🥇Juara 1 YAAW Periode 2 2024 Genre Pria
🏅Juara Tema Kreatif 'Harem'
Elang menjadi pemuas nafsu para wanita dewasa semenjak SMA. Ia terpaksa melakukan itu demi bertahan di kehidupan ibu kota yang keras. Sampai suatu hari Elang mendapat pelanggan yang membuatnya terjebak dalam masalah besar.
Takdir membawa Elang harus menjadi guru les privat putri dari salah satu pelanggannya. Terlebih putri pelanggannya itu adalah sahabat kekasihnya Elang. Parahnya ketiga perempuan itu sama-sama jatuh cinta pada Elang.
Inilah cerita Elang. Petualangannya dalam menghadapi banyak wanita di hidupnya. Bagaimana kelanjutannya? Apa Elang membiarkan banyak wanita berlabuh di hatinya? Atau dia memilih melabuhkan hatinya hanya untuk satu orang saja.
*Genre : Harem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33 - Pisau
Elang perlahan melepas pegangan Angela. "Aku rasa sudah cukup. Aku harus menyimpan tenagaku untuk besok," tolaknya. Dara adalah yang utama baginya.
Elang kembali mencoba berpakaian. Namun tiba-tiba sebuah pisau di arahkan ke lehernya.
"Aku akan menggorok lehermu kalau kau menolak!" ancam Angela.
"Kenapa tiba-tiba pakai pisau begini? Kau tidak bi--"
"Telentang!" potong Angela tegas.
Elang yang takut, terpaksa menuruti keinginan Angela. Dia lantas kembali telentang ke ranjang.
"Mulai sekarang, aku ingin kau melayaniku kapan pun aku mau. Masalah uang, kau tidak perlu cemas. Tapi kalau kau menolak, maka pertumpahan darah akan terjadi!" ujar Angela.
"Ba-baiklah. Tapi bisakah kau singkirkan pisau tajam ini dari leherku?" tanggap Elang.
Angela tersenyum miring. "Buka celanamu dulu!" perintahnya.
Elang kembali menurut. Dia lepas celananya lagi.
Angela beraksi. Ia mulai mencumbu Elang. Meskipun begitu, pisau masih di arahkannya ke leher pemuda itu.
'Wanita ini benar-benar gila. Aku harus lakukan sesuatu,' batin Elang dalam hati. Dia segera memegangi tangan Angela. Berusaha melepas pisau dari tangan perempuan itu.
Akan tetapi Angela sigap melakukan pertahanan dengan baik. Posisi Elang otomatis semakin terancam.
"Jangan coba-coba melawanku! Kau tidak tahu seberapa banyak bela diri yang aku kuasai," tukas Angela. "Sekarang sebaiknya kita lakukan ronde kedua. Bangunkan juniormu itu!" lanjutnya.
"Bagaimana dia bisa bangun? Pisau ini membuatku takut," sahut Elang.
Angela memutar bola mata jengah. Dia akhirnya menjauhkan pisau dari leher Elang. Membiarkan lelaki itu mencumbunya.
Pemanasan untuk ronde kedua dimulai. Namun yang membuat Elang risih, Angela terus memegang pisau di tangannya. Alhasil Elang tak punya pilihan selain menurut.
'Sebaiknya aku cepat-cepat menyelesaikan semua ini,' batin Elang. Dia masih dalam posisi telentang. Membiarkan Angela bermain di atas badannya.
Perlahan Angela kembali mengarahkan pisau ke leher Elang. Sambil melakukannya, dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Erangan perempuan tersebut kembali terdengar.
Sementara Elang, mengerang nikmat sambil merasakan cemas. Siapa yang tidak cemas saat sebilah pisau tajam ditenggerkan ke leher?
Setelah merasa saling terpuaskan, Angela mengakhiri semuanya. Dia yang sejak tadi hanya mendongak ke atas karena keenakan, tak sadar kalau pisaunya membuat leher Elang terluka.
Elang sendiri tampak sibuk mengontrol nafas. Sepertinya dia masih tak sadar dengan luka di lehernya.
"Maafkan aku, El. Aku tak bermaksud membuatmu terluka begini," ungkap Angela sembari berpindah posisi ke sebelah Elang.
"Apa?! Terluka?!" Mata Elang membulat. Dia langsung memastikan dengan menyentuh lehernya. Benar saja, ada darah di sana.
"Sial! Apa kau membunuhku?!" timpal Elang yang ketakutan. Dia sentuh seluruh lingkar lehernya dengan baik. Takutnya, lehernya itu sudah putus dari kepala.
"Ya ampun. Kau lebay sekali! Itu hanya luka kecil," ujar Angela santai.
Elang tak menjawab apapun. Dia mengambil celana, lalu berlari cepat masuk ke kamar mandi.
Menyaksikan Elang lari terbirit-birit, Angela tertawa terbahak-bahak.
Di kamar mandi, Elang langsung bercermin. Dia segera membersihkan luka di lehernya.
"Dasar wanita gila! Aku nggak bakalan lagi tidur sama dia. Nyesel tadi aku sudah bikin dia bergairah! Malah ketiban sial!" gerutu Elang yang terus memoles lehernya dengan air.
Setelah membersihkan diri sejenak, Elang keluar dari kamar mandi.
"Aku akan pu... lang..." ucapan Elang terpotong. Sebab dia melihat Angela sudah tak ada. Koper perempuan itu juga telah hilang.
Ponsel Elang tiba-tiba berdering. Dia bergegas mengangkat panggilan telepon dari nomor tak dikenal.
"Ini aku, Angela. Simpan nomorku. Emas batanganmu ada di meja," kata Angela.
Elang langsung memeriksa ke meja. Benar saja, ada satu emas batangan di sana.
"Oh iya, mulai sekarang. Aku akan mendatangimu kapan saja. Dan kalau aku datang, kau harus melayaniku," tegas Angela.
"Tapi--" Elang tak sempat bicara karena panggilan telepon dimatikan begitu saja.