Aluna sejak lama memendam rasa pada kakak kelasnya hingga beberapa tahun setelah lulus sekolah, Aluna kembali di pertemukan dengan pria yang ia kagumi itu, pertemuan mereka begitu rumit dengan berbagai kesalahpahaman yang akhirnya memberikan jalan bagi mereka agar terus bertemu. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Apakah mereka akan bersama atau akan ada penghalang bagi perasaan Aluna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Yang Baik
Sesampainya di meja makan, Mama Jihan pun menyuruh Aluna untuk duduk. Namun, Aluna merasa tidak enak karena baginya ia hanya orang asing yang entah mengapa bisa sampai di rumah mewah tersebut.
"Terimakasih Tante, tapi sepertinya saya harus pulang karena hari mulai larut. Sekali lagi Terimakasih atas bantuan Tante dan keluarga," ucap Aluna lalu iapun beranjak pergi.
Namun, baru saja Aluna melangkahkan kakinya tiba-tiba Mama Jihan bersuara, "Vin, anterin Aluna sana. Kasihan loh dia harus pulang sendiri, ini kan udah malam apalagi Aluna perempuan loh, sebentar ya biar kamu dianterin anak Tante," ucap Mama Jihan.
"Gak usah Tante, terimakasih. Tapi, saya bisa pulang sendiri," ucap Aluna.
"Vin," panggil Mama Jihan pada Alvin yang masih sibuk dengan makan malamnya hingga akhirnya Alvin pun menatap Mama jihan yang memberikannya kode.
"Kamu duduk aja dulu, nanti saya antar," ucap Alvin dan menatap Aluna.
Aluna yang melihat Alvin pun terkejut dan sayangnya ia tidak bisa mengontrol rasa terkejutnya, "Ayo Tante duduk," ucap Darrel dan menarik tangan Aluna untuk duduk di samping Alvin.
"Gimana ini," gumam Aluna.
"Ini sayang kamu makan ya, anggap aja rumah sendiri," ucap Tante Jihan.
Aluna yang merasa sedang diperhatikan pun tidak sengaja melihat kearah Alvin dan benar saja saat ini Alvin tengah menatap lekat Aluna.
"Vin, jangan lihatin kayak gitu, makanya kamu nikahin baru kamu boleh lihatin sepuasnya," ucap Mama Jihan yang mengalihkan pandangan Alvin dari Aluna.
Beberapa saat kemudian, Alvin pun selesai makan begitupun dengan Aluna. "Sayang, kok gak kamu habisin sih," ucap Mama Jihan yang melihat makanan Aluna masih banyak.
"Saya kenyang Tante," ucap Aluna.
Jujur saja Aluna merasa tidak nyaman, yang ia inginkan saat ini segera pergi dari rumah mewah tersebut.
"Ayo, biar saya antar," ucap Alvin.
"Tudak perlu, saya bisa pulang sendiri," ucap Aluna yang menundukkan kepalanya.
Bukannya menjawab, Alvin justru menarik tangan Aluna. "Darrel ikut!" teriak Darrel.
"Darrel di rumah aja sama Nenek ya," ucap Mama Jihan lalu menggendong Darrel ke kamarnya.
Disisi lain, Alvin dan Aluna saat ini sudah berada di mobil milik Alvin. "Rumah kamu dimana?" tanya Alvin.
"Tapi, saya bisa pulang sendiri tuan," ucap Aluna dan mendapat tatapan tajam dari Alvin.
Karena merasa takut, Aluna pun memberitahukan alamat rumahnya.
Beberapa saat, mobil Alvin pun sampai di jalanan sederhana yang cukup sempit. "Dimana rumahmu?" tanya Alvin.
"Rumah saya masih masuk ke gang tuan dan mobil tidak bisa masuk, kalau begitu saya permisi. Terimakasih karena sudah memberikan saya tumpangan hari ini," ucap Aluna.
Baru saja Aluna melangkahkan kakinya, ia mendengar suara yang tudak asing lagi. "Oh, di anterin cowok kaya nih kayaknya. Berarti udah bisa bayar hutangnya dong," ucap Tante Rani.
"Tante," panggil Aluna yang terkejut dengan kehadiran Tante Rani.
"Mana uangnya?" tanya Tante Rani.
"Tante, ayo kita bicarakan masalah itu di rumah," ucap Aluna dan menarik Tante Rani.
"Ish, kamu ini ya kenapa pegang-pegang saya. Lagian ngapain sih harus ke rumah kumuh kamu itu, kan disini ada cowok yang anterin kamu pulang yang pastinya kamu deketin buat ngelunasin hutang keluarga miskin kamu itu kan," ucap Tante.
"Maaf Tante, ayo kita bicarakan di rumah saja, dia tidak ada hubungannya dengan masalah kita," ucap Aluna dan lagi-lagi menarik tangan Tante Rani.
Baru saja mereka melangkahkan kaki tiba-tiba Alvin bersuara, "Berapa hutang keluarga dia?" tanya Alvin.
Tante Rani pun menghentikan langkahnya dan tersenyum lalu berbalik dan menatap Alvin dengan senyuman puas karena rencananya berhasil, Tante Rani tau jika Aluna tudak akan sanggup membayar hutangnya sehingga Tante Rani memanfaatkan situasi yang ada saat ini.
"25 juta," ucap Tante Rani.
Aluna yang mendengarnya pun terkejut, "Maksud Tante apa? hutang saya tidak sebanyak itu, setiap bulan saya membayar hutang saya ke Om Ilham," ucap Aluna.
"Diam kamu, itu kan uang yang kamu bayarkan ke Om kamu, kalau ke saya ya beda lagi," ucap Tante Rani.
"Tapi, Tante...," ucapan Aluna terhenti saat Alvin yang memberikan sebuah cek pada Tante Rani.
"Sudah kan, jadi saya harap jangan ganggu dia lagi," ucao Alvin.
"Pria yang baik, karena saya baik, saya anggap hutang kamu lunas ya," ucap Tante Rani lalu pergi.
"Terimakasih Tuan karena sudah membantu saya, saya akan membayar uang Tuan nantinya. Apa saya bisa meminta nomor Tuan agar saya bisa lebih mudah membayarnya nanti," ucap Aluna.
Bukannya menjawab, Alvin justru mengeluarkan ponselnya dan mengulurkannya pada Aluna. "Masukkan nomormu," ucap Alvin dan Aluna pun menuliskan nomornya.
Setelah itu, Alvin pun pergi dan Aluna berjalan menuju rumahnya.
Beberapa saat kemudian, Aluan sampai di rumah dan ia nelihat bagaimana Nenek Putri dan Ayahnya tengah duduk di ruang tamu.
"Kamu gapapa kan Lun?" tanya Nenek Putri.
"Aluna baik-baik aja, Nek," ucap Aluna dengan tersenyum.
"Rani gak jahatin kamu?" tanya Ayah Zafran.
"Ayah gak perku khawatir, Tante Rani gak jahatin Aluna kok," ucap Aluna.
"Syukurlah, kamu gak usah pikirkan Tante kamu itu. Nanti biar Ayah yang urus," ucap Ayah Zafran.
"Ayah tenang aja, Aluna udah menyelesaikan semuanya kok, sekarang kita cari cara gimana lunasin hutang Ayah," ucap Aluna.
"Darimana kamu dapat uang untuk bayar Tante kamu itu?" tanya Ayah Zafran.
"Ayah tidak usah pikirkan itu karena semuanya akan baik-baik saja," ucap Aluna dan diangguki Ayah Zafran.
"Maafin Ayah, harusnya Ayah gak hutang sana sini, jadinya sekarang bingung bayarnya gimana," ucap Ayah Zafran.
"Udah Ayah, kita coba cari cara ya. Semua sudah terjadi jadi kita harus terima resikonya," ucap Aluna dan diangguki Ayah Zafran.
Disisi lain, Aluna pun masuk kedalam kamar dan melamun, "Apa Kak Alvin gak ingat aku ya? tapi siapa juga aku, aku aja gak pernah ngobrol bahkan dekat sama Kak Alvin," gumam Aluna.
Aluna pun tersenyum, "Kak Alvin gak berubah, Kak Alvin semakin berwibawa. Akunya aja yang jadi kayak gini, semoga Kak Alvin gak kenal sama aku, tunggu tadi anak kecil itu panggil Kak Alvin Papa, berarti Kak Alvin udah nikah, iya juga sih siapa yang gak mau sama Kak Alvin jadi wajar kalau Kak Alvin udah nikah dan punya anak, berharap apa juga aku, baru juga ketemu setelah sekian lama. Tapi, ya setelah Kak Alvin lulus sekolah aku juga gak pernah tau kabar Kak Alvin gimana dan ini pertama kalinya aku ketemu sama Kak Alvin," lanjut Aluna.
Ya, Aluna memang kenal dengan Alvin sejak sma karena mereka satu sekolah hanya saja Alvin merupakan kakak kelas Aluna, karena itu Aluna sangat terkejut saat pertama kali melihat Alvin.
.
.
.
Bersambung...
semangat💪💪🔥🔥🤸🤸