Apa jadi nya, jika hidup mu yang datar dan membosankan tiba-tiba berubah berwarna. Semua itu, karena kehadiran orang baru.
Alin yang sudah lama di tinggal Mama nya sedari kecil, menjadi anak yang murung dan pendiam. Hingga tiba suatu hari, sang Papa membawa Ibu Tiri untuk nya.
Bagaimana kah sikap Ibu Tiri, yang selalu di anggap kejam oleh orang-orang?
Akan kah Alin setuju memiliki Mama baru?
Jawaban nya ada di novel ini.
Selamat membaca... 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Dor..
Tembakan Aisyah mengenai tangan Bonita yang akan melu-kai Alin. Saat Bonita lengah, Alin menginjak kaki nya dan bersembunyi kembali di dalam ruangan yang tadi.
Tidak ada yang bisa masuk ke ruangan tersebut. Ruangan itu anti peluru. Dan jika orang yang ada di dalam membuka nya, baru lah pintu ruang rahasia itu terbuka.
Beberapa agen yang datang bersama Bonita, dengan cepat di habisi oleh Aisyah. Alin bahkan tidak mengira, jika Bunda nya bisa bergerak secepat itu.
Kini, tinggal lah Aisyah dan Bonita berdua. Aisyah masih berdiri dengan kokoh. Berbeda dengan Bonita yang tangan nya terluka.
Mereka saling menatap satu sama lain. Seandainya saat itu Aisyah belum mengingat kembali masa lalu nya, mungkin ia akan berbagi semua informasi tentang diri nya.
Pantas saja Bonita tidak pernah benar-benar mencari tahu tentang masa lalu Aisyah.
Ia berada di sekitar Aisyah, untuk menjadi mata-mata dan menyelidiki kehidupan nya. Aisyah bagaikan orang bodoh di mata nya.
"Apakah selama ini, aku seperti badut bagi mu?"
Hahahaha
Bukan nya menjawab, Bonita hanya tertawa. Ia tertawa sampai mengeluarkan air mata nya. Ia bahkan menatap Aisyah dengan pandangan remeh.
"Apa kau tahu, dari dulu bahkan sampai kau kehilangan ingatan, kau selalu lebih unggul dari ku. Aku benci, saat kau lebih baik segala nya. Dan yang paling aku benci, saat Pria yang aku cintai, malah menyukai mu."
"Lalu, apakah itu salah ku? Jika mereka menyukai ku? Kau sakit."
"Kau memang tidak salah dalam hal itu. Yang membuat aku paling membenci mu, karena kau membuat Pria itu bu-nuh diri saat kau menikah. Jika kau tidak menyukai nya, mengapa kau tidak menolak nya? Mengapa kau masih memberi nya harapan dengan kata-kata palsu mu!"
" Apa maksud mu? Aku tidak mengerti. Siapa Pria yang menyukai ku? "
" Jangan pura-pura bodoh. Apa kau tidak ingat, Pria yang selalu memberi perhatian pada mu. Dari dulu, kita selalu bersama-sama bertiga. Aku benci saat ia berkata lebih menyukai mu. "
"Apa karena hal itu, kau selalu menggagalkan misi ku?"
"Benar. Aku sangat senang saat kau tidak bisa bekerja dan hanya melamun. Aku pikir, Pria itu akan berubah mencintai ku, saat kau sudah tidak berguna lagi. Tapi nyata nya, dia malah menjadi perhatian."
"Kau benar-benar sakit, B."
"Aku tidak peduli dengan ocehan mu. Kau tahu A, aku sangat menikmati saat kau dan Suami mu di sik-sa. Dan juga, anak mu!"
"Apa mereka juga membu-nuh anak ku?"
"Seperti nya. Mungkin saja daging nya sudah di jadikan santapan para petinggi di organisasi kita."
Bug..
Bug..
Bug..
Aisyah menonjok wajah Bonita hingga wanita itu terhuyung ke belakang. Cairan berwarna merah segar keluar dari kedua lubang hidung nya.
Bonita berusaha melawan dengan menendang Aisyah. Tapi sayang, gerakan nya lebih dulu diketahui oleh Aisyah.
Aisyah langsung menangkap kaki Bonita dan mematahkan nya dengan sekali pukulan.
Agh....
Kali ini, giliran Aisyah yang menendang Bonita hingga wanita itu membentur dinding. Bukan itu saja, Aisyah yang kesal juga menu-suk tangan dan kaki Bonita hingga wanita itu tidak bisa berkutik lagi.
Bonita kini berada dalam keadaan lemah dan tak berdaya.
"Bu-nuh saja aku. Apalagi yang kau tunggu!"
"Sebagai teman lama, aku akan membiarkan mu, B. Walau bagaimanapun, dulu dan sekarang, kau masih lah teman ku."
"Harus nya kau tidak mempercayai siapapun."
Alin keluar dari dalam ruangan tersebut, saat semua telah aman. Ia melihat ruangan yang tadi nya nyaman untuk tidur siang, kini sudah di penuhi dengan banyak da-rah.
Bahkan cat kamar yang berwarna soft Pink dengan paduan wallpaper berwarna senada, sudah digantikan dengan warna merah da-rah.
Beberapa orang tergeletak tanpa nyawa. Aisyah tidak pernah membiarkan lawan nya hidup setiap kali ia berhadapan dengan mereka.
"A, harus nya kau tidak mempercayai siapapun." Ucap Bonita sambil menembakkan sebuah peluru ke arah Alin.
Aisyah pun bergerak reflek dan menggo-rok leher Bonita dengan penuh kemarahan.
"Alin,, sadar nak. Kita kerumah sakit sekarang."
"Bunda,"
"Iya sayang. Jangan banyak bicara dulu." Ucap Aisyah sambil berlari membawa Alin kerumah sakit.
"Alin sayang Bunda. Kalau Alin terlahir kembali, Alin punya permintaan."
"Sayang, Bunda mohon jangan bicara yang aneh-aneh. Bunda hanya mau Alin."
"Bunda, Alin mau jadi anak kandung Bunda. Alin nggak mau jadi anak Tiri Bunda. Alin berdoa, supaya Alin terlahir dari rahim Bunda. Bukan wanita yang membenci Alin. Alin,, Alin,,"
"Alin,, sabar nak. Bunda akan bawa Alin."
Aisyah berlari sekuat tenaga untuk keluar dari butik Calista yang lumayan luas itu. Beberapa agen yang tersisa terlihat ingin menghadang nya. Namun, Aisyah langsung menem-bak mereka dengan cepat.
Sepeda motor terparkir di depan butik. Suara sirine polisi pun terdengar masih jauh. Aisyah langsung pergi dari butik itu dengan cepat.
Ia berkendara dengan sebelah tangan nya. Di tangan nya yang lain, ada Alin yang duduk di pangkuan nya. Orang-orang menatap Aisyah takjub.
Ada juga yang merasa aneh karena tubuh Aisyah di penuhi dengan banyak da-rah. Ia mendekap Alin dengan sebelah tangan nya agar Alin tidak terjatuh.
Aisyah benar-benar gila dalam berkendara. Tidak ada yang tidak bisa ia salip. Ia sudah tidak peduli apapun lagi. Nyawa Alin harus segera di selamatkan.
"Tolong anak ku."
"Al,, mengapa kau penuh dengan.."
"Tidak ada waktu untuk menjelaskan. Tolong anak ku. Tolong Alin."
"Kau tenang lah. Alin sudah di tangani di dalam. Apa yang terjadi pada mu?"
Tubuh Aisyah masih bergetar hebat. Bukan karena ia telah menghabisi seluruh pasukan khusus. Melainkan ia takut kehilangan Alin.
Ia bahkan tidak bisa bicara dan melakukan apapun untuk saat ini. Ia menjadi orang bodoh yang tak berdaya.
" Al, tolong tenang lah. Alin pasti baik-baik saja."
"Apa kau tidak masuk ke dalam dan menolong mereka? Untuk apa kau menemani ku di sini. Masuk lah dan bantu selamatkan anak ku!"
Pintu terbuka. Seorang suster keluar dan bertanya tentang Alin. Alin kehilangan banyak sarah dan harus melakukan transfusi.
"Apa golongan darah nya? Biar aku cari."
"Maaf, kami tidak mengerti. Anak itu, memiliki golongan darah yang aneh."
"Apa maksud mu aneh? Dia itu anak manusia."
"Golongan darah nya tidak terdeteksi di sistem kami."
"Kau, cepat periksa anak ku. Mereka tidak akan mengerti. Bukan kah sudah aku katakan untuk menolong nya?"
"Baik Al. Biar aku lihat anak mu."
Dokter kenalan Aisyah pun memeriksa Alin dengan alat milik nya.
"Al, apa kamu yakin dia anak normal?"
"Apa maksud mu?"
"Golongan darah nya Xx. Dia salah satu anak yang berasal dari laboratorium." Ucap Dokter itu sambil berbisik.
"Tidak mungkin."
ada juga part lawaknya...
kweni...
kau memang anak pintar Alva...
bukan gerahnya.
aku harap Alin adalah yg asli
bermakna ada wanita lain ka?....