NovelToon NovelToon
My Detective And Me, Her Assistant

My Detective And Me, Her Assistant

Status: tamat
Genre:Tamat / Spiritual / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

Seorang pemuda biasa saja yang sama sekali tidak menonjol namun pintar dan bercita cita menjadi dokter, tiba tiba di datangi oleh hantu teman sekelasnya yang cantik, indigo dan terkenal sebagai detektif di sekolahnya dari masa depan. Menurut sang hantu, dirinya akan meninggal 50 hari dari sekarang dan dia minta tolong sang pemuda menjaga dirinya yang masih hidup.

Sang pemuda menjadi bingung karena gadis teman sekelasnya sebenarnya ingin mengusir hantu adik kembar sang pemuda yang selalu duduk di pundaknya. Akhirnya karena dia tidak mau melihat teman sekelasnya meninggal dan dia sendiri juga menaruh hati kepada sang gadis, akhirnya dia memutuskan untuk membantu. Di mulailah petualangan mereka mengungkap dalang di balik kematian sang gadis yang ternyata melibatkan sebuah sindikat besar yang jahat.

Keduanya menjadi pasangan detektif dan asisten yang memecahkan banyak kasus sambil mencari informasi tetang sindikat itu.

Mohon komen dan likenya ya, terima kasih sudah membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10

Sementara itu di sebuah rumah tua yang nampak lusuh, tidak terawat, kotor, penuh sampah dan ber aroma tidak sedap, “ugh,” Amelia membuka matanya, dia melihat dirinya di ikat di sebuah kursi dan hanya mengenakan pakaian dalamnya saja. “Ugh...ugh,” dia berusaha berbicara tapi tidak bisa karena mulutnya juga di ikat, Amelia melihat seorang pria bertubuh sedikit gemuk, berusia sekitar 35 tahunan, berambut rontok dan jarang jarang, berewokan dan bergigi ompong yang sedang menciumi kaus yang sebelum nya di pakai Amelia.

Pria itu juga terlihat menelan sebuah pil berwarna merah dan menghirup lagi aroma kaus yang di pakai Amelia, terlihat mata sang pria tidak fokus dan dia seakan akan berada di dalam dunianya sendiri,

“Hmm....sepertinya pil itu narkoba yang sama dengan narkoba yang di cekoki kepada Hendra, dia terlihat sedang berhalusinasi,” gumam Amelia di dalam hatinya.

Mata Amelia langsung melirik ke arah rak di sampingnya yang hampir tertutup timbunan sampah, dia melihat banyak sekali sepatu dari ukuran anak kecil sampai remaja, perempuan dan laki laki. Dia juga melihat banyak tas sekolah berserakan di lantai dan pakaian pakaian laki laki atau perempuan ukuran sedang dan kecil berserakan di sekitarnya. “Oh permata hatiku, kamu menolong ku dari sergapan penjahat, sekarang kamu milik ku karena kamu mencintai ku,” pria itu terdengar menyanyi sambil berdansa dengan kaus milik Amelia.

“Yap, tidak salah lagi, dia mengidap erotomania (gangguan kejiwaan yang menyebabkan pengidapnya yakin bahwa seseorang sedang jatuh cinta kepadanya, padahal kenyataannya tidak), di tambah narkoba itu, halusinasinya semakin menjadi jadi, gue harus keluar dari sini,” ujar Amelia.

“Glutuk,” Amelia menggoyangkan kursinya, karena mendengar suara pria itu langsung menoleh, dia tersenyum ketika melihat Amelia sudah terbangun dan berjalan dengan ceria ke arah Amelia, “uhh...ugh,” Amelia berusaha berbicara, jari sang pria masuk ke celah pengikat mulut Amelia dan menariknya,

“Phuaaaah....tolong ya, lain kali jangan ikat gue dengan kain bau itu,” ujar Amelia.

“Hehehe kekasih ku sudah bangun, apa kabar kekasih ku, sekarang kita bersama sama selamanya, kamu mencintai ku kan, pastinya karena kamu sudah menolong ku tadi hehehe,” ujar pria itu di depan Amelia.

“Ih...katanya mencintai ku, tapi kenapa banyak sepatu wanita dan pria di sana, lalu kenapa juga banyak tas tas dan pakaian berserakan, ga mau ah, kamu membohongi ku, jelas jelas cinta mu banyak,” ujar Amelia.

“Oh tidak cinta ku, kamu hanya seorang kekasih ku yang mencintai ku sepenuh hati, yang lainnya berbohong pada ku, mereka bilang mencintai ku padahal aku sudah mencintai mereka sepenuh hati, tapi pada akhirnya mereka mau pulang karena kemauan mereka tidak ku turuti dan mau meninggalkan ku, tapi aku tidak menginjinkan mereka pergi dan pada akhirnya mereka rusak tidak mau bergerak lagi, sebagai penghormatan aku mengembalikan mereka ke tanah di halaman belakang,” ujar sang pria.

“Hmm memang mereka minta apa ?” tanya Amelia.

“Mereka minta makan...minta minum...padahal aku sudah memberikan mereka kehangatan setiap malam, aku bersama mereka 24 jam dan tidur bersama mereka selama itu, seharusnya kan mereka bersyukur, pada akhirnya mereka ga bergerak lagi dan rusak,” jawab sang pria.

Tiba tiba dua buah tangan kecil melambai di depan Amelia, langsung saja Amelia melirik kedua pundaknya, Mei dan May yang nampak geram duduk di pundaknya dan pria itu tidak melihat keduanya. Pria itu berbalik dan mengambil sebuah pil di atas meja, kemudian dia berbalik kembali berjalan ke arah Amelia.

“Mei, May, kalian bisa menangkap barang kan ?” tanya Amelia.

Mei dan May mengangguk sambil tersenyum tanda mereka bisa melakukan nya, kemudian Amelia meminta mereka memasukkan tangan mereka ke dalam pipi kanan dan kirinya.

“Aaaaam...buka mulut kekasih ku,” ujar pria itu sambil memasukkan pil itu ke mulut Amelia.

Amelia membuka mulutnya, kemudian “ohok...ohok...keselek....air....air,” Amelia terlihat tersedak. Sang pria langsung terlihat panik dan dia berbalik berlari ke arah meja, sementara pria itu mengacak ngacak meja, Amelia membuka mulutnya, dua buah tangan kecil keluar dari mulut Amelia membawa kapsul,

“Jatuhkan ke dada ku, cepat,” ujar Amelia.

Kedua tangan kecil itu menjatuhkan kapsul tepat di belahan dada Amelia, kemudian Amelia bergoyang sedikit supaya kapsul masuk lebih ketengah dan tertelan di belahan dada nya. Setelah memastikan kapsul aman, Amelia kembali menoleh melihat Mei,

“Mei, minta tolong panggil kakak mu ya, dia pasti sudah di jalan sekarang, tolong tuntun dia kesini, tolong cepet ya, oh ya sekalian kasih tau kakak mu, bawa polisi kesini,” ujar Amelia berbisik.

Mei langsung berdiri dan wajahnya mendadak ceria seakan akan mengatakan “siap bos,” dia memberi hormat dan langsung melesat terbang keluar dari rumah.

“Aduh tidak ada air....aku keluar dulu ya kekasih ku, eh tapi nanti kamu lari...aduh gimana ya,” pria itu terlihat bingung sendiri dan berputar putar di depan Amelia.

Amelia tersenyum melihat pria itu nampak kebingungan, namun kalau pria itu menoleh, Amelia langsung menundukkan kepala dan memperlihatkan seakan akan dia pingsan karena tersedak, pria itu semakin panik,

“Hehe biasanya psikopat gangguan jiwa seperti ini otak nya bodoh, asal jangan di bikin marah, aman,” ujar Amelia dalam hati.

May yang tinggal sendirian melompat turun dan berdiri di paha Amelia sambil melipat tangan di dada seakan akan menjaga Amelia.

“Hehe makasih May,” ujar Amelia.

Tiba tiba pria itu menoleh melihat Amelia langsung saja Amelia menunduk kembali, dia berjalan perlahan mendekati Amelia, jarinya naik memegang kening Amelia dan mendongakkan kepalanya kemudian melepas jari nya, kepala Amelia langsung menunduk kembali ketika jarinya di lepas,

“Kenapa dia rusak....kamu tidak pura pura kan kekasih ku....jangan rusak kekasih ku....ah dia rusak....harus ku pisah pisahkan dahulu baru ku kubur...ah sayang sekali,” ujar sang pria bergumam dengan sedih.

“Hmm ? pisah pisahkan ? oh tidak....gue mau di mutilasi ? Tino....cepetan dateng,” ujar Amelia mulai ketakutan dan tanpa sengaja membuka mata.

“Oh ternyata kamu bohong kekasih ku,” ujar sang pria yang ternyata masih berdiri di depannya.

Tangan sang pria langsung menekan kedua pipi Amelia dan mendongakkan kepalanya, Amelia yang ketakutan membuka matanya, dia melihat wajah sang pria berada di dekat wajahnya, tapi ketika dia melirik ke bawah, terlihat May sedang bersusah payah mencoba melepaskan ikatan sebelah kakinya walau kadang tangannya menembus kursi dan kakinya, untuk mengulur waktu, Amelia berusaha tenang kemudian memaksakan diri berbicara walau pipinya di jepit,

“Hunggu, hamu hampan...hayang (tunggu, kamu tampan...sayang),” ujar Amelia.

“Kamu bicara apa kekasihku,” ujar sang pria melepaskan tangannya.

“Hehehe...kamu tampan ya sayang...obat apa itu barusan, ternyata bisa merubah pandangan ku pada mu ya ehehe,” ujar Amelia yang berpura pura mabuk dan berhalusinasi.

“Eh..benarkah...aku tampan....aduh...aku malu....baru pertama ini aku di bilang tampan, biasanya kekasih ku yang lain menangis dan meronta ronta,” ujar sang pria sambil memegang kedua pipinya dan tesenyum lebar sampai giginya yang jarang terlihat.

“Tes,” May berhasil melepaskan kakinya dan “buaak,” Amelia menendang sang pria di depannya tepat di selangkangan nya, “uoooh,” sang pria langsung terjatuh dan memegang selangkangannya sambil bersujud. Amelia langsung berdiri menggunakan sebelah kakinya dan melompat menghantamkan kursi ke lantai, “bruaak,” kursi kayu yang sudah tua itu hancur, setelah ikatannya terlepas, Amelia berdiri, “aaah,” kakinya terasa sakit, dia melihat kakinya sedikit bengkak di bagian mata kaki dan betisnya tergores panjang, walau begitu dia tetap memaksakan lari bersama May yang melayang kemudian duduk di pundaknya.

Setelah keluar dari rumah, Amelia merogoh belahan dadanya dan mengabil kapsul yang terselip di belahan dadanya. Dia tersenyum dan berlari tertatih tatih menuju ke jalan raya, “tunggu,” terdengar teriakan di belakang, Amelia menoleh melihat pria itu berlari mengejarnya sambil memegang selangkangan nya dan membawa gergaji. Amelia memaksakan diri berlari walau kakinya terasa sangat sakit.

“Tinooooo cepat datang,” teriak Amelia di dalam hati.

1
Delita bae
salam kenal 👋jika berkenan mampir juga😇🙏
Delita bae: wih hebat lanjut🤣🤣
DEE GUNZ: yang kristal lumayan seru dan ngeselin, belom belom udah baca 5 ch hehe
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!