Dia adalah Zaidul Akbar, pemuda yang ingin berdiri tinggi diatas puncak dunia, Mungkinkah dia bisa mewujudkannya dengan dukungan yang diberikan oleh sistem.
Ikuti keseruan nya, jangan lupa Like dan dukungan, serta berkomentar lah yang baik. untuk membangun karya yang baik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Apa Dengan Lina 2
Dan ambulan juga datang menjemput Pak Alwi yang pingsan dan membawa nya kerumah sakit,
Sedang kan untuk tida orang teman Maula juga di panggil ke kantor polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.
Sebelum masuk keruangan rektor, Zai mampir dulu di tempat satpam lalu bertanya tentang cctv di belakang gedung. Saat satpam mengatakan ada, Zai langsung meminta untuk di putarkan rekaman nya. Dan setelah mendapat kan bukti itu dia menyalin nya ke USB lalu membawa nya ke Pak Mistar selaku rektor.
Zai awal nya tidak menyangka bahwa di dalam ruangan pak rektor sudah ada orang, Ketika dia ingin masuk, dia mendengar suara teriakan dari dalam. Dan Zai pun langsung menendang pintu Pak Rektor.
Pak rektor tak mungkin marah, Karna Zai pemilik saham terbesar.
"Pak Rektor. Maaf atas pintu nya, seperti nya rusak" Ucap Zai setelah semua orang pergi.
"Masih bisa di perbaik, Tenang saja Nak Zai, Bagaimana ke adaan mahasiswi yang di aniaya tersebut?"
"Sekarang berada di rumah sakit, Hanya cidera ringan, Tapi yang di khawatir kan adalah trauma nya, Baiklah Pak Rektor, Saya akan kerumah sakit dulu, Salam untuk keluarga mu" Setelah itu dia langsung keluar dan meninggalkan kekacauan yang terjadi.
Di lorong gedung dia berpapasan lagi dengan empat orang yang sering mengganggu nya. Tapi kali ini mereka pura-pura tidak melihat. Mereka asyik dengan dunia mereka.
Zai hanya tersenyum, lalu melanjutkan jalan nya.
"Fuih, Selamat, Selamat.." Rizal mengusap dada nya. Dia tak ingin lagi bersenggolan dengan orang itu. Begitu pula dengan wahyu.
"Kita harus pura pura tidak melihat jika bertemu dengan nya" Ucap Wahyu yang masih merasa ngilu pada sekujur tubuh nya.
Sedangkan Andre dan Firman masih memendam kesal. Meski pun tak berani menunjuk kan nya terang terangan.
Sebelum nya. Setelah kejadian itu mereka melaporkan kepada pak rektor tentang permasalahan mereka dengan Zaiz Berharap bahwa mereka akan mendapat ke adilan. Tapi yang terjadi tak sesuai harapan, Malahan orang tua mereka di panggil untuk memarahi mereka,
Dan mereka di beri peringatan. Jika mengganggu anak itu lagi. Maka mereka akan di keluarkan dari Kampus.
Bagaimana mereka tak marah.
"Kita harus mencari cara untuk melumpuhkan nya. Dendam ini tak kan pernah hilang sebelum aku mematahkan salah satu tangan atau kaki nya" Ucap Firman berbisik di telinga Andre
"Kau benar Fir, Jika di kampus kita tidak bisa, Maka di luar boleh kan" Andre tersenyum licik. "Ayo kita ke kantin dulu" Ajak nya.
Sedang kan Zai tidak tau apa yang mereka pikirkan atau pun rencanakan
Dia mengendarai mobil nya dan melaju dengan santai di jalanan menuju Rumah Sakit Ansari Shaleh. Dia belum sempat memberikan obat yang di ambil nya di apotik, Jadi dia kembali lagi kesana. Sebelum itu dia mampir dulu di toko buah, Dan membeli sekaranjang kecil buah Apel merah.
Sesampai nya di sana, dia langsung menuju kamar Lina di rawat. Terlihat Lina sudah sadar dan dia memakan bubur yang di sediakan oleh pihak Rumah Sakit dengan di suapi oleh ibu nya.
"Apakah aku mengganggu" Ucap nya sambil mendorong pintu.
Bu Faridah menoleh dan menyahut. "Tidak nak Zai, Silahkan duduk" Ucap Bu Faridah sambil menyambut buah yang di berikan oleh Zai.
Zai mendekat ke arah Lina. Lalu bertanya. "Bagaimana keadaan mu?" Sambil mengusap rambut Lina dan membuat nya berantakan.
"Terima kasih sudah menolong ku" Ucap nya tersenyum sambil membetulkan rambut nya.
"Jangan berterima kasih, Aku tulus menolong mu" Sahut nya lalu mengambil buah Apel dan mengupas nya.
Bu Faridah duduk di sofa tersenyum melihat kedekatan mereka. Lalu dia berdehem. "Ehem, Ibu akan keluar sebentar" Tanpa menunggu jawaban. Dia langsung keluar.
"Jatuh cinta. memang bisa melupakan orang sekitar" Gumam nya lalu menarik pintu dan melangkah kan kaki nya keluar.
"Mau kemana Mah?" Tanya Pak Abdullah yang baru datang entah dari mana.
"Ayo Pah, Ikut Mamah ke Taman" Bu Faridah langsung menarik tangan Pak Abdullah, Suami nya.
"Lantas anak kita dengan siapa Mah?" Pak Abdullah menatap Heran Istri nya.
"Dia lagi berduan dengan Nak Zai, Biarkan saja" Sahut Bu Faridah sambil tersenyum karna mendapat calon mantu.
Zai mulai bertanya. "Kenapa kamu jadi korban, Apakah ada alasan tertentu?" Selidik Zai yang penasaran. Karna jarang orang melakukan sesuatu yang melanggar tanpa ada alasan tertentu.
"Awal nya kami berteman, Bahkan bisa di anggap sahabat di kampus. Namun ada seseorang lelaki yang lumayan tampan dan gagah mendekati kami berdua, Tapi Aku biasa biasa saja, tapi tidak untuk Maula dia terlihat menyukai pemuda itu, dan mereka menjalin hubungan, Dan semenjak itu Maula mulai menjauh dariku.
Dan entah apa yang terjadi dengan hubungan mereka selanjut nya.
Yang pasti, Tiba-tiba maula mencariku dan menyeret ku ke belakang kampus, Tapi aku sempat mendengar dari mulut nya, dia menuduh aku penyebab kehancuran hubungan nya dengan lelaki itu.
Aku tak mengerti, aku sudah mengatakan nya, Bahwa aku tidak tahu apa apa. Tapi dia orang nya nekat. Dan seperti yang kau lihat, itu lah yang terjadi selanjut nya" Sambil terisak dia menceritakan nya kepada Zai dan Zai menenangkan nya dengan memeluk nya.
"Semua sudah berakhir, Dia kini Maula di tangkap oleh polisi, aku yang melaporkan nya" Ucap nya lalu mengacak ngacak rambut Lina dan melepaskan pelukan nya.
"Aku akan pulang dulu, Istirahat lah" Ucap Zai lalu dia bangkit.
"Tunggu" Suara lembut terdengar. "Aku ingin mengatakan sesuatu mendekat lah"
Zai berbalik dan mendekat kembali. "Lebih dekat, Aku ingin berbisik saja" Ucap nya lagi.
Zai tak memikirkan Hal lain, dia mencondongkan tubuh nya hingga nafas Lina terdengar di telinga nya.
Cup! Lina mencium Zai di pipi kanan nya lalu berkata "Terima kasih" setelah itu dia merebahkan tubuh nya dan mengalihkan wajah nya ke tembok, Dia menutup wajah nya dengan kedua tangan nya karna malu.
"Jika ingin mencium, Katakan saja, kenapa harus diam diam" Ucap Zai terkekeh.
Lina menggigit ujung ibu jari nya setelah mendengar kalimat itu. Dia sangat malu. Karna ini pertama kali nya dia begitu berani, Dan berinesiatif mencium seseorang.
"Ya sudah cepat sembuh" Zai mengalihkan tangan Lina lalu memegang dagu nya kemudian mencium kening nya.
Setelah itu Zai berjalan keluar dan disana dia mendapati dua orang yang sedang termangu di depan pintu.
"Om, Tante, Kenapa tidak masuk? Kenapa berdiri saja diluar?" Zai melihat mereka cuma tersenyum. Membuat nya bingung
"Nak Zai mau kemana?" Bukan menjawab malah bu Fariģdah melontarkan pertanyaan.
"Mau pulang dulu Tante" Zai mengulur kan tangan nya dan disambut baik kemudian dia mencium tangan orang tua Lina bergantian, Lalu dia langsung pergi.
"Sungguh pemuda yang sopan ya Pah? Cocok sekali dengan anak kita, Kaya, Tampan tidak sombong!" Ucap Bu Faridah senang dan bahagia
"Iya Mah, Semoga saja jalan mereka tidak mendapat hambatan" Sahut Pak Abdullah sambil mendorong pintu ke dalam dan melangkah masuk.
"Kenapa dengan wajah mu Nak, Kok merah kayak gitu" Bu Faridah yang iseng menanyai nya.
"Ah ibu. Mana ada, Biasa biasa saja" Sahut nya cepat.
"Jujur lah pada ibu, Ada Apa dengan mu Lina!"
Tapi Lina tidak lagi membahas soal itu dia mengalihkan dengan tofik yang lain nya.
Mereka pun berbicang santai hingga malam tiba...
madina. sdh kena bobol. tinggal lina aja.sdh 7 cewek. pas buat 1 minggu gj berhenti. yunita buat cadangan aja ya
yg btl aja si author ini sk nya bobol mem bobol gwg ha.. ha. ha. .