#mafia + komedi
Rachel adalah seorang perempuan berusia 21 tahun yang merupakan anak satu-satunya dari gangster penguasa jakarta yang bernama serigala hitam.
Gangster serigala hitam telah menguasai jakarta dan sekitarnya semenjak ayahnya rachel yang bernama Rehan bersama teman setianya bernama Budi merantau kejakarta pada tahun 1980.
Rehan menikah dengan Kurenai yang merupakan warga negara jepang, akan tetapi Kurenai yang merupakan seorang putri yakuza yang mencoba menghindari kekerasan dan lari ke indonesia merasa kecewa dengan pilihan Rehan untuk menjadi mafia.
Akhirnya Kurenai meninggalkan Rehan dan Rachel yang baru berumur 5 tahun, Kurenai kembali ke jepang tanpa mengucapkan salam perpisahan untuk Rachel dan Rehan.
Rehan muda berhasil membangun dan mendirikan kerajaannya dari darah dan mayat lawan-lawannya.
sampai pada suatu hari rehan dibunuh oleh saingannya.
sanggupkah Rachel membalas dendam atas kematian ayahnya?
akankah Kurenai mengakuinya?
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indra gunawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesetiaan dan Ancaman
Indonesia 25 desember 20210
Di sebuah rumah mewah di daerah jakarta selatan Rehan terlihat gusar karena entah kenapa sejak tiga hari terakhir perasaannya tidak tenang dan selalu memikirkan putrinya yang berada di jepang.
Walaupun kemarin Rehan telah berbicara lewat sambungan telpon dan berkomunikasi dengan cukup intens dengan putrinya. Rehan juga mengetahui bahwa Putrinya baik-baik saja serta Nakamura mempercayakan keamanan Putrinya kepada seorang Yakuza bodoh bernama Hatori yang hanya tau memukul dan menendang tapi bernyali besar serta sangat loyal.
Akan tetapi Rehan tidak mengetahui mengapa ketika dia bangun tidur sampai saat ini perasaannya mengatakan seperti ada sesuatu yang salah.
Kring...!
Kring...!
Terdengar suara Handphone rehan berdering, ketika melihat bahwa Rudi ketua The Beast yang menelponnya Rehan berfikir sejenak. Setelah beberapa tarikan nafas barulah Rehan mengangkat telp Rudi.
Call on
Rudi: (suara dingin dan sinis)
"Rehan, akhirnya kau menjawab. Aku hampir berpikir kau terlalu pengecut untuk menghadapi kenyataan ini."
Rehan: ( berkata dengan tegas dan menahan emosi)
"Rudi, apa yang kau inginkan? Jangan bermain-main dengan keluargaku."
Rudi: (tertawa kecil, penuh ancaman)
"Langsung ke inti, ya? Bagus. Aku ingin kau tahu, Aku telah mengetahui kau telah menyembunyikan Rachel di Jepang, tepatnya di kota Haneda. Gadis kecilmu yang manis itu bahkan belum menyadari betapa rapuhnya hidupnya sekarang."
Rehan: (berbisik marah)
"Kalau kau berani menyentuh putriku, Rudi, aku bersumpah akan menghancurkanmu dan semua orang yang berani mendukungmu!"
Rudi: (dengan nada puas)
"Tenang, tenang, jangan buru-buru berteriak. Kau tahu, aku sebenarnya tidak suka kekerasan... kecuali diperlukan. Tapi kali ini, aku terpaksa. Kau ingat Alex, Rehan? Mantan pemimpin kami. Dia adalah panutan ku!"
Rehan: (mencoba menenangkan diri)
"sudah berapa kali ku katakan, kematian Alex tidak ada kaitannya dengan serigala hitam dan juga Putri ku."
Rudi: (nada berubah menjadi lebih mengancam)
"Jangan beri aku alasan basi itu! Aku tahu kebenarannya. Rachel... Dewi Perang kecilmu itu. Dialah pembunuhnya, kan? Kau pikir aku tidak tahu?"
Rehan: (membantah keras)
"Kau salah, Rudi! Rachel tidak ada hubungannya dengan itu. Alex mati ditangan orang lain! Aku sudah menawarkan Solusi investigasi bersama tapi kau meminta lebih dari itu."
Rudi: (tertawa kejam)
"Kau pikir aku akan percaya itu? Aku memberi tawaran sederhana, Rehan. Silahkan kau Pilih, serahkan setengah wilayah kekuasaan Serigala Hitam di Bekasi, atau... aku kirimkan tubuh tak bernyawa putrimu ke depan pintu rumahmu."
Rehan: (berteriak, marah)
"Jangan kau uji batas kesabaran ku, Rudi! Rachel tidak bersalah. Ini masalah kita, bukan dia!"
Rudi: (mengabaikan kemarahan Rehan, berbicara dengan nada puas)
"Kau punya waktu 5 kali 24 jam. Setelah itu, aku akan memutuskan apakah darah Rachel akan mengalir karena kau lebih sayang untuk menyerahkan sedikit wilayah mu di bekasi. Pikirkan baik-baik, Rehan. Putri mu tercinta atau kekuasaan?"
Call off
Telpon diputus secara sepihak oleh Rudi sebelum Rehan sempat menjawab. Kesunyian kembali menyelimuti Rumah Rehan yang mewah dan besar.
Rehan menatap Layar Ponselnya dengan perasaan yang campur aduk. Dia tahu Rudi tidak mungkin memberikan ancaman kosong kepadanya.
Tanpa Rehan sadari Budi Budiman telah duduk di ruangan Rehan dan mendengarkan semua perkataan Rehan ketika menjawab pertanyaan Rudi.
Walaupun Budi Budiman tidak mengetahui apa yang dikatakan oleh Rudi di telpon, akan tetapi dari reaksi Rehan. Budi menebak Rudi mengancam Rehan dengan membawa sesuatu yang sangat di sayangi oleh Rehan yaitu Rachel.
“kamu baik-baik saja Saudara ku?” Budi Budiman bertanya kepada Rehan sambil menghisap rokonya dan menatap Rehan.
“Budi! Sejak kapan kau duduk di sana?” Rehan terkejut ketika melihat Budi sedang duduk di sebuah sofa sambil menatapnya.
Budi Budiman tersenyum tipis sambil menghisap rokoknya ketika mendengar pertanyaan Rehan.
“cukup lama untuk membuat perkiraan. Bahwa yang berbicara dengan mu lewat sambungan telpon adalah Rudi dan dia mengancam mu!” Budi Budiman berkata sambil bangun dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Rehan.
Budi menyodorkan rokok malboronya kepada Rehan, dan Rehan mengambil sebatang Rokok dari bungkus rokok tersebut.
Kemudian Budi menyalakan koreknya untuk membantu Rehan membakar rokoknya.
“Sialan, si ahmad dan Bejo! Mengapa dia tidak memberitahukan kedatangan mu kepada ku, andai saja yang datang ke sini berniat jahat. Aku pasti sudah mati sekarang ini.” Dengus Rehan kesal sambil menghisap rokoknya.
“oh....ayolah Rehan. Kedua bocah itu membiarkan aku masuk karena mereka menyadari aku dan dirimu seperti saudara kandung. Jangan menyalahkan ahmad dan bejo yang telah setia kepada serigala hitam selama puluhan tahun. Mereka telah menjaga mu lebih dari sepuluh tahun Rehan, mereka menjaga mu tanpa celah dan tanpa kenal takut.” Budi menatap Rehan dari atas ke bawah.
Dia tidak mengerti apa yang ada didalam pikiran pemimpin Serigala Hitam yang sudah dia anggap seperti abang kandungnya sendiri.
Budi Budiman menghisap rokoknya dan menghembuskannya dengan kasar, “apa Rudi mengancam akan melakukan sesuatu kepada Rachel dan dia mengatakan telah mengetahui tempat persembunyian Rachel?” Budi menatap Rehan tajam seolah memaksa Rehan untuk berkata jujur kepadanya.
Rehan menarik nafas panjang dan mematikan rokoknya, “iya Rudi telah mengetahui Rachel berada di jepang dan kota dimana Rachel tinggal.” Rehan memejamkan matanya sambil mengepalkan tangannya.
“apa yang dia minta kepada mu?” Rudi bertanya dengan nada serius sambil mematikan rokoknya.
“sama seperti pertemuan terakhir! Separuh kekuasaan kita di bekasi.” Gumam Rehan lirih.
“lantas apa kau percaya jika kita memberikan separuh daerah kekuasaan kita di bekasi yang merupakan daerah kekuasaan putri mu. para cecunguk dari The Beast tidak akan mengungkit dan menyalahkan kita tentang kematian Alex dikemudian hari?” Tanya Budi Budiman dengan suara yang parau karena menahan emosinya.
“aku rasa mereka tidak akan mempermasalahkannya lagi sampai aku atau dirimu mati. Tapi setelah itu....” Rehan tidak meneruskan perkataannya, dia hanya menarik nafas panjang dan kembali dia hembuskan lewat mulutnya.
“setelah kita berdua mati para cecunguk dari The Beast akan kembali memeras pemimpin Serigala Hitam yang baru dan kembali mempersoalkan kematian Alex untuk berperang dengan Serigala Hitam. Akan tetapi kekuatan Serigala Hitam akan berkurang baik dari sisi keuangan dan kekuatan.” Budi Budiman menggelengkan kepalanya.
“dan bukan hanya itu, para berandal-berandal kecil di banten, Tanggerang dan depok akan bergerak diwaktu yang sama untuk menggerogoti wilayah kekuasaan kita. Karena ketika kita menyerahkan kekuasaan kita di bekasi. Mereka akan menganggap bahwa Serigala Hitam telah berubah menjadi kambing hitam. Kambing hitam sangat lezat Rehan untuk di santap dan dijadikan kudapan!” oceh Budi Budiman mengingatkan Rehan.
“aku Tahu itu Budi! Aku tahu! Tapi aku hanya punya satu orang Putri dan dia lebih bernilai dari dunia dan seisinya.” Rehan berkata sambil menjambak rambutnya sendiri dan meraung frustasi.
Budi Budiman tersenyum lembut ketika melihat Rehan Frustasi.
“Rehan biarkan aku menanggung sedikit beban mu. di waktu aku muda kau selalu melindungi ku, sekarang izinkan aku bergerak Rehan. Aku sudah mengirimkan Karyo dan Bob ke jepang untuk melindungi putri mu, mereka aku berangkatkan sehari setelah Rachel pergi ke jepang.” Budi budiman menepuk pundak Rehan untuk memberikan suport kepada ketua Serigala Hitam.
“Kenapa? Bukankah kedua orang itu adalah pengawal pribadi mu? sama seperti Ahmad dan Bejo yang bertugas khusus untuk menjadi perisai hidup ku!” Rehan berkata dengan raut wajah kebingungan.
Budi Budiman berjongkok dan menatap wajah Rehan, “karena Rachel adalah calon pengganti mu dan satu-satunya calon ketua Serigala hitam. Tidak akan ku biarkan kekuatan yang kita bangun dengan darah dan perjuangan hancur begitu saja karena tidak memiliki seorang penerus yang bisa menggantikan mu dan diri ku.” Budi Budiman berkata sambil mengunci tatapannya dengan Rehan.
Setelah selesai mengatakan hal tersebut Budi Budiman segera berdiri dan berjalan keluar. Rehan yang telah mengenal karakter Budi segera bangkit dari tempatnya duduk dan menghampiri Budi.
“Mau kemana kau Budi Budiman! Jangan bertidak bodoh, biarkan aku menyelesaikan permasalahan dengan The Beast!” Rehan menarik bahu Budi untuk menghentikannya.
Budi Budiman berbalik dan menurukan tangan Rehan yang mencengkram bahunya, “saudara lelaki ku pernah berkata kepada ku ketika aku masih berusia 20 tahun. Cara membungkam musuh mu adalah dengan memimpin kawanan serigala dan mengoyak jantung musuh mu!” Budi Budiman berkata dengan suara yang dingin dan senyum yang menakutkan.
Rehan menggelengkan kepalanya sambil menatap Budi Budiman yang sudah dianggap seperti adik kandung oleh Rehan.
Budi memeluk tubuh tua Rehan dan berbisik ketelingannya, “istirahatlah Rehan, biarkan Serigala Alfa yang menunjukan taring seriga hitam kita! Aku akan menemukan pengkhianat yang membocorkan rahasia tentang keberadaan Rachel, aku berjanji Rehan.”
Setelah berkata seperti itu Budi Budiman berjalan meninggalkan Rehan sendirian di rumah mewah dan sunyi. Suara sepatu pantopel Budi Budiman yang menyentuh lantai marmer menandakan bahwa mungkin saja hari ini adalah hari terakhir Rehan melihat Budi Budiman.
Note : jangan lupa rate bintang 5 untuk novel ini dan like setiap bab jika teman-teman menyukai novel ini. support dari pembaca sangat berarti buat perkembangan dan kemajuan novel ini