajari beberapa tahun yang lalu.
"Tidak menyerah, hai pengecut! Beraninya dengan wanita! Pergi atau kalian saya habisi!"
Pada akhirnya pria tampan itu bisa membuat kedua penjahat tersebut jatuh dan kalah.
"Ampun! Baik, kami mengaku kalah. Kami akan pergi!"
Tidak lama, salah satu penjahat itu berbicara dan memberi kode kepada temannya untuk segera pergi. Mereka pergi dengan langkah kocar-kacir karena ketakutan dengan pria tampan yang kini sudah menyelamatkan Zumairah.
***
Beberapa jam kemudian
Hujan pun belum reda setelah kejadian pahit yang menimpa Zumairah. Ia masih duduk telungkup ketakutan dan masih trauma dengan hal yang baru saja terjadi.
"Zuma! Berdirilah, ayo saya antar pulang! Di mana rumahmu. Ini sudah petang dan masih hujan!"
Pria tampan itu mendekati Zumairah dan iba melihat melihatnya.
"Bos Arga. Terima kasih sudah menolong saya. Ta—tapi saya tidak punya rumah. Saya mau mencari kontrakan di sini dan saya belum menemukannya."
Zumairah berdiri sambil tertunduk lesu dan tidak berani melihat wajah yang ternyata adalah Arga Dinata. Terpaksa ia mengatakan hal yang seharusnya ia sembunyikan pada Arga.
"Astaga. Baiklah, sekarang cepat ikut saya ke mobil! Ini sudah malam dan jangan menolak!"
Arga tersentak kala memgetahui bahwa Zuma tidak punya tempat tinggal. Karena Zumairah sangat takut pulang sendiri dan trauma, ia menuruti perkataan Arga.
Tidak lama, Arga dan Zuma sudah berada dimobil. Arga pun mulai menyalakan mesin. Setelah hidup, Arga mengemudikan mobilnya menuju suatu tempat.
"Zuma, bolehkah aku bertanya?"
Arga berusaha mengawali pembicaraan kepada Zuma karena ia penasaran dengan wanita tersebut.
"Silakan," jawab Zuma dengan gugup. Ia tidak menyangka seorang Arga menanyakan dirinya.
"Kenapa kamu tidak punya tempat tinggal? Di mana suami kamu?"
Rasa lega ketika Arga berhasil mengeluarkan unek-uneknya.
"Suami saya sudah menceraikanku," jawab Zuma sambil menggenggam erat tangannya karena teringat dengan suaminya yang dzolim.
"Oh, maaf. Saya tak bermaksud," jawab Arga dengan pelan dan merasa bersalah. Ia tak bertanya lagi kepada Zuma karena ia sudah paham. Terlihat netra Zuma yang berkaca-kaca membuat Arga bersalah dan iba.
Tidak lama mereka terdiam dan pada pikirannya masing-masing hingga ia sampai di tempat tujuan.
***
Setengah jam kemudian, Arga menghentikan mobilnya dan terparkir di suatu tempat yang berukuran minimalis. Ia membawa masuk Zuma pada rumah tersebut.
"Tinggallah di sini kamu akan aman. Ini uang yang belum sempat saya berikan! Uang itu untuk membeli kebutuhanmu. Jika lelah, istirahatlah dahulu dan jangan bekerja. Ini kartu nama saya!"
Arga memberikan kunci rumah, uang dan kartu identitasnya kepada Zuma. Ia kemudian segera pergi meninggalkan Zuma karena ia tidak enak berlama-lama dengan wanita yang bukan istrinya.
'Tuhan, rezeki apa yang kau berikan kepadaku. Apakah ini mimpi? Hamba bisa berteduh di rumah. Terima kasih Tuhan masih ada orang baik yang kau kirimkan untukku,' batin Zumairah sambil menangis kala Arga sudah pergi. Zuma tak sempat mengucapkan terima kasih kepada Arga karena pria itu berjalan cepat untuk pergi.
Zumairah akhirnya pergi ke kamar yang di dalamnya sudah ada kamar mandi. Ia mulai membersihkan diri dan akan sembahyang sekalian.
Setelah selesai sembahyang ia kelelahan dan tertidur.
***
Pagi pun tiba. Zuma baru saja selesai mandi dan berganti pakaian rapi namun, tanpa memakai seragam kerja.
'Aku harus segera pergi dari sini sebelum Arga datang. Aku harus menepati janji kepada Lina,' batin Zuma sambil mengambil kopernya kembali. Sebenarnya Zuma sangat lapar dan ingin memasak sarapan tetapi niatnya ia urungkan.
Ia tak mau bekerja di Restorant milik Arga karena tidak mau bermasalah dengan Lina. Ia lebih memilih melanjutkan perjalanan untuk mencari pekerjaan lain.
Lima menit kemudian, Zuma sudah berada di depan pintu gerbang rumah berukuran minimalis milik Arga. Kini ia akan melangkahkan kaki entah ke mana.
"Zuma! Kamu mau pergi ke mana! Ayo masuk ke rumah lagi. Ini aku bawakan makanan dan teh hangat untukmu! Pasti kamu sangat lapar dan haus."
Dua langkah berjalan, Zuma mendengar suara pria yang mengagetkan pendengarannya sehingga ia menoleh ke sumber suara. Suara pria tersebut adaah Arga.
"Saya harus pergi sekarang. Maaf, saya tidak bisa bekerja lagi di Restoran Anda."
Kata tegas terucap dari Zuma walau hati kecilnya masih ingin bekerja di Restoran tersebut.
"Kenapa? Pasti ada yang tidak beres! Ayo kita bicarakan baik-baik di sana!"
Arga berjalan menuju taman sambil menarik tangan Zuma karena geregetan. Ia ingin tahu alasan Zuma tidak mau bekerja di Restonya kembali.
***
Tidak lama, Zuma dan Arga duduk di taman yang tak jauh dari rumah minimalis tersebut. Arga juga menyodorkan bingkisan berupa makanan yang diberikan oleh Zuma.
"Ini, cepat di makan! Ceritanya setelah makannya selesai. Saya takut kamu sakit. Itu juga ada teh hangat harus diminum!" perintah Arga kepada Zuma yang duduk di depannya.
"Baik." jawab Zuma menuruti perintah Arga
Memang perut Zuma sangat lapar dan haus, terpaksa ia memakan pemberian Arga walau ia sangat malu.
Tidak lama Zuma menghabiskan makanan tersebut dan bersiap-siap untuk pergi mencari kontrakan. Ia tak mau merepotkan Arga kembali.
"Mau ke mana kamu, Zuma?" tanya Arga dengan tegas sambil memegang erat tangan wanita itu.
"Lepaskan tanganku, Tuan Arga! Saya harus pergi dan tidak mau merepotkan Anda. Terima kasih atas kebaikannya!" jawab Zuma dengan tegas. Walau sebenarnya ia masih ingin bekerja di resto milik Arga.
"Tidak! Sebelum kau katakan kenapa kamu menolak bekerja di Resto milikku?"
Arga menatap tajam netra Zumairah yang tertunduk malu.
"Maaf, saya harus pergi sekarang, sebelum kita menjadi pusat perhatian mereka!"
Zuma menunjuk ibu-ibu yang sedang joging yang tidak jauh darinya. Ia sangat malu jika sekumpulan ibu tersebut memperhatikannya dengan Arga.
"Biarkan saja mereka tahu! Salah sendiri, kamu memang keras kepala!"
Semakin erat tangan Arga memegang tangan Zuma hingga Zuma tak bisa berkutik dan hatinya bergetar hebat. Saat ini ia sangat dekat dengan pria tampan seperti Arga.