Hidup tak selalu sesuai apa yang kita inginkan.Saat uang dijadikan tolak ukur,saudara pun terasa orang lain.Saat kita berada dibawah tak ada yang mau mengakui saudara tapi saat kita punya segalanya semua sanak saudara datang mendekat. "Kau harus sukses nak,biar bisa membeli mulut-mulut yang sudah menghina kita"kata-kata dari ibu masih terngiang sampai sekarang.
Sandra terlahir dari keluarga miskin dan selalu di hina oleh adik ipar sendiri. Mereka selalu menganggap bahwa orang miskin itu tidak pantas bersanding dengan keluarga mereka.
Nasib siapa yang tau,sekarang boleh di hina karna miskin tapi kita tidak akan pernah tau kedepannya seperti apa. Lalu bagaimana nasib Sandra apakah ia bisa membeli mulut - mulut orang yang menghina keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Benar saja saatnya pulang Raka sudah menunggu Sandra di depan toko. Senyum terbit saat melihat Sandra keluar dari toko.
"San,ayo buruan." Teriak Raka yang sudah duduk di motor gedenya.
Dengan langkah berat gadis itu mendekati Raka.
"Raka,lain kali aja.cGa enak sama yang lain. Apalagi sama mba Wati" ujar Sandra gelisah.
"Udah ga usah mikirin orang lain. Buruan keburu sore." Ujar Raka memaksa.
Sandra yang merasa tidak enak hati,akhirnya terpaksa mengikuti keinginan Raka. Hanya keheningan yang ada selama dalam perjalanan. Tiba-tiba ditengah jalan Raka membelokkan motornya disebuah kedai.
Sandra merasa heran kenapa Raka malah melimpir kesini,bukanya langsung mengantarnya pulang. Atau Raka membawanya untuk menemui seseorang yang tadi dia katakan ke mba Wati. Sandra menerka-nerka.
Setelah memarkirkan motornya,Raka menarik tangan Gadis itu masuk kedalam kedai yang mulai ramai pengunjung.
"Raka,kok kita kesini sih?"Tanya Sandra penasaran.
"Aku pengen ngajak kamu makan,sambil ngobrol sesuatu." Jawab Raka tersenyum manis dan membawa Sandra duduk di meja yang masih kosong.
"Kamu mau pesan apa?" Tanya Raka melihat menu makanan.
"Aku terserah kamu aja." ujar gadis itu pelan.
Raka memanggil pelayan dan mengatakan pesanannya. Sambil menunggu pesanan datang. Raka memperhatikan Sandra yang terlihat gelisah. Berkali-kali mengubah posisi duduknya.
"Kamu kenapa, San? Kayanya ga nyaman gitu." Tanya Raka.
"Keliatan ya,Ka." Sandra mengaruk kepalanya yang tidak gatal dengan senyum yang dipaksakan.
Tak lama pesanan mereka pun datang.Tak ada obrolan diantara mereka,hanya dentang sendok yang terdengar hingga makanan habis.
"San,kamu jangan berubah ya.vApapun yang terjadi,kita tetap berteman baik kan?"bRaka menatap dalam bola mata gadis itu.
Gadis itu reflek membuang muka,menyembunyikan rasa yang sulit diungkapkan.
Raka meraup wajahnya beberspa kali,menarik nafas menetralisir perasaan yang kian membuncah.
"Insya Allah, Ka." Jawab gadis itu akhirnya.
Raka mematung melihat tatapan mata gadis itu,hatinya tiba-tiba berdesir kembali.
"Aku menyukai kamu San." tiba-tiba kata itu meluncur dari mulut Raka.
Sandra terkejut dengan pengakuan Raka." Ga lucu bercandanya, ka." Ujar Sandra kikuk.
"Beneran San. Aku menyukaimu semenjak pertama kita bertemu. Perasaan ini sudah lama aku pendam,aku tidak mau menggangu kuliah mu maka aku tahan. Sekarang aku ungkapkan karna sebentar lagi kamu wisuda kan?" Ujar Raka panjang lebar.
Sandra mencerna apa yang barusan Raka ungkapkan. Sandra sendiri juga bingung dengan perasaanya sendiri. Ingin mengingkari rasa di hatinya,nyatanya dia tak mampu.
Dari kening gadis itu tampak keluar keringat dingin.Tanganya tak berhenti memainkan sesuatu. Raka tahu saat ini Sandra merasa gusar hanya dari gestur badannya.
"Kamu tak perlu menjawabnya sekarang ok! Aku juga ga mau kamu buru - buru menjawab,pikirkan dulu matang - matang baru kamu jawab." Ucap Raka.
Sandra lantas mendongak,dia tak menyangka pria itu bisa membaca isi hatinya.
Raka tersenyum simpul memperlihatkan lesung pipi yang menambah ketampanannya.
"Eh...iya,Ka." Sandra jadi salah tingkah.
"Ayo aku anterin pulang " Ajak Raka memecah kekakuan antara mereka.
Sepanjang perjalanan tak terdengar obrolan,mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Hingga tak terasa motor yang mereka tumpangi sampai dirumah Sandra.
"Sampai jumpa besok,aku tunggu jawabannya." Ujar Raka sesaat sebelum berlalu meninggalkan gadis itu.
Sandra memandang kepergian Raka hingga hilang dari pandangannya. Melangkah masuk mengistirahatkan tubuh lelahnya. Menuju dunia mimpi yang indah.
...****************...
Terimaksih buat pembaca setia karya - karya aku. Terimaksih like dan komennya,tanpa kakak2 semua aku bukanlah siapa2 dan tidak akan mungkin sampai di titik ini. 😊😘😍🙏
Tinggalkan jejak dengan memencet tombol like dan komen yang banyak agar Author semangat menulis bab selanjutnya😊😘😍🙏