Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?
Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~
Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!
Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Rio?
"Kak Rio." kaget Naumi, bagaimana tidak panik, baru saja pulang sekolah sudah ada Rio yang berdiri di depan pintu rumah nya.
"Kakak mau ngapain?" tanya Naumi.
"Buka pintu! Gue mau masuk!" suruh Rio.
Tidak membantah, Naumi membuka pintu lalu Rio masuk dan duduk di sofa kecil milik Naumi.
"Jadi sekarang lo lagi dekat sama cowo satu sekolah?" Rio berdecih, "Sok cantik!" lanjut nya berbicara.
Naumi menyipitkan mata nya, "Maksud kakak apasih? Naumi ada salah lagi?" tanya nya hati-hati.
Ctass...
Naumi terkaget saat dengan sengaja Rio membanting kan vas bunga kecil yang terletak di meja.
Rio bangkit dari duduk nya dan menghampiri Naumi, "Lo udah pindah sekolah kan? Dan lo gada bilang sama gue." bentak Rio.
"Kenapa Naumi harus bilang ke kakak dulu?" tanya Naumi, dan hal itu membuat Rio tambah marah tentu nya.
"Udah mulai berani ngelawan gue lo." bentak Rio lagi.
"Naumi cuma bertanya kak. Salah?"
Bugh.
Dengan kuat Rio memukul wajah Naumi, lalu mendorong tubuh Naumi hingga Naumi terjatuh ke lantai.
"Masih mau nanya ke gue, ha?"
Naumi sudah mulai mau menangis, tapi ia terus menahan nya, ia tidak boleh terlihat lemah. "Naumi kamu harus kuat." batin nya.
Naumi mengusap sedikit darah yang ada di sudut bibir nya.
"Salah aku apa kak, kenapa kakak seenak nya bisa mukulin aku, selama ini aku gak pernah ngebantah kakak tapi kalau terus-terusan kaya gini, Naumi gak bisa diam terus!" ucap Naumi meninggi kan nada bicara nya.
"Anjing." umpat Rio lalu menunjang Naumi.
Bugh. Dan satu pukulan lagi telah mendarat di tubuh Naumi.
Naumi hanya tersenyum getir, "Pukulin aja aku terus kak, tapi,"
"Tapi apa ha?" bentak Rio. "Lo mau ngadu ke siapa, ke pacar baru lo si Rehan itu? Bahkan bentar lagi gue yakin dia bakalan benci sama lo." lanjut Rio berbicara.
Naumi menyipitkan mata nya, darimana sebenarnya Rio tau tentang Rehan, dan dari mana Rio tau kalau Naumi sudah pindah sekolah.
"Kakak jangan sampai berani nyentuh Rehan kak, aku gamau kejadian lama terulang lagi. Cukup Aska yang kakak lukai!" teriak Naumi.
"Kenapa emang nya ha?" tanya Rio.
"Karena aku gamau kehilagan orang yang aku sayang lagi kak!!" jawab Naumi.
Cuih. Rio meludah.
Rio menarik rambut Naumi, "Lo itu anak haram, bajingan. Gak pantes kalo ada yang suka sama lo!" murka Rio.
Naumi sudah tak kuasa menahan air mata yang akan jatuh dari sudut mata nya, namun ia tetap berusaha untuk tegar.
"Lepasin sakit." lirih Naumi.
"Masih mau lo ngebantah gue lagi, heh mau kabur kemana pun lo, lo bakalan tetap di bully dengan sebutan anak haram, bajingan!" ucap Rio.
"Jadi kakak yang udah kasih tau Rindy tentang itu?" tanya Naumi.
'iya kenapa? Rindy itu adek angkat gue, dan lihat aja besok di sekolah, lo bakalan habis dibikin malu!"
Naumi bangkit dari lantai, "Kakak kenapa sih sama Naumi, Naumi salah apa. Hanya karena aku hasil dari hubungan gelap mama aku sama papa kita kak?Aku kan juga gak pernah minta tanggung jawab dari papa kak, dan mama aku juga pergi ninggalin aku dari aku kecil kak. Dari kecil aku hidup sendiri kerja sendiri, sedangkan kakak hidup bahagia sama kedua orang tua kakak, aku selalu menderita kak, tapi kenapa kakak terus membenci aku???" tanya Naumi, ia sudah lelah dengan semua ini.
"Karena mama lo udah hampir bikin Mama gue bunuh diri." jawab Rio tak kalah membentak.
"Tapi ujung-ujungnya papa kakak kembali lagi kan sama mama kakak, apalagi yang kurang kak."
"Karena bokap gue gatau kalau lo itu masih hidup, kalau bokap gue tau dia bakalan ngurusin lo sebagai anak nya!"
Naumi menghela nafas nya, "Jadi kakak terus ngawasin aku cuma gara-gara itu, kakak tenang aja aku gak bakalan pernah datang ke papa kakak, aku juga udah biasa hidup sendiri."
Rio berdecih, "Itu cuma akal-akalan lo aja kan."
"Enggak kak, enggak,"
Bugh. Entah sudah yang keberapa kalinya Rio memukul Naumi.
"Gue bakalan tetap ngawasin lo." ucap Rio lalu pergi meninggalkan Naumi.
Naumi langsung runtuh, ia langsung jatuh ke bawah dan bersandar di dinding. Kaki nya ia tekuk kan dan wajah nya ia letakkan di lutut nya.
"Kenapa, kenapa hidup aku sangat menyedihkan. Apa aku gak pantes untuk bahagia?" lirih Naumi, air mata nya sudah dari tadi terjatuh, rasa nya ia sudah tak kuat untuk menahan air itu jatuh.
"LEBIH BAIK AKU MATI AJA SEKARANGG!! teriak Naumi.
Naumi terus membiarkan air bening itu membasahi pipinya, Naumi sekarang hanya bisa menangis, dan mengambil handphone nya yang ada di saku menumpahkan seluruh luka dan kesedihan nya hari ini di aplikasi catatan harian nya.
.....🌺.....
Pagi ini disekolah wajah Naumi terlihat sangat lesu dan masih ada bekas pukulan dari Rio, bahkan mata nya juga masih terlihat sedikit membengkak, itulah sebabnya untuk hari ini ia mau menghindari Rehan, Zera, dan Imey. Karena Naumi tak mau diserang banyak pertanyaan oleh Rehan dan teman teman nya.
"He anak haram!" sapa Rindy pada Naumi.
Naumi menghela nafas nya, ia tak mau meladeni si kucing garong ini.
"Gue punya tawaran buat lo." ucap Rindy tiba-tiba. Tetapi Naumi tetap memilih untuk diam.
"Gue mau lo jauhi Rehan!"
Setelah mendengar nama Rehan, dengan cepat Naumi menatap ke arah Rindy. "Maksud kamu apa?" tanya Naumi.
"Gue mau lo jauhi Rehan." ulang Rindy.
Naumi berdecih, "Siapa kamu berani nyuruh-nyuruh aku untuk jauhi Rehan, gak salah dengar ni telinga aku." ucap Naumi dengan lantang.
Rindy yang mendengar itu pun sudah mulai menggeram ia mengepal kedua tangan nya. "Yaudah kalau lo gamau, gue bakalan ceritain ke satu sekolah kalau lo itu anak haram." ancam Rindy.
"Mau lo di bully satu sekolah." sambung Arlen.
"Kasih tau aja, tapi ingat aku gaakan pernah jauhi Rehan. Dan asal kamu tau aja Rehan itu udah tau tentang hal ini, dan kalau ada yang berani ngebully aku karena aku anak haram," Naumi menarik nafas nya. "Aku yakin sih pasti orang itu bakalan habis di tangan Rehan." lanjut Naumi dan ia langsung pergi meninggalkan Rindy di tengah tengah ambang kemarahan.
"Sial, apa yang dibilang Naumi ada benar nya juga, kalau cuma bullyan gini Rehan pasti bakalan ngebela dia." titah Rindy.
"Gue punya ide." ucap Arlen.
"Apa?" tanya Rindy pada teman nya itu.
"Yaudah kita buat aja si Rehan ikutan benci sama Naumi." ujar Arlen.
"Tapi gimana cara nya?" tanya Rindy.
"Ya mana gue tau." balas Arlen dan Rindy mangkin geregetan di buat nya.
Rindy akhirnya kepikiran akan sesuatu, ada Rio yang pasti mau nolongin dia.
Akhir nya Rindy menelpon Rio.
"Halo kak."
"Halo Rind, ada apa?"
"Kak Rindy butuh bantuan kakak lagi."
"Bantuan apa?" tanya Rio dari seberang sana.
"Kak, seperti yang Rindy bilang kalau Rindy itu suka sama Rehan, dan Rindy mau Rehan itu benci sama Naumi, supaya Rindy bisa lebih mudah buat dapetin Rehan kak." perjelas Rindy.
"Lo tenang aja, gue bakalan bantuin lo."
"Makasih kak Rio, nanti gue telpon lagi ya. Da." ucap Rindy mengakhiri telepon nya. Lalu ia tersenyum miring.
"HABIS LO NAUMI!" cetus nya.
...~~~<...
........🌺........