~Silahkan baca karya sebelumnya "Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru" supaya paham alurnya.
"Aku suka sama kamu"
"Tapi aku sudah menikah"
"Aku tunggu jandamu"
"Silakan saja"
Tidak ada yang menyangka, wanita yang menjadi dambaannya sejak lama ternyata istri dari sahabat nya sendiri.
Namun tidak ada yang mustahil di dunia ini, jodoh pasti bertemu.
Rafasya Dimas Anggara sejak lama mengagumi Tisya Andini, berulang kali dia menyatakan cinta pada Tisya namun Tisya selalu menolaknya. Tapi Dimas tidak menyerah begitu saja, setiap malam ia selalu meminta pada Tuhan untuk mempersatukan mereka.
Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY READING ❤️❤️❤️❤️❤️
Untung saja jalanan tidak terlalu macet, hanya butuh waktu satu jam untuk ia bisa sampai di rumah.
"Assalamualaikum" Ucap Dimas saat membuka pintu
Ia langsung masuk ke dalam untuk mencari istrinya.
"Sayang" Panggil Dimas, namun tidak ada jawaban dari istrinya.
Dimas membuka kamar Tisya yang juga tidak ada orang.
"Kemana dia" Ucap Dimas.
Dimas memutuskan untuk masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di sofa.
'🎶🎶🎶'
Terdengar suara alunan musik dari dalam kamar mandi Dimas.
Dimas langsung beranjak dari sofa dan membuka pintu kamar mandinya perlahan.
Dimas tersenyum melihat istrinya terlelap di dalam bathtub.
"Bisa-bisanya dia tidur di sini" Ucap Dimas.
Dimas menghampiri istrinya dan duduk di samping bathtub sambil memandangi wajah istrinya.
"Cantik banget" Puji Dimas.
Dimas kemudian melepas kemeja dan celana panjangnya, hanya menyisakan celana boxer saja.
Ia ikut masuk ke dalam bathtub bersama istrinya.
Tisya langsung membuka matanya ketika merasakan sentuhan di kakinya.
"Aaaaaa" Tisya berteriak sambil menyilangkan kedua tangannya di dadanya.
"Kakak ngapain di sini?" Tanya Tisya.
"Berendam" Jawab Dimas dengan santai.
"Iya tapi kan masih ada aku." Ucap Tisya.
"Ya terserah kakak dong, lagian ngapain kamu berendam di sini?" Tanya Dimas balik.
"Siapa suruh bikin bathtub kecil di kamar sebelah" Ucap Tisya
"Itu kan untuk anak-anak" Jawab Dimas.
Dimas langsung membalikkan badannya membelakanginya Tisya.
"Tolong dong gosokin punggung kakak" Perintah Dimas.
Walaupun dalam keadaan kesal Tisya tetap menuruti perintah suaminya.
Ia meletakkan beberapa tetes sabun di telapak tangannya kemudian menggosok punggung suaminya dengan lembut.
"Dada sekalian sayang" Ucap Dimas.
"Kakak balik badan dulu" Ucap Tisya.
"Ga usah gini aja" Ucap Dimas.
Tisya mencoba menggosok dada suaminya namun tangannya tidak sampai.
"Kamu agak majuan aja" Ucap Dimas.
Tisya memajukan tubuhnya hingga dadanya hampir menempel di punggung Dimas.
Ia menggosok-gosok dada suaminya dengan tangan kanannya.
Dengan sengaja Dimas memundurkan tubuhnya hingga dada Tisya menempel di punggungnya. Ia bisa merasakan empuk dan kenyalnya benda itu.
"Udah" Ucap Tisya.
Dimas membalikkan tubuhnya menghadap istrinya.
"Sekarang giliran punggung kamu biar kakak gosok" Ucap Dimas.
"Ga usah aku bisa sendiri" Jawab Tisya.
"Emangnya tangan kamu sampai?" Tanya Dimas.
Akhirnya Tisya mengalah. Ia berbalik membelakangi suaminya.
Dimas mulai mengusap-usap tangannya di punggung mulus istrinya. Ketika sudah selesai ia kemudian menarik pinggang ramping istrinya dan mendudukkannya di atas pahanya.
"Kak" Ucap Tisya.
Dimas mulai mengusap perut Tisya dengan sabun. Kemudian tangannya naik hingga sampai di dada Tisya.
"Ahhhhhhh"
Dimas kembali memainkan benda kenyal itu. Bedanya sekarang dia juga bisa menikmati keindahannya.
Dimas memainkan benda itu dengan mulutnya dan Tisya mulai menekan-nekan kepala suaminya.
"Akhhhhh kak" Des**an Tisya
Tisya kembali merasakan sesuatu yang mengeras di bawah sana.
Tisya meraba ke bawah dan menyentuh celana boxer suaminya.
Tisya mulai mengeluarkan sifat aslinya. Ia membalikkan tubuhnya menghadap suaminya.
"Sekarang sudah boleh" Bisik Tisya di telinga Dimas.
Mendapatkan lampu hijau dari sang istri. Dimas segera mengangkat tubuh istrinya dan membawanya ke bawah shower untuk membilas. Tak lupa ia juga melepas celana boxernya.
"Mau di sini atau di kasur?" Tanya Dimas.
"Di sini aja" Jawab Tisya
Dimas kambali menggerayai tubuh istrinya hingga membuat Tisya lemas.
"Kak cepetan" Ucap Tisya karena ia juga sudah tidak tahan.
Dimas melepas pagutannya, dan dia mulai mempersiapkan senjatanya. Namun tiba-tiba mereka mendengar suara ponsel Dimas terus berdering.
"Kakak angkat telepon dulu ya" Ucap Dimas.
Dengan tubuh te****ng dan senjata yang on, ia berjalan ke kamar dan menjawab telepon dari sekertarisnya.
📞 "Selamat sore pak, maaf mengganggu waktunya. Baru saja saya menerima kabar dari cabang kedua bahwa karyawan yang melakukan korupsi sudah bisa ditemukan, dan sekarang dia sudah berada di kantor polisi. Dari pihak kepolisian meminta bapak untuk segera datang ke sana"
"Oke saya segera ke sana" Ucap Dimas.
Dimas mematikan teleponnya. Ia membalikkan badannya dan melihat istrinya sudah di belakangnya.
"Ada masalah?" Tanya Tisya.
"Iya, kakak harus ke Bog*r sekarang." Jawab Dimas.
Dimas dapat melihat wajah kecewa dari istrinya.
"Masih ada waktu sepuluh menit" Ucap Dimas
Dimas mulai memeluk tubuh polos istrinya namun Tisya menolaknya.
"Kenapa?" Tanya Dimas.
"Nanti malam saja, sekarang kakak siap-siap dulu aja." Ucap Tisya.
Tisya langsung menutupi tubuh polosnya dengan handuk kemudian ia menyiapkan pakaian untuk suaminya.
Setelah selesai bersiap-siap Tisya mengantarkan suaminya sampai di ruang tamu. Di sana Dimas msmberi kecupan manis di bibir tipis Tisya.
"Insyaallah pulangnya ga terlalu malam, kamu tunggu ya" Ucap Dimas
Tisya menganggukkan kepalanya.
"Kakak berangkat dulu, assalamualaikum sayang" Ucap Dimas.
"Waalaikumsalam, hati-hati kak" Ucap Tisya.
Setelah suaminya pergi Tisya kembali ke kamar.
Ia juga merasa kesal dengan gagalnya kegiatan tadi. Sejak satu bulan sebelum kematian Bian ia tidak melakukan kegiatan panas itu.
Untuk menghilangkan nafsunya yang sudah terlanjur membara, ia memutuskan untuk kembali berendam.
(Yahhh pembaca kecewa)
Dimas melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Setibanya di kantor polisi ia segera menemui karyawannya yang melakukan tindakan korupsi.
Di sana sudah ada Juan yang tiba lebih dulu.
"Dimana dia?" Tanya Dimas.
Juan mengantarkan Dimas untuk menemui Tio yang sudah ada di dalam sel.
Dimas terlihat sangat marah ketika memandang wajah Tio.
Ia meminta polisi yang berjaga untuk mengeluarkan Tio
Setelah Tio sudah ada di hadapannya, Dimas langsung menghadiahkan pukulan keras di pipi Tio hingga Tio tersungkur di lantai.
Melihat kemarahan Dimas, Juan segera menahan tubuh bosnya itu agar tidak kembali menyakiti Tio. Bukan Juan kasihan pada Tio, tapi ia hanya takut kalau bosnya terkena pasal penganiayaan.
"Berani-beraninya kamu korupsi di perusahaan saya" Ucap Dimas
"Maaf pak, saya khilaf" Jawab Tio.
Tak lama kemudian pengacara Dimas datang, mereka menyelesaikan permasalahannya di sana.
"Beri tikus licik ini hukuman yang seberat-beratnya" Permintaan Dimas.
"Ampun pak, ampun, kasian keluarga saya. Anak istri saya mau makan apa pak" Mohon Tio.
Dimas tidak menggubrisnya sedikit pun.
Ia bangkit dari tempat duduknya kemudian kembali memukul pipi Tio.
"Salam perpisahan dari saya" Ucap Dimas lalu ia keluar dari tempat itu.
Dimas memang tipe bos yang galak, namun ia masih bisa memaafkan kesalahannya para karyawannya, kecuali tindakan korupsi.
TBC
❤️❤️❤️Jangan lupa LIKE dan VOTE ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️