Dia adalah seorang agen intelejen yang di tugaskan di negara yang bertikai.
Di saat perang terkadang dia bertugas sebagai paramedis dan membantu yang terluka.
Hanya saja dalam misi terakhir dia di jebak dan terbunuh, tapi dia tidak ke akhirat.
Dia malah masuk ke dunia kuno, ke tubuh calon Jendral wanita yang di abaikan.
Dia di angkat menjadi jenderal wanita karena ayahnya mendiang Jendral, sehingga gelar harus di wariskan kepada keturunannya.
Tapi, sepupunya menginginkan jabatan itu, sehingga dia berusaha membunuhnya ketika perjalanan menuju ke perbatasan.
"Wanita yang lemah, dan tidak tahu apa-apa tidak cocok menjadi jendral!" Sepupunya menuntut kepada Kaisar.
Melihat jasa-jasa mendiang ayahnya, Kaisar menjadi serba salah.
"Biarkan dia menjadi pengawal pribadi pangeran ke tiga Yang Mulia." Permaisuri mengajukan permintaan.
Pangeran ke-tiga yang cacat, dia adalah panglima perang, hanya saja ketika perang di perbatasan dia mengalami musibah yang hampir merenggut nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32
Pangeran ketiga adalah putra dari mendiang selir utama. Selir utama ini bukanlah kalangan elit politik. Dia hanya seorang pedagang dari luar benua, tetapi Kaisar muda pada saat itu, jatuh cinta kepadanya di saat pandangan pertama. Dan kemudian mengambilnya sebagai istri.
Tetapi, dia tidak hamil dalam jangka waktu yang cukup lama. Sehingga dia tidak bisa diangkat menjadi permaisuri.
Dan bukan hanya karena alasan itu saja. Tetapi karena dia dari rakyat biasa.
Sehingga dia juga tidak bisa diangkat menjadi permaisuri. Karena syarat menjadi permaisuri, pertama dia dari kalangan atas, dan juga yang bisa melahirkan Putra pertama kali.
Di saat selir utama menikah dengan Kaisar. Kaisar telah memiliki istri-istri yang lain, tetapi pada saat itu belum ada yang menjadi permaisuri, semuanya selir setara.
Ketika salah satu selirnya hamil, dan melahirkan Putra pertama untuk Kaisar. Istana sangat berbahagia. Namun naas sekali, baru beberapa hari sebelum kenaikan pangkat selir menjadi permaisuri, ternyata bayi pertama Kaisar meninggal tidak tahu apa penyebabnya.
Dan saat itu Kaisar sangat marah sekali, sehingga semua kesalahan dia limpahkan kepada selirnya tersebut. Sehingga diturunkan statusnya, hanya sebagai gundik. Tetapi putranya tetap ditulis dalam silsilah menjadi pangeran pertama, walaupun dia sudah meninggal.
Dan setahun kemudian salah satu selirnya melahirkan kembali putra kedua. Itulah yang menjadi putra mahkota sekarang dan ibunya diangkat menjadi permaisuri.
Sedangkan sebelum lahirnya Pangeran kedua atau putra mahkota ini. Sudah ada beberapa seri selir lainnya melahirkan Putri, tetapi mereka tidak diangkat menjadi permaisuri. Hanya saja diangkat menjadi selir agung.
Karena telah ada permaisuri, sehingga selir-selir lainnya bisa diangkat sesuai perintah ibu Suri. Kaisar mengambil kesempatan itu, untuk mengangkat gadis pedagang tersebut menjadi selir utama. Karena dia mencintainya walaupun saat itu belum ada tanda-tanda dia mengandung.
Karena itu, selir utama berniat hendak pergi ke kuil di bukit Randou. Untuk berdoa di sana selama 1 tahun. Tetapi karena kerinduan Kaisar, Kaisar sering pergi ke sana untuk mengunjungi selir utama. Dan ketika mereka bertemu di sana, terkadang mereka melakukan hubungan suami istri. Dan belum genap setahun selir utama dinyatakan mengandung.
Tetapi hal itu membuat permaisuri marah. Dia tidak menyangka suaminya, sang Kaisar berani diam-diam pergi ke kuil untuk menemui istrinya itu. Dan tanpa pengawasannya ternyata selir utama hamil. Itu membuat dia sangat jengkel sekali. Dia membanting semua perabotan yang ada di kamarnya. Guci yang mahal semuanya pecah berantakan, dia menjerit sekuat-kuatnya.
"Mengapa Kaisar menyukai wanita asing itu? Sementara aku adalah golongan atas. Sedangkan wanita itu hanya rakyat jelata..!" Teriak permaisuri emosi.
Karena dia merasa sangat kesal. Akibat perbuatan dari Kaisar sendiri, yang tidak sering datang ke kamarnya.
Kaisar hanya sekali tidur bersamanya, sehingga dia hamil putra mahkota. Itu juga bukan karena inisiatif Kaisar untuk datang ke kamarnya. Tetapi karena dia memasukkan obat ke dalam minuman Kaisar. Dan membuat Kaisar tidak sadarkan diri dan tidur di kamarnya.
Tetapi, mendengar hal ini sangat membuatnya marah. Karena istana berjarak yang sangat jauh dari kuil Randou. Tetapi Kaisar masih saja menyempatkan diri untuk bertemu dengan selir utama. Hanya sekedar untuk melepaskan rindu mereka berdua.
Inilah yang membuat permaisuri sangat sakit hati. "Mengapa, mengapa dia masih bisa menyempatkan waktu, untuk pergi ke tempat yang jauh hanya untuk menemui selirnya itu. Sedangkan aku yang berada tepat di sampingnya tidak pernah dia sentuh lagi." Ucap permaisuri sambil menangis.
Memang akhir-akhir ini permaisuri disibukkan mengurus harem, yang saat ini penghuninya bertambah banyak. Karena banyak pejabat yang menyodorkan putri mereka untuk dinikahi Kaisar. Sehingga permaisuri harus memilah-milah, siapa yang diperbolehkan hamil, dan siapa yang tidak.
Sehingga dia lupa akan selir utama. Dan ternyata Kaisar bisa mencuri waktu untuk bertemu dengannya. Permaisuri merasa kecolongan sendiri.
Dia juga tidak tahu bahwa Kaisar memiliki pikiran sendiri. Walaupun di istana ini permaisuri yang mengatur segala sesuatu, tetapi di luaran sana dia tidak memiliki kuasa apapun.
Sehingga ketika selir utama ingin keluar berdoa, Kaisar menyetujuinya dengan cepat. Karena Kaisar tahu jika selirnya ini keluar dari istana maka pengawasan permaisuri tidak ada lagi terhadap dirinya.
Walaupun terkadang permaisuri mengutus pelayan, untuk mengawasi selir utama di kuil tersebut. Tetapi tidak setiap hari pelayan tersebut berada di sana. Dan ketika pelayan itu tidak ada, Kaisar menyempatkan waktu untuk bertemu dengan istrinya tersebut.
Walaupun selir utama hamil, tapi dia tidak pulang karena dia harus menepati nazarnya, yaitu berdoa sampai setahun penuh di kuil dan ketika dia hamil besar barulah dia pulang.
Ketika selir utama melahirkan seorang Putra, Kaisar sangat bahagia sekali. Tetapi dia tidak memperlihatkannya di depan umum. Terutama di depan permaisuri, karena dia tahu sebenarnya kematian Putra pertamanya ada hubungan dengan permaisuri.
Kaisar juga menjaga jarak dengan istri-istrinya yang lain untuk menjaga keselamatan mereka. Karena dia tahu jika dia sedikit memberikan perhatian lebih kepada salah satu istrinya, maka permaisuri akan bertindak dengan cepat.
Dia akan mencari kesalahan mereka, sehingga mereka akan dikeluarkan dari harem dan terkadang dijual menjadi budak.
Kaisar menjaga mereka bukan karena dia cinta, tetapi dia lebih menghargai nyawa manusia. Sehingga dia tidak memperlihatkan perhatiannya terhadap istri-istrinya yang lain. Agar mereka tetap selamat walaupun dia tidak menyentuhnya.
Ketika pangeran ketiga berumur 3 tahun saat itu Kaisar sedang pergi ke perbatasan untuk membasmi pemberontak. Dan akibatnya, saat itulah diambil permaisuri kesempatan untuk membuat selir utama sakit dan meninggal.
Kaisar sangat bersedih sampai beberapa tahun pada saat itu. Tetapi dia tetap tidak ingin memperlihatkannya di depan permaisuri. Walaupun dia tahu sebenarnya itu semua ada campur tangan permaisuri. Tetapi dia tidak bisa bertindak, karena tidak ada bukti.
Sebenarnya dia ingin sekali menghilangkan wanita ini. Hanya saja para menteri mendukung permaisuri karena dia masih kerabat jauh dari mendiang permaisuri ketiga.
Sedangkan kaisar yang sekarang adalah sudah keturunan kelima, dari Kaisar-Kaisar terdahulu. Sehingga bisa dikatakan mendiang permaisuri ketiga adalah buyut dari Kaisar sekarang. Dan istrinya ini, permaisuri yang sekarang, adalah cicit dari kerabat jauhnya permaisuri terdahulu.
Untuk menjauhkan Pangeran ketiga dari tangan jahat permaisuri, Kaisar mengasingkan Pangeran ketiga dan di asuh oleh Jenderal tua Gu, kakek dari Gu Yenrou.
Saat itu ayah Gu Yenrou sedang berada di perbatasan. Sehingga dia tidak bisa merawat Pangeran ketiga.
Ketika itu kakeknya telah pensiun dari jabatan Jenderal, sehingga dia hanya di sebut mantan Jendral Tua Gu. Dia merawat pangeran ke tiga dengan telaten.
Dan kakeknya juga mengajarkan pria itu tentang ilmu beladiri, tentang taktik di medan perang. Sehingga dahulunya Pangeran ketiga digelar sebagai panglima perang karena keganasannya di medan perang.
Setelah kemenangannya, dia pulang dengan membawa sorak-sorai. Tetapi di tengah perjalanan, di saat mereka beristirahat, ada penyergapan. Dan dari peristiwa itu mengakibatkan prajuritnya banyak yang meninggal. Dia terluka pada kakinya sampai saat ini membuat dia tidak bisa berjalan.