NovelToon NovelToon
Bukan Sebatas Pengganti

Bukan Sebatas Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

Kalandra terpaksa menerima perjodohannya itu. Padahal dia akan dijodohkan dengan perempuan yang sedang hamil lima bulan.

Saat akan melangsungkan pernikahannya, Kalandra malah bertemu dengan Anin, perempuan yang sedang hamil, dan dia adalah wanita yang akan dijodohkan dengannya. Ternyata Anin kabur dari rumahnya untuk menghindari pernikahannya dengan Kalandra. Anin tidak mau melibatkan orang yang tidak bersalah, harusnya yang menikahinya itu Vino, kekasihnya yang menghamili Anin, akan tetapi Vino kabur entah ke mana.

Tak disangka kaburnya Anin, malah membawa dirinya pada Kalandra.

Mereka akhirnya terpaksa menikah, meski tanpa cinta. Apalagi Kalandra masih sangat mencintai mantan kekasihnya. Akankah rumah tangga mereka baik-baik saja, ketika masa lalu mereka mengusik bahtera rumah tangga mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga Puluh Lima

Anin mencoba ke kamar mandi, dia ingin membersihkan dirinya, karena badannya merasakan lengket. Anin berpegangan tempat tidur, lalu berjalan pelan menuju kamar mandi.

"Nak, jangan manja, ya? Mamah ingin sekali pergi dari sini, papah tak mengharapkan mu, nak," ucap Anin lirih dengan berjalan ke arah kamar mandi.

Bayi dalam perut Anin seperti mengerti dengan Anin. Tidak lagi mual dan tidak lagi merasa terlalu lemas badan Anin. Anin mandi dengan air hangat, dia bertekad akan pergi dari rumah Kala hari ini, setelah mengambil Dava dari rumah mamahnya.

"Aku harus pergi dari sini, aku tak peduli, Kala sekarang baik dengan aku, dia seperti ini hanya merasa khawatir saja, tetap saja dia tak menginginkan anakku, dan tidak akan mencintaiku," gumam Anin.

Anin selesai mandi, dia memakai bathrobe dan berjalan menuju ke arah lemari pakaiannya. Anin memakai baju dan berdandan ala kadarnya, seperti saat di rumah.

Kala membawakan bubur ke kamar Anin, dengan segelas air putih. Dia membukan pintu kamar Anin, terlihat Anin masih menyisir rambutnya di depan meja riasnya.

"Anin, kamu habis mandi?" tanya Kala.

"Iya, Kala," jawabnya tanpa menoleh Kala.

"Kamu masih sakit kenapa mandi, Anin?" tanya Kala.

"Aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja, lihatlah," ucap Anin.

"Makan bubur dulu ya, Anin?" Kala menaruh bubur di atas meja.

Anin mendekati tempat tidurnya, dia duduk di atas tempat tidur, memandang bubur yang Kala bawa. Anin mengembuskan napasnya dengan kasar, perutnya terasa penuh sekali melihat bubur.

"Kala, aku tidak mau makan bubur," ucap Anin.

"Anin, kamu hanya makan satu potong roti, makan ya?" bujuk Kala. Anin hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku suapin," ucap Kala.

Kala menyendokkan bubur ke mulut Anin. Anin mencoba membuka mulutnya, dia akhirnya bisa memakan bubur itu, dan tak terasa satu mangkok habis di lahap Anin.

"Aku heran, aku lihat saja tadi mau muntah, kenapa setelah di suapi Kala aku bisa menghabiskan bubur itu? Anin bertanya-tanya dalam hatinya.

Kala mengelap sudut bibir Anin yang masih ada sisa bubur dengan tissue. Anin merasa bahagia Kala memperlakukan Anin seperti itu.

"Kala, kamu gak ke kantor?" tanya Anin.

"Tidak aku akan kerja di rumah, nanti sore kita ke dokter kandungan, aku sudah menelepon dokter kandungannya, katanya jam 3 sore dia buka praktiknya," ucap Kala.

"Untuk apa ke dokter kandungan?" tanya Anin.

"Memeriksakan kandungan kamu, Anin," jawab Kala. "Aku yakin kamu pasti hamil," imbuh Kala.

"Untuk apa? Aku hamil atau tidak itu tidak akan pengaruh untuk kehidupan kamu, Kala. Jadi, apa gunanya ke dokter kandungan, aku hamil ya sudah biar aku hamil, aku urus sendiri. Aku tidak ingin merepotkan kamu, Kala." Jelas Anin.

"Anin, kamu hamil anak aku, aku berhak tau usia kandunganmu, bayi kamu sehat atau tidak! Dan aku harus menjagamu yang sedang hamil!" Tegas Kala.

"Jangan menjilat ludah sendiri, Kala. Kamu semalam bilang apa? Jika aku hamil kamu tidak akan bisa menerimanya, bukan? Karena kamu tidak mencintaiku?" ucap Anin.

"Ternyata selama ini aku salah mengartikan, aku kira, setelah lama bersama kamu dan aku bisa saling menerima, melengkapi, dan mencintai. Tapi itu tidak terjadi, dan mungkin tidak akan pernah terjadi. Lebih baik kita hidup sendiri-sendir dulu, Kala. Selesaikan hati kamu dengan masa lalumu, aku membutuhkan masa depan bukan masa lalu," ucap Anin.

"Anin kenapa kamu bicara seperti itu?" tanya Kala.

"Maaf ini keputusanku, jika kamu masih ingin kita bersama, tolong selesaikan hati kamu dengan masa lalumu, jangan bawa aku ke dalam masa lalumu, aku membutuhkan masa depan bersama Dava, jika kamu tidak bisa meraih masa depan kita, untuk apa kita bersama?" Ucap Anin.

"Anin, please jangan bilang seperti itu, ajari aku untuk melupakan semuanya, semua tentang Sandra," ucap Kala.

"Sudah cukup aku mengajarimu, Kala. Sudah cukup! Aku sudah bersabar dan menerima semua ini. Tapi, dengan kejadian semalam, aku tidak bisa lagi untuk berada di sini, aku tidak ingin seseorang menikahiku karena untuk balas budi," desah Anin.

"Anin, kita bicarakan, please tetaplah berada di sini." Kala memohon pada Anin, berjongkok di depan Anin, dia masih memohon dan bersimpuh di pangkuan Anin.

"Maaf aku tidak bisa, aku akan pergi dari sini, memberi waktu untuk kamu, agar bisa berpikir, bagaimana kamu melangkah ke depan nanti," ucap Anin.

"Maaf Kala, jangan seperti ini." Anin berdiri dia mengambil koper di atas lemari, dia membuka lemarinya dan mengambil baju-bajunya.

"Anin, please, jangan seperti ini!" Kala menarik lengan Anin yang masih sibuk menata bajunya.

"Kala, izinkan aku pergi, please! Aku butuh waktu untuk sendiri," ucap Anin.

"Anin, jangan seperti itu, aku janji, aku akan belajar mencintaimu, dan menerima anak kita jika kamu hamil," ucap Kala.

"Sudah, kamu sudah terlambat, ini sudah keputusanku, maafkan aku, Kala. Tolong jangan seperti ini, aku yakin ini yang terbaik untuk kita," ucap Anin.

Anin sudah selesai mata bajunya, dia segera pergi dari rumah Kala. Anin sebelumnya sudah memanggil Taksi online untuk dia pergi, sebelum Kala masuk ke kamarnya membawa bubur.

"Anin, please jangan pergi!" Seru Kala.

Kala mengejar Anin yang sudah kerluar dari kamarnya. Kala menarik tangan Anin. Namun, Anin segera menepisnya. Anin mempercepat jalannya menuju depan, menuju Taksi yang sudah menunggu Anin.

"Anin, jangan pergi, kita bisa selesaikan masalah ini bersama, Anin. Please." Kala memohon pada Anin. Namun Anin tak bergeming, dia tetap akan pergi.

"Maaf, Kala. Selesaikan dulu masalah hati kamu itu. Aku harus pergi," ucap Anin.

Anin masuk ke dalam Taksi, Kala menggedor-gedor jendela Taksi tersebut, tapi Anin tak menghiraukannya. Anin menyuyuh sopir Taksi itu segera melajukan Taksinya kemana Anin mau.

Anin bertujuan ingin membawa Dava, tapi ia urungkan, hatinya masih belum stabil. Anin juga sering ngidam dan muntah-muntah, jadi dia urungkan untuk membawa Dava.

Dia menuju rumah yang ia beli dengan tabungannya sendiri tanpa sepengetahuan Kala dan orang tuanya. Dulu waktu Anin kabur saat hamil Dava, Anin ingin sekali membeli rumah untuk persembunyiannya. Tapi, dia malah bertemu Kala dan menyuruh dia tinggal bersamanya. Setelah Dava lahir, barulah Anin membeli rumah minimalis yang tak jauh dari rumah Kala.

Anin sengaja turun di dari Taksinya di depan supermarket yang agak jauh dari rumah Kala dan rumahnya. Karena Anin tau, kalau Kala akan menyuruh orang suruhannya mengikuti Anin. Dia turun di supermarket, dan memesan Taksi lagi untuk menuju ke rumahnya.

Anin sampai di rumahnya. Rumah yang sederhana dan minimalis itu, dia beli dengan tabungannya sendiri sebelum menajdi istri Kala. Dia merasa suatu saat nanti akan membutuhkan rumah itu saat situasi tidak baik menimpanya. Dan, situasi itu ternyata benar-benar menghampirinya.

"Maafkan mamah, nak. Kita berdua dua dulu, ya? Kamu harus kuat, sayang," ucap Anin lirih.

Anin masuk ke dalam kamarnya. Walaupun rumahnya minimalis, rumah itu sudah lengkap diisi perabotan rumah tangga dan yang lainnya. Anin menaruh kopernya ke dalam lemari, dan setelah itu, dia merebahkan dirinya di tempat tidur.

1
RN
up
afaj
semua kan ada hikmahnya


semangat
afaj
hadew gini jadinya 😐😐😐🤯🤯🤯🤯
afaj
hadew bgt dapat keajaiban
sarinah najwa
,astoge ... jadi ceritanya tini lagi harus kh Anin memutar ke awal lagi cape deh 🤦🤦😤
Hany Honey: tenang kak tenang, gak akan muter2 kak. nanti up lagi jam 12 malam. heheheh
total 1 replies
Arieee
jangan bilang kalo amnesia trus inget nya cuma Sandra🫣🫣🫣🫣🫣🫣🫣
Azli Jailani
kapok Lo hrsnya dr dulu Anin pergi biar sdr
afaj
tanya tanya masuk klo bs tidur disitu wkwkwkwkwk
afaj
alay bgt wkwkwk udah pergi baru lemas , ah ngejar aja g becus
Nafeeza_🎈🎈
kala plin plan sebel.....
afaj
wadaw jd gini
afaj
tp bayi pengen manja2 Mulu gmn rong
afaj
terima kasih update nya
RN
up
Nafeeza_🎈🎈
laki laki tolol govlok sebel q/Hammer//Hammer//Hammer/
Herman Lim
dah pergi aja Anin dari kala biar tau rasa dia
Arieee
pergi Anin cari bahagia u dari pada sama kala laki" bengok bodoh tolol👊👊👊👊👊👊👊👊😡😡😡😡😡😡
Azli Jailani
kesal jg lm2 SM kala sll blg cinta SM sndra kasian Anin, tglin aja dia tu biar tau rs
Herman Lim
Sandra pasti istri bima
sarinah najwa
miris sekali jadi Anin..... di tinggal kan pacar lagi sayangnya hamil lagi terus harus mengemis cinta suami keintiman saja mengemis juga... hum author kejam sekali sama anin😤😤😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!